5

243 28 4
                                    

*. : 。✿ * ゚ * .: 。 ✿ * ゚  * . : 。 ✿ *

.04. Mei. 4xxx

Biilaicca sudah siap dengan seragam PKL nya, karena sudah di tentukan maka mereka akan langsung kelokasi bukan ke sekolah lagi untuk berkumpul dan kemudian berangkat bersama.

Gadis itu menghela napas kala melihat ketiga Kakaknya turut hadir di dalam mobil untuk mengantarkan langsung si bungsu melakukan tugas lapangannya.

Menatap melas pada Papi yang duduk di bangku kemudi. "Papi tidak bisa berbuat apa-apa," ucap Papi yang angkat tangan melihat ketiga Kakak Biilaicca yang begitu over pada si bungsu.

Biilaicca langsung berlari masuk, mengadu pada Maminya. "Mami~!" ucap Biilaicca yang berlari.

Sementara ketiga Kakak Biilaicca hanya mengedikkan kedua bahu acuh tak acuh. Tak jauh berbeda dengan Papi, yang memasang wajah puasnya karena ketiga putra ikut serta.

Padahal beberapa harinya yang lalu sebelum penentuan lokasi PKL, Jarvis sudah mengajukan nama Biilaicca untuk beralokasi di perusahaannya, namun begitu sudah di tetapkan itu berubah. Membuat Papi Biilaicca itu sangat kesal dan tak melarang ketiga Kakak Biilaicca untuk ikut.

Niat awal ia akan melarang ketiga anak laki-lakinya ikut jika Biilaicca sudah jatuh tempo, namun rencana tetaplah rencana, semua menjadi angan-angan yang semu.

Biilaicca keluar dengan membawa tameng terkuatnya, terlihat wajah puas si bungsu kala berhasil menyeret Maminya.

"Kalian ini, kenapa sudah berulah pagi sekali?! Ini dedenya mau sekolah, PKLnya itu harus tiba jam 07.00. Liat sekarang sudah jam berapa?" ucap Mami.

"Salahnya sendiri kelamaan dandan," ucap Jigme.

"Tau, sekolah ya sekolah. Tidak perlu bergaya, bukan artis juga yang memiliki banyak paparazi," tambah Syazwan.

"Mami.." rengek Biilaicca.

"Masuk, saja. Tidak mau semkin terlambatkan?" ucap Matteo.

"Mau di gendong?" ucap serempak ketiga Kakak Biilaicca. Membuat si bungsu melotot tak setuju.

Namun gebrakan pintu tertutup mengalihkan fokus mereka, bagaimana tidak Papi secara cepat turun dan mengangkat tubuh Biilaicca masuk kedalam mobil.

Perbuatan itu di lakukan dengan lancar, apalagi Biilaicca belum sempat bereaksi apapun, dirinya tau tau sudah duduk di samping kemudi dan sudah memasang sabuk pengaman.

Mami tersenyum melihat orang terkasihnya yang bersikap manis seperti ini di hadapannya.

"Hati-hati dijalan ya kalian.." ucap tulus Mami.

Sementara Biilaicca menatap melas Maminya meminta pertolongan. Sampai mobil hitam tersebut berlalu.

Biilaicca baru bernapas lega kala ia sudah berpisah dari Papi dan ketiga Kakaknya. Dengan memejamkan matanya lelah, ia berjalan mantap melewati lobi dan berdiri di depan mesin kotak berukuran besar, lift.

Begitu lift yang akan tertutup membuat langkah Biilaicca semakin cepat ingin masuk, namun segera terhenti kala melihat tiga pria tampan berada di dalam lift tersebut, melirik bagian kirinya, dua dari lift karyawan sudah terisi penuh.

"Bodoh! Kenapa aku sampai berdiri di lift khusus VIP CEO sih! Sialnya.." batin Biilaicca.

Ia berdiri kaku melihat ketiga pria di depannya.

Sosok pria tinggi berwajah dingin dan datar tersebut, Theodore sebagai centernya, disisi kanannya ada Yance dan di bagian kirinya ada Samuel.

Dengan tersenyum canggung Biilaicca tampilkan seraya membungkukkan badannya 40° kepada mereka.

Theodore hanya diam tak menunjukkan ekpresi atau gerakan apapun, Yance menaikan satu alisnya menatap Biilaicca, sementara Samuel hanya mengangguk kecil sebagai respon.

Biilaicca yang ingin undur diri segera di dorong Stefanie yang datang terlambat, membuat Biilaicca terkejut dan tubuhnya tertabrak tubuh Theodore, Biilaicca semakin menegang kala telapak tangan besar dan hangat tersebut menyentuh punggung bawahnya.

Sementara Stefanie dan Yance saling melirik takut, sebab merutuki kecerobohan Stefanie yang tak sengaja mendorong Biilaicca untuk masuk lift.

Segera Biilaicca meminta maaf, dan menghadap ke depan, disisinya ada Stefanie. Samuel melirik kedua pria dan gadis di depannya curiga.

Dari dua gadis tersebut manakah kekasih Yance? Dan kenapa dengan Theodore si dingin yang menampilkan sedikit senyumnya sedetik yang lalu. Pikir Samuel.















જ⁀➴Tubee

𝐋𝐚𝐬𝐭 𝐂𝐡𝐚𝐧𝐜𝐞 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang