4

231 25 0
                                    

*. : 。✿ * ゚ * .: 。 ✿ * ゚  * . : 。 ✿ *

22. April. 4xxx.

Karena kejadian bohong Biilaicca beberapa hari yang lalu, ia menjalani hukuman untuk tetap diam di rumah padahal ia sudah membuat janji bersama Papi dan Maminya untuk pergi bersama ke rumah Kakek dan Neneknya, namun segera terhapuskan kala ia kedapatan Jigme.

Disinilah ia sekarang, di rumah terjebak dengan ketiga kakaknya di ruang bersantai.

Biilaicca mengerucutkan bibirnya, duduk di sofa single dengan memainkan ponselnya, sementara Kakak sulungnya duduk di sofa panjang dengan berbaring memainkan ponsel. Ada Jigme dan Syazwan yang sama-sama duduk di kursi sebrang Matteo.

Syazwan yang duduk tegak bermain ponsel, sementara Jigme yang makan sereal di mangkuk sembari menatap layar televisi yang sedang menayangkan siaran travel.

"Benar-benar menyebalkan! Bibi tidak suka terjebak disini! Aaargh!!"  batin Biilaicca.

Ketiga Kakak Biilaicca sebenarnya beberapa kali melirik si bungsu, mereka tau adiknya itu sangat bosan namun mereka memilih diam.

Biilaicca menatap ketiga Kakaknya yang sedang fokus dengan aktivitas masing-masing, seketika ide jahil tercipta di otak Biilaicca yang masih begitu bebas. Dalam hatinya begitu tertawa jahat.

Deringan ponsel terdengar di ruangan, ketiga Kakak Biilaicca mendengar deringan tersebut hanya saja mereka masih pada kesibukannya.

"Halo, Sayang.." fokus ketiga Kakak Biilaicca terarah pada Biilaicca, ketiganya dengan kompak menatap dengan alis mengerut.

"Kamu dimana, aku sudah di depan rumah." ucap suara pria dari sebrang, terdengar jelas oleh ketiga dominan tersebut karena menggunakan pengeras suara.

"Siapa itu?" ucap Jigme, yang baru akan menyuapkan serealnya ke mulut, namun tertahan karena suara pria dari ponsel si bungsu.

Matteo menatap Syazwan, melalui tatapan pun mereka sudah saling paham. Syazwan bangun dari duduknya berdiri di depan Biilaicca merebut ponsel adiknya itu dengan cepat.

"Tidak—" ucap Biilaicca

"Oow.. Reels.." ucap Syazwan yang melihat layar ponsel Biilaicca.

Sementara Biilaicca sudah tertawa pelan, melihat ketiga Kakaknya. Yang dimana Jigme dan Matteo sudah berdiri di belakang Syazwan.

"Shit!" gumam Jigme, sementara Matteo tersenyum kecil karena lega.

Syazwan mengembalikan ponsel Biilaicca, dan kembali duduk begitu juga dengan Matteo dan Jigme.

"Protektif sekali sih Kakak.." ucap pelan Biilaicca, kembali ketiga pria itu menengok menatap Biilaicca.

"Haha.. I love you~..?" ucap Biilaicca yang langsung di buang mukai oleh ketiga Kakaknya.

"Oh! Kakak, Bibi Minggu depan akan PKL di perusahaan, Kavindra!" ucap Biilaicca yang teringat jadwalnya.

Namun hanya keheningan yang terjadi. Biilaicca mendengus melihat ketiga Kakaknya yang seakan mengabaikannya.

"Dasar!" gumam Biilaicca.

—♡—

Mobil laborgini merah tersebut berhenti di persimpangan, kala satu mobil hitam sengaja berhenti di depannya, menghalangi jalannya untuk sementara.

Di dalam mobil, Yance beserta istrinya Stefanie saling memandang kala melihat tiga mobil hitam lewat dan terakhir mobil yang sengaja berhenti tersebut ikut menyusul rombongannya.

"Mobil Ayah, Theo." ucap Yance yang menjalankan kembali mobilnya.

"Sudah datang?" balas Stefanie.

"Menurut Kak Yance, Paman Taga kembali untuk apa?" lanjut penasaran Stefanie.

"Ada proyek baru yang sedang di kerjakan perusahaan Kavindra, mungkin saja ia datang ingin meninjau langsung pekerjaan tersebut" ucap Yance.

"Pulang nanti aku tidak bisa jemput, ada jadwal meeting di luar kota." lanjut Yance, Stefanie mengangguk tidak masalah.

Yance menatap Stefanie yang baik-baik saja.
"Aku akan pergi?" ucap Yance.

Stefanie mengangguk.

"Dengar, ke luar kota.." ucap Yance.

"Iya aku tau," balas Stefanie.

"Cih!" gumam Yance.

"Kakak nginap emangnya?" tanya Stefanie.

"Tidak," balas Yance.

"Yasudah," ucap Stefanie.

Mendengar perkataan santai Stefanie membuat hati Yance merasa kesal, dengan sengaja ia menambah kecepatan mobilnya membuat Stefanie memegang tangannya yang terbebas, Yance hanya menggunakan satu tangannya dalam menyetir.

"KAKAK! NGAPAIN NGEBUT!?"

"BIAR CEPET!" balas Yance.

"KAKAK ANEH! GILA!" ucap Stefanie yang semakin mengeratkan pegangannya. Sementara Yance menampilkan smirknya.













જ⁀➴Tubee

𝐋𝐚𝐬𝐭 𝐂𝐡𝐚𝐧𝐜𝐞 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang