Tiga.

697 102 7
                                    

Hari ini Aksa sudah siap ingin pergi menuju gramedia, ingin mencari referensi mengenai skripsi yang tengah ia garap.. mungkin juga sedikit healing menuju deretan novel romansa yang sekiranya menarik di mata.

Kembali periksa penampilannya di cermin besar seukuran tinggi dirinya, dirasa sudah pas, Aksa keluarkan handphone miliknya untuk berfoto, bukan iseng atau mau mirror selfie seperti yang lainnya, ia hanya ingin kabarkan pada sang kekasih bahwa dirinya akan pergi hari ini.

Beberapa menit Aksa menunggu, di menit ke-enam Aksa menyerah, ia kembali masukan handphonenya kedalam tas, berharap pada hal yang sudah tahu tidak akan mendapatkan jawaban adalah hal yang sia-sia juga menyesakkan dada.

Tapi bodohnya, Aksa tetep melakukannya.

---

---

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

---

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

---

Ya, Aksa di paksa untuk bisa, 2 tahun kurang ini bukanlah waktu yang sedikit mengingat bagaimana Air sudah mengubah hidupnya, tapi sebentarnya waktu yang Air berikan untuk buat Aksa kembali pada dirinya yang dulu juga tak kalah besar dampaknya.

Hanya saja, bayang-bayang dimana dulu Air yang selalu menemani juga mendampingi dirinya terus terbayang di kepala, berputar bak kaset rusak yang ingin sekali Aksa buang tapi begitu menyayanginya.

'Aku mau pergi ke toko buku sejarah.'

Maka setiap kali Air tahu bahwa Aksa akan pergi, pemuda itu akan bertanya lebih dulu dengan siapa Aksa pergi, jika ada yang menemai Air biarkan Aksa pergi, tapi jika sendiri Air dengan cepat menawarkan diri, tak perduli dengan kata 'aku gapapa sendiri' maka Air akan tegas menjawab, 'selagi aku bisa kenapa harus sendiri? aku temenin!' Begitu katanya.

Dan Aksa jadi paham akan makna dari kata-kata yang Air ucapkan.

Selagi bisa, karena saat ini Aksa berada pada fase Air tidak bisa menemaninya, bahkan hanya sekedar membalas pesannya saja Air juga tak bisa.

Maka disinilah Aksa berada, salah satu Gramedia terbesar di kotanya, buku-bukunya lebih lengkap dari beberapa Gramedia yang tersedia. Setelah mencari referensi, seperti apa yang sudah Aksa katakan bahwa ia pasti akan tertarik pada rak-rak di mana Novel berada, mencari-cari salah satu buku yang menurutnya menarik dibaca.

[END] Mati-matian | Markhyuck Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang