Empat.

743 93 9
                                    

Aksa jelas tahu kalau malam ini Air tidak akan bisa menemaninya, oleh karena itu disini, di tempat penjual sate Taichan yang ia idam-idamkan ia duduk bersama dengan Raiden yang untungnya mau direpotkan oleh Aksa sendiri.. ya meskipun agak di bujuk rayu sedikit sih.

"Enak banget! Dagingnya empuk! Bakal jadi langganan gue sih kayaknya." Raiden geleng-gelengkan kepalanya, sedang Aksa hanya diam sambil nikmati sate yang harusnya bisa ia makan dengan kekasih yang duduk di sampingnya.

Tapi dengan Raidan juga tak masalah, Aksa sudah sangat bersyukur kok!

"Cepet sujud di kaki gue karena udah bawa lo kesini." Sombong Aksa, wajahnya songong sekali, dan Raiden menanggapi candaan itu dengan senang hati.

Ia tangkup kedua tangannya, lalu sedikit membungkuk, "Terimakasih banyak paduka raja."

Keduanya lalu sontak tertawa, wajar kalau mereka ini bisa jadi teman akrab, saling mengerti dan satu frekuensi.

Menit berikutnya mereka asik menikmati Sate Taichan yang mereka pesan, nikmati juga dengan pemandangan lalu lintas yang tak juga padat di hadapan mereka.

"Airlangga bukan sih?"

Aksa tak menjawab, matanya masih terpaku pada motor yang begitu ia hapal baru saja melintas di depan mereka.

Benar.. Benar itu Airlangga—dengan seseorang yang beberapa minggu ini selalu Raiden jumpai baik itu di kedai, mall bahkan dimanapun Raiden berada.

Aksa menunduk, lebih memilih tatapi Sate Taichan miliknya yang lebih menarik daripada apapun itu untuk saat ini.

"Sama siapa tuh? Sepepu? Temen? Saudara jauh? Atau selingkuhannya?" Sarkas Raiden pada Aksa, padahal semalam Raiden sudah tahu bahwa Air memang bersama seseorang yang masih kemungkinan adalah selingkuhan Air sendiri.

"Gak tau deh, gak usah di bahas, Rai." Mood Aksa mendadak jadi hilang seketika.

"Gue kan udah bilang dari dulu, jangan sama dia, yang pertama karena dia bukan tipe lo.. berondong, yang kedua dia terkenal play boy." Raiden mendengus, kesal karena ujungnya sahabatnya sendiri yang dapat rasa sakitnya.

Aksa bisa apa dalam menanggapinya?

Tidak ada, karena dia memang sudah salah.

"Lo lebih percaya sama Navarro, daripada temen lama lo sih."

"Iya maaf, udah lah jangan di bahas."

Raiden terkekeh, "iyalah gak mau di bahas, lo bego soalnya."

Aksa memberut karena memang begitulah kenyataanya.

---

---

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[END] Mati-matian | Markhyuck Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang