9

471 78 3
                                    

4 hari lagi menuju tanggal pernikahan namun rupanya kedua calon mempelai masih saja berkuliah dan seperti tidak ada niat mengambil cuti seperti Lilianne ini contohnya. Calon dokter tersebut saat ini sedang jalan di lorong fakultas teknik dengan ditemani sahabatnya yang mengambil jurusan Farmasi, Rachel.

Lilianne dan Rachel pergi ke fakultas teknik bukan untuk menebar pesona atau apapun itu yang berkonotasi negatif, Lilianne hanya ingin mengantarkan beberapa pesanan mahasiswa yang ada di fakultas teknik tersebut. Pesanan apa? Jadi, Lilianne itu suka sekali berjualan makanan buatannya sendiri. Salah satu anak kedokteran tersebut memang hobi memasak apalagi membuat kue, namun tidak tertarik masuk ke jurusan tata boga. Tahu kan kalau Lilianne ini lebih tertarik menjadi designer namun malah keterima di jurusan kedokteran?

Fyi, jam kuliah keduanya belum dimulai, masih ada sekitar 45 menit lagi sebelum mulai. Lilianne dan Rachel mengambil jam kuliah yang sama walaupun berbeda jurusan.

"Ada berapa pesanan hari ini?"

Lilianne berpikir sebentar.
"18 pesanan."

Rachel mengangguk sambil merasa takjub. Semakin hari pesanan makanan di Lilianne semakin banyak. Rachel mengakui Lilianne pantas mendapatkan pelanggan yang banyak karena semua masakan buatan Lilianne itu sangat enak.

"Gue-"baru berucap satu kata namun seseorang berhasil memotong ucapannya. Rachel mendengus kecil.

"Anne?"sapa Julian menatap bingung pada Lilianne yang berada di depan kelas Lucky.

"Kak Lian?"

"Lo ngapain di depan kelas elektro? Udah selesai kelas?

Lilianne tersenyum dan mengangkat sedikit paperbag berisi lunch box untuk menunjukannya pada Julian.

"Mau nganterin ini. Ada beberapa pesanan anak teknik soalnya, dan aku belum mulai kelas."

"Kenapa gak ngomong ke gua? Gua bisa bantu lo untuk anter, fakultas kedokteran ke teknik lumayan jauh loh Anne."

Rachel yang berada di antara keduanya itu sedikit memundurkan tubuh dan berpindah ke sisi lain Lilianne dan menjadikan Lilianne kini yang berdiri di tengah.

"Aku mana tahu kalo kak Lian juga ada mapel hari ini. Aku kira kak Lian libur."

"Gua kan udah ngechat lo semalem nawarin berangkat bareng yang itu artinya gua ada kelas hari ini, tapi Lo bilang mau bawa mobil aja. Gua juga gak tahu kalo Lo jualan beginian."

"Maaf, aku gak tahu."

Julian mengangguk. Gak masalah kok, tapi kenapa Lilianne harus minta maaf?

"Gak perlu minta maaf, ini bukan kesalahan."ucap Julian sambil mengelus tiga kali kepala Lilianne layaknya Lilianne seekor kucing menggemaskan.

"Sorry ya kalo lama, dosennya kebanyakan ngomong tadi."ucap salah satu orang yang memesan makanan pada Lilianne. Tidak hanya Lilianne yang menoleh, Rachel dan Julian juga ikut menoleh ke orang tersebut.

"Oh iya gak pa-pa Nifta, santai aja kok, aku juga jam kuliahnya masih lama lagian."

"Iya bener, thanks ya Li. Jadi Rp. 50.000 (lima puluh ribu rupiah) kan ya ini dua?"

Lilianne menerima uangnya dan memberikan satu paperbag berisi dua lunch box milik Nifta si mahasiswi teknik elektro tersebut.

"Iyup! Semoga suka ya Nifta."

"Pasti sih, masakan Lo selalu enak."Ucap Nifta sebelum setelahnya pergi dari sana setelah menyelesaikan transaksi jual beli dengan Lilianne.

"Nganter punya dia doang?"tanya Julian pada Lilianne.

Lilianne menoleh ke arah Rachel yang ternyata sedang tersenyum meledek dirinya. Menyebalkan kelihatannya.

"Masih ada yang lain, sisa 3 lagi punya anak sipil angkatan 21."

"Sini biar gua aja yang ngasih, Lo sama temen Lo balik aja ke kelas kalian."

"Gak deh, nanti ngerepotin. Ini biarin aja aku yang anter, kan tanggungjawab aku."

"Gua cuma mau bantu, nanti Lo telat-"

"Jul, ngapain Lo?"ucap Lucky langsung merangkul Julian yang mendengus kesal karena ucapan tiba-tibanya Lucky barusan.

"Yaudah kak, aku duluan ya. Bye kak Lian."

Julian menatap kepergian Lilianne dari sana yang mulai menjauh sambil bergandengan tangan dengan Rachel, yang Julian tidak tahu siapa nama teman Lilianne itu.

Julian berdecak seraya melepaskan rangkulan Lucky dari bahunya.

"Ayo cabut."ucap Julian sambil berjalan lebih dulu meninggalkan Lucky yang tercengang sebelum setelahnya sadar dan langsung mengejar Julian dengan cepat.

~~~~~

"Gue masih kaget jujur tahu Lo mau nikah sama kak Julian. Isn't that true?"ucap Rachel setelah kedua perempuan itu selesai mengantarkan semua pesanan pada pemiliknya.

"Iya beneran, kan udah sebar undangan juga."

"Iya sih, tapi tetep aja kaget. Lo tuh gak pernah deket ataupun kenal sama kak Julian, tapi tiba-tiba gue udah dapet undangan pernikahan kalian aja. Terus kak Kevin gimana? Lo kan deketnya sama dia?"

"Begitu deh."

"Begitu gimana?"

"Did you know that my parents don't like Kak Kevin?"

Rachel hanya mengangguk sebagai tanggapan.

"Karena itu juga mereka jodohin gue sama kak Lian. Dan ya, gue udah jelasin juga tentang semua ini ke kak Kevin."

"Perasaan Lo gimana? Lo udah suka sama kak Julian?"

Lilianne menggelengkan kepalanya.
"Belum. Lo tahu kan jatuh cinta gak segampang itu? But, he treat me so well, dan itu semua buat gue nyaman."

"Lo udah make sure kalo dia gak ada pacar? Lo tahu sendiri gimana image dia yang terkenal playboy itu."

"He doesn't have a girlfriend. He told me that he was single."

"Really?!"ucap Rachel sedikit memekik merasa terkejut dengan fakta yang baru saja dia ketahui saat ini.

"Ya. Udah deh ayo, 10 menit lagi kelas mulai."ucap Lilianne yang langsung mengambil langkah lebih cepat begitupun dengan Rachel. Keduanya memang berbeda jurusan, namun memiliki jarak fakultas yang berdekatan. Fakultasnya Rachel berada tepat di depan fakultasnya Lilianne yang mana kedua fakultas itu hanya dipisahkan oleh taman air pancur saja.

/////
TBC

Sorry Lemon baru update sekarang🙏🏻




Perjodohan | NoMin Gs [On Go]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang