Kicauan burung terdengar samar, cahaya matahari pagi malu-malu mengintip jendela memasuki ruangan kamar hotel yang ditempati pasangan baru menikah. Pasangan yang lagi hangat-hangatnya kalau kata orang.
Lilianne sudah bangun sedari langit masih terlihat cukup gelap, dan saat ini istri dari Julian itu sudah terlihat segar sehabis mandi. Pakaian Lilianne juga sudah berganti yang tadinya menggunakan baju tidur kini perempuan itu sudah menggunakan dress berwarna kuning cerah selutut dengan rambut panjang coklatnya terikat setengah berhiaskan pita yang senada warnanya dengan pakaiannya.
Lilianne juga sudah menelepon pihak hotel untuk mengantarkan dua sarapan ke kamarnya agar setelah Julian bangun nanti, pria itu bisa langsung mandi lalu makan.
"Kak, bangun udah pagi."ucap Lilianne dengan berhati-hati membangunkan Julian dari tidurnya. Beruntung Julian tipe orang yang tidak sulit jika dibangunkan, kini lelaki tampan suami dari Lilianne itu sudah terduduk mencoba mengumpulkan kesadarannya selama 30 detik.
"Mandi dulu kak, bajunya udah aku gantung di dalam, habis itu sarapan. Aku udah pesen tadi, tinggal tunggu dianterin aja."
"Makasih Anne."sahut Julian setelahnya beranjak dari kasur dan pergi menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuh agar lebih segar dan harum.
Jika tidak salah cium, harum Lilianne tadi terasa begitu manis namun segar seperti buah persik.
15 menit Julian telah selesai mandi juga telah rapih dengan pakaian santainya yaitu kaos berwarna hitam tanpa lengan dipadukan dengan celana panjangnya yang juga berwarna hitam. Aroma maskulin menguar harum ketika si pria tampan berotot itu keluar dari kamar mandi membuat Lilianne menoleh.
Julian melihat kalau makanan untuk sarapan sudah tersedia di meja dekat sofa yang terletak tepat dihadapan jendela kamar hotel yang menampilkan pemandangan sekitar kota Jakarta.
"Keringin dulu rambut kamu Kak, itu masih basah nanti pada netes ke makanan."ucap Lilianne sambil berjalan menuju kopernya dan mengambil alat pengering rambutnya dari sana. Lilianne menyuruh Julian duduk di kasur karena dirinya akan membantu si pria itu untuk mengeringkan rambut hitam lebatnya Julian.
Julian yang rambutnya sedang dikeringkan oleh Lilianne itu hanya diam saja. Duduk tenang menunggu Lilianne selesai mengeringkan rambutnya.
"Udah kak, udah kering."
"Udah boleh makan kan?"tanya Julian menatap Lilianne yang kini berjalan untuk menaruh hairdryer nya kembali ke dalam koper.
"Udah. Ayo makan dulu."
Keduanya mulai menyantap sarapan masing-masing dengan tenang tanpa percakapan. 10 menit selesai dan keduanya memilih untuk tetap duduk pada sofa, saling berhadapan.
"Nanti mereka mau pada ke sini katanya."
"Mereka?"
"Keluarga kita, mereka mau kesini. Mau jemput katanya."
Lilianne mengangguk mengerti. Agak sedikit malu hingga pipinya yang sudah merona alami itu semakin merona saat mendengar Julian mengatakan kata 'keluarga kita' tadi.
"Lilianne, mulai saat ini gua yang bakal ngasih Lo uang. Ini, ini kartu gua yang bakal Lo pegang, dan kalo mau beli sesuatu pakai aja kartu gua ini. Gak usah bilang karena mulai sekarang uang gua itu juga uang lo."ucap Julian sambil menyodorkan Lilianne satu kartu berwarna hitam American express dengan nama Julian Baldric terukir di sana.
"Ini uang kakak."
"Gua bilang apa tadi Lilianne? Uang gua bakal jadi uang Lo juga. Satu kartu ini Lo yang pegang, nanti gua bakal buat satu lagi atas nama lo tapi kartu ini juga tetep lo yang pegang."
"Terus kak Lian pegang apa dong kalo kartu Kak Lian di aku?"
"Gua masih ada dua lagi, Lo tenang aja. Uang belanja keperluan rumah beda lagi, nanti gua transfer dan Lo bilang aja takutnya gua kelupaan. Kartu yang Lo pegang itu khusus untuk Lo belanja keperluan pribadi, tapi nanti tetep akan gua transfer ke m-banking Lo setiap harinya untuk jaga-jaga."
Lilianne mau menangis rasanya saat ini juga. Julian kenapa mudah sekali memberikan uangnya pada Lilianne yang tentu dengan nominal tidak main-main.
"Kak Lian kayanya gak perlu buat satu kartu lagi atas nama aku deh, aku udah ada satu kartu dari Papi atas nama ku, jadi gak perlu buat lagi."
Ya memang sebenarnya Lilianne juga memiliki satu kartu yang sama seperti yang Julian berikan padanya barusan. Kartu milik Lilianne itu pemberian Papinya setelah saat itu dirinya lulus SMA, dan tentu saldonya diisi oleh Papi Maminya namun bukan berarti Lilianne juga tidak ikut mengisi. Lilian juga ikut mengisinya menggunakan uang hasil berjualan dan endorse-annya. Yang belum tahu, Lilianne ini selebgram yang suka membahas skincare di media sosialnya dan sudah sering sekali di endorse.
"Yaudah, berarti nanti gue yang isiin kartunya. Lo gak perlu minta uang jajan lagi ke Papi sama Mami, ngerti?"
Lilianne mengangguk mengerti tanpa berucap.
"Yaudah yuk rapihin barang, kita check out jam 10 nanti."
"Udah aku rapihin semua kak, tinggal pergi aja nanti."
"Lo rapihin sendirian? Kenapa gak bilang gua Anne? Kita walaupun cuma nginep semalem juga barang bawaannya gak sedikit loh. Yaudah nanti taruh barang di rumah biar gua aja, Lo istirahat gak usah bantu."
"Aku gak enak bangunin kak Lian, kak Lian keliatan capek banget soalnya. Gak capek kok, kan gak semua barang kita keluarin dari dalam koper kak."
"Tetep aja Lo nanti gak usah bantuin gua, Lo istirahat aja di kamar."
Lilianne menghela nafas kecil dengan bibir yang mengerucut. Mau membantah juga tidak bisa karena Julian sudah menekan kata-katanya tadi.
Oh iya, untuk urusan kado dari tamu undangan itu semuanya sudah lebih dulu di taruh di rumah orangtuanya Julian. Dititip sebentar saja, nanti diambil lagi
////
TBCLemon muncul kembali😁 tapi, part-nya dikit banget ya? Hehe, peace✌🏻
Anw, Lemon mau minta pendapat, yay or nay untuk dipublish cerita dibawah ini?
Setiap chapter berisi 1500+ words, so ya gak sedikit cerita ini setiap part-nya😁 kalo setuju nanti akan Lemon update setelah selesai Lemon ketik sampe end, doain aja beneran rampung, kadang tuh ide di otak Lemon suka ngeselin😭
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjodohan | NoMin Gs [On Go]
FanfictionApakah perjodohan bisa membuat rumah tangga mereka berakhir bahagia? Atau justru malah sebaliknya? _________________ ‼️ATTENTION‼️ _________________ • Gs / Gender switch for Jm (not bxb) • just a fictional story • harsh words • 18+ (kinda)