Amanda menatap layar komputernya dengan intensitas yang hanya bisa dipahami oleh sesama pengembang perangkat lunak. Barisan kode di depannya adalah dunia tempat ia merasa paling nyaman. Sebagai bagian dari tim pengembangan di PT. TeknoIndo, perusahaan teknologi terbesar di Jakarta, Amanda menikmati tantangan intelektual yang datang setiap harinya.
Pagi itu, Amanda datang lebih awal ke kantor. Ia senang menikmati kedamaian sebelum hiruk-pikuk dimulai. Dengan secangkir kopi di tangan, ia duduk di mejanya yang dipenuhi dengan berbagai catatan dan buku referensi.
"Tumben pagi-pagi udah datang," suara Rina, teman sekantornya, mengagetkan Amanda. Rina adalah satu-satunya orang di kantor yang Amanda anggap sebagai teman dekat.
Amanda tersenyum. "Pagi ini aku punya ide baru untuk aplikasi yang sedang kita kembangkan. Pengen cepet-cepet nyoba.""Oh ya? Tentang apa?" tanya Rina sambil meletakkan tasnya di meja sebelah.
"Sebuah algoritma baru untuk aplikasi kencan. Aku ingin membuatnya lebih personal, lebih dari sekadar mencocokkan berdasarkan hobi atau pekerjaan. Aku ingin aplikasi ini bisa memahami kepribadian dan nilai-nilai pengguna," jelas Amanda dengan antusias.Rina mengangguk kagum. "Kedengarannya keren. Aku yakin bos akan terkesan.
"Baru saja Amanda akan menjawab, pintu ruang meeting terbuka dan Reza, CEO perusahaan, masuk. Reza, dengan postur tinggi dan wajah tegasnya, selalu membawa aura kepemimpinan yang kuat. Hari itu, ia terlihat lebih serius dari biasanya.
"Selamat pagi semuanya," sapa Reza dengan suara yang dalam. "Hari ini kita akan membahas proyek besar yang akan menentukan arah perusahaan ke depan.
Amanda dan Rina duduk di ruang meeting bersama dengan anggota tim lainnya. Reza mulai menjelaskan rencananya untuk mengembangkan produk baru yang revolusioner. Setiap kata yang keluar dari mulutnya mencerminkan visi besar dan ambisi yang ia miliki untuk perusahaan.
Namun, di balik semua itu, ada sesuatu yang mengganggu pikiran Amanda. Tatapan Reza beberapa kali tertuju padanya, seolah mencoba mencari tahu sesuatu yang lebih dalam.
Setelah meeting selesai, Amanda kembali ke mejanya. Ia merasa ada yang aneh dengan cara Reza memandangnya. Apakah hanya perasaannya saja, atau memang ada sesuatu yang ia lewatkan?
Hari itu, Amanda bekerja dengan semangat tinggi. Ia mulai mengimplementasikan algoritma baru yang ia pikirkan, mencoba membuat aplikasi kencan yang bisa memahami penggunanya lebih dalam. Namun, di balik semua kode dan barisan angka, pikiran Amanda terus kembali ke tatapan Reza.
"Amanda, kamu baik-baik saja?" tanya Rina yang melihat temannya tampak sedikit terganggu.Amanda tersenyum. "Aku baik-baik saja, hanya banyak pikiran. Tapi aku yakin, proyek ini akan berhasil.
"Dan itulah awal dari segalanya. Perkenalan yang tak terduga antara Amanda dan Reza, yang akan membawa mereka ke dalam kisah cinta yang penuh dengan kejutan dan tantangan. Sebuah perjalanan yang dimulai dari kode-kode sederhana dan berkembang menjadi sesuatu yang jauh lebih kompleks - seperti cinta itu sendiri
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA DIBALIK LAYAR
RomantikAmanda adalah seorang pengembang perangkat lunak berbakat di sebuah perusahaan teknologi besar di Jakarta. Cerdas namun canggung dalam kehidupan sosialnya, Amanda lebih nyaman berkomunikasi dengan kode daripada dengan manusia. Diam-diam, ia mengemba...