Bab 5

22 4 0
                                    

* mode kebut malam guys (˵ ͡° ͜ʖ ͡°˵)

Sehabis sarapan pagi, Niels yang telah siap dengan seragam sekolah, duduk dihadapan ayah dan ibunya.

" Boleh aku pergi ayah, ibu? Vein memohon padaku untuk ikut merayakan pesta ulang tahunnya " Ucap Niels menatap raut wajah orang tuanya yang khawatir, mereka tampaknya bingung akan memberi atau tidak, izin untuk pergi kepada anak mereka setelah mendengar penjelasan kapan dan dimana acara dilaksanakan.

" Kamu yakin? Itu pegunungan loh, gimana kalo asma kamu kambuh disana, ibu khawatir " Ujar ibunya, ayu sima tau sih tubuh Niels ini memang agak mudah terkena penyakit, dapat dilihat dari kulit nya yang putih pucat seperti vampir.

" Aku akan bawa obat dan pakaian tebal bu, oh ya demetria juga ikut, kami akan saling menjaga satu sama lain " Jawab Niels tersenyum manis, memberi sedikit efek bahagia dihadapan orang tuanya.

" Baiklah Niels, kami memberikan izin padamu, tetapi kamu harus pulang dengan keadaan yang sehat, tidak ada satupun yang kurang... " Final ayahnya membuat ibu menghela nafas lelah, sedangkan Niels hanya tersenyum simpul.

" Terimakasih ayah, ibu. "

***

Niels datang terlalu pagi ke Sekolah, dia duduk menunggu kedatangan sahabatnya, tak sabar untuk memberitahukan bahwa dia telah mendapat restu orang tuanya untuk pergi.

" Pagi  Niels " Seseorang menyapa Niels sembari menepuk pelan pundaknya, membuat Niels yang fokus menatap gerbang sekolah berbalik kebelakang untuk melihat siapa yang menyapanya.

' pagi pagi gini emang paling enak disamperin crush, nambah energi kehidupan' batin Niels.

" Oh Adrian rupanya, selamat pagi juga, kamu habis darimana? " Tanya Niels penasaran, memang sedari tadi dia duduk di teras, dia sama sekali tak melihat Adrian muncul dari gerbang.

" Gue dari kantin, lo ngapain duduk disini sendirian? "

" Aku lagi Nunggu demetria, tapi mungkin aku terlalu pagi datangnya " Jawab Niels mencoba memberikan senyum terbaik dihadapan Adrian.

" Dia memang suka datang siang, gue rasa dia berangkat sama bian makanya lama , oh ya ini buat lo " Ujar Adrian sembari memberikan Niels sekotak jus apel dan tiga bungkus kue coklat.

Niels sempat terbengong tadinya, namun dengan cepat dia menerima jus dan kue dari Adrian dengan perasaan senang luar biasa.

"Makasih Adrian, lain kali aku mau kasih Adrian juga, Adrian suka apa? " Tanya Niels menatap Adrian yang telah duduk di sampingnya, dia sedang bermain game rupanya.

" Gue pemakan segalanya, yang penting bisa dimakan dan enak, semua masuk ke perut gue..... Terutama dari lo, gue sekarang cuma lagi mancing doang, sekalian caper ke lo Niels" Lanjut Adrian dalam hati.

" Okee deh aku bawain tiap hari ke kelasmu nanti ya, mau gak? "

" Boleh-boleh gue tunggu "

Puk

" Lo berdua... Masih pagi udah saling berbagai cerita aja , Pamali cepat jadian dibikin " Ucap seseorang yang tak lain dan bukan ialah demetria yang kini memegang bahu Niels dan Adrian.

Bian yang ada dibelakang demetria hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan tunangannya yang menganggu pembicaraan Niels dan Adrian.

" Demetria aku udah nungguin dari 20 menit yang lalu disini, untung ada Adrian jadi aku ada teman ngobrol " Ucap Niels memegang tangan demetria membuat demetria terhura dibuat.

Begini rasanya ditunggu oleh seorang sahabat di sekolah, pantas teman kelasnya kalau sudah bertemu sirkel nya heboh kayak kebun binatang.

" Maaf Niels, ini semua salah bian, dia lama banget siap siap, ayo ke kelas " Seret demetria menarik Niels.

Niels berbalik ke belakang dia menatap Adrian dan bian, " Kami ke kelas dulu ya Adrian dan bian, sampai jumpa " Ujar Niels sebelum menghilang memasuki lorong bersama demetria.

" Lo abis modus ya sama Niels " Tanya bian menatap Adrian yang sibuk bermain handphone.

" Kalau iya kenapa? Gue udah dapat koleksi bagus juga... Gak sia sia datang pagi " Jawab bian menunjukkan handphone nya yang terdapat gambar Niels yang duduk di teras sendirian tadi.

" Lo ini suka bener ambil gambar orang diam-diam, kalo dia takut tau rasa lo "

" Ngapain dia takut, orang kita sama-sama suka nyari foto bagus , kalo gak percaya tanya aja tunangan lo, suruh dia cek handphone nya "

" Yang pasti lo akan terkejut, dia sama gue itu sama, lo dan demetria juga kadang sama kan, jadi yaudah biasa aja "

" Iyain, kalah debat gue kalo ngomong sama lo " Ucap bian membuat Adrian mengembangkan senyum sinisnya.

***

"Aku udah dapat restu, kalau kamu gimana demetria? Udah dapat? " Tanya Niels, dia duduk menghadap demetria yang masih memakan kue kering.

" Tenang aja, gue mah aman... Gue jual nama lo tadi " Jawabnya, netra demetria fokus melihat handphone nya yang menampilkan kartun pada zaman dahulu.

"Sama tadi aku jual nama kamu juga, aku bilang aku perginya itu sama demetria jadi kami saling melindungi satu sama lain, udah deh.... Dikasih izin, tapi pulangnya harus dalam keadaan sehat tanpa kurang "

"Sama gue juga, kita memang udah ditakdirkan bersama, makanya satu pemikiran, entar gue jemput ya, kita mau naik bus kesana, vein bilang dia udah nyiapin semuanya "

" Okee "

***

Niels dan demetria menatap sorakan seru teman temannya didalam bus yang akan mengantar mereka menuju tempat tujuan.

Tadi, setelah dijemput oleh demetria, Niels diberikan tas ukuran sedang, yang isinya baju hangat, obat, air, dan beberapa snack ringan yang telah disiapkan oleh ibunya.

Niels dibuat senang akan perhatian ibunya, seakan ini hanya mimpi indah yang akan terjadi hanya jika ia tidur saja.

" Niels lo ngapain bawa tas? " Tanya salah satu temannya membuat Niels tersenyum singkat mendengar nya.

" Iya aku bawa jaket, ibu ku yang menyiapkannya jadi aku bawa aja "

" Oalah gitu toh, padahal cuma semalem doang kok, tapi ibumu khawatir banget ya " Ucapnya membuat demetria menoleh sinis menatap gadis itu.

" Banyak omong lo sa " Satu kalimat itu cukup membuat gadis tak berbalik ke depan, takut kepada demetria.

" Suka banget ngurus orang, mau bawa tas, batu, yang bawa juga bukan dia, sewot amat jadi orang " Gumam demetria kesal.

" Udah demetria nanti didengar,tapi makasih ya, aku senang kamu bela aku, jadi terharu dibikin hehe " Ucap Niels membuat demetria tiba tiba memeluknya erat.

" Gapapa, gue emang cepet naik darah kalo liat orang julit Niels " Ujar demetria, netranya perlahan terpejam.

'Dia mengantuk, pantas saja cepat marah' batin Niels.

Lama perjalanan didalam bus membuat teman teman kelasnya tertidur satu persatu, namun Niels tidak, dia hanya menatap ke luar jendela, melihat hutan hutan yang tengah dilewatinya, sungguh lebat dan tinggi.

Tangannya pun mengelus kepala demetria yang tertidur, sesekali melihat vein yang duduk didepan sana, dia tak pernah berhenti tersenyum lebar seperti itu, sehingga Niels yang diam-diam melirik nya merasa janggal dalam hati.

Apa rahangnya tidak keram ya?

1030,3724

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 4 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

 Turns out he loves me too!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang