Jeonghan melangkah penuh emosi ke arah Seungcheol.
Seungcheol hanya berdiri di sana, dengan kedua tangannya yang terlipat di depan dadanya. Ia tampak sudah mengantisipasi situasi ini.
Bajingan ini. Aku sudah berusaha menahan diri, tapi ia yang memaksaku untuk menghajarnya—
Seungcheol menaikkan tangan kanannya.
"What the—"
Seungcheol dengan cepat menggenggam tangan kanan Jeonghan yang sudah terangkat untuk menghajarnya. Seungcheol tidak menepis tangan Jeonghan dengan kasar ataupun membalas gertakannya, ia hanya menggenggam tangan Jeonghan dengan kedua tangan besarnya.
Jeonghan sama sekali tidak menduga reaksi ini.
Jeonghan terdiam beberapa saat, berusaha mencerna situasi. Kedua matanya menatap Seungcheol tajam.
"Bicarakan dengan baik. Tidak perlu merusak reputasimu seperti ini."
Suara berat Seungcheol menyapa telinga Jeonghan dengan pelan.
Anak-anak yang melewati koridor untuk masuk ke kelas mereka masing-masing menoleh ke arah Jeonghan dan Seungcheol yang tampak seperti pasangan yang sedang bertengkar, dengan Seungcheol terlihat seperti sedang membujuk dan menenangkan kekasihnya yang sedang marah.
Jeonghan tersadar. Ia tak suka situasi ini.
"Sial! Kenapa kau menggenggam tanganku seperti ini?"
"Karena kau hendak memukulku."
"Dan sekarang aku sudah tidak tertarik untuk memukulmu, lepaskan."
Seungcheol menatap kedua mata Jeonghan.
Dahinya berkerut dan kedua alisnya membentuk tekukan, menandakan emosi. Bibirnya melengkung turun, dan wajahnya tampak memerah. Serta, fakta yang paling mencengangkan, adalah anak ini baru saja berusaha memukulnya.
Tapi, kenapa Seungcheol bahkan sama sekali tidak emosi atau merasa terancam?
Kenapa Seungcheol suka melihatnya?
"Lepaskan aku!"
Seungcheol melepaskan kedua tangannya.
"Keparat."
Seungcheol kaget, apa yang baru saja anak teladan ini katakan?
"Apa katamu?"
"Aku bilang, keparat."
"Bisa kau jelaskan mengapa kau mengataiku dengan kata sekasar itu?"
"Beberapa menit yang lalu, kau baru saja mengataiku pecundang. Dan kau tidak menjelaskan apa-apa, mengapa sekarang harus kujelaskan?"
Apa masalah anak ini?
"Keparat tidak bisa dibandingkan dengan pecundang, bodoh. Kata itu jauh lebih kasar."
"Tidak peduli."
"Kau adalah siswa yang baik dan penurut, sampai kau membuka mulutmu itu, demi Tuhan. Apa kau berbicara dengan semua orang seperti itu?"
Pertanyaan retoris, jelas. Jeonghan tentu tidak akan menjadi ketua OSIS dan siswa kesayangan para guru di sekolah jika saja bicaranya seperti itu kepada semua orang.
Jeonghan menatap Seungcheol sinis.
"Jeonghan, sudah berminat untuk menjelaskan apa maksudmu ke kelasku?"
Jeonghan melipat kedua tangannya di depan dada dan pandangannya ia arahkan ke lantai. Tiba-tiba saja, bahasa tubuhnya berubah total. Ia menjadi lebih kaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate to Love Me • jeongcheol
FanfictionRasa benci si anak nakal, Choi Seungcheol, kepada sang ketua OSIS, Yoon Jeonghan. "Yoon Jeonghan. Bagaimana rasanya jika aku merebut gadis incaranmu?" - bxb, gay, homo. - Rate: R (strong language, bisa mature di beberapa chapter dan akan diberi warn...