Chapter 4. Who?🍂

121 14 0
                                    

Beomgyu sudah siap dengan seragam sekolah yang rapih, Rambut panjangnya yang tersisir,Dan tas ransel berwarna hitam.

"Beomiee,ayo kakak antar."Ucap Mark,Lalu masuk kedalam mobil menunggu sang adik untuk ikut masuk kedalam mobil.

Beomgyu memasuki mobil dengan ragu-ragu,Tapi akhirnya ia memakai seatbealt dan Mark mulai melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.

Cukup lama untuk sampai di sekolahan Beomgyu,Tapi akhirnya mereka mereka berdua sampai di sekolah beomgyu.

Beomgyu turun lalu membungkuk permisi pada Mark,Lalu berjalan pelan dengan cepat melewati ejek-ejekan dari siswa-siswi disekolahnya tanpa peduli.

Mark meremat lengan baju seragamnya kesal,Mark tampak kesal dengan kata-kata yang kurang pantas didapatkan beomgyu dari teman-temannya. Mark ingin sekali memukul mereka semua,tapi ia takut jika itu akan mempermalukan beomgyu dan Beomgyu semakin dibenci,padahal adiknya juga peduli saja tidak.

Mark kemudian menjauhkan mobilnya dari kawasan 'Hell school' itu,Daripada dirinya melayangkan tinjunya pada siswa-siswi disana,lebih baik ia menjauh dari sekolah itu.

"Arghh!Sialan."Umpat Mark kesal,Mark menyingkirkan mobilnya dari jalan raya,dan membelokan arah mobil ke arah hutan.

Hutan ini yang selalu membuat Mark kembali tenang,jika ia sedang merasakan kesal yang tak terkendali,ia akan datang ke hutan ini.

Hutan ini mempunyai aura ketenangan,Kehangatan dan kedamaian,maka dari itu Mark sangat menyukai hutan ini. Selain mempunyai aura ketenangan,Hutan ini juga yang menjadi tempat pulang bagi Mark jika ia lelah dan hutan ini adalah tempat ia bertumpu jika ia akan rubuh.

Tidak ada yang tahu tentang hutan ini,Karena ia yang sengaja menyembunyikan hutan ini
Agar orang-orang tidak mengetahui sisi lain dari dirinya.

Tak terasa,Hari sudah sore. Sudah seharusnya ia menjemput sang adik yang pulang sekolah
Tapi,Saat Mark akan berdiri ia melihat sang adik yang sudah berada dibelakangnya dengan tatapan seperti biasanya,tatapan datar.

"B-beomgyu? Sejak kapan kamu disini?"Tanya Mark gugup, Beomgyu menoleh lalu menatap Mark dengan tatapan kosong.

"Jika kakak yang menjadi tempat tumpuan adik-adiknya,Bukankah ibu yang menjadi tempat tumpuan sang kakak?Tapi,Jika sang ibu sedang di masa-masa sibuk,Bukankah sang ayah juga bisa menjadi tumpuan anak sulung?Tapi,Disaat seperti ini. Sepertinya kakak sulung tak memerlukan mereka,Jika kakak sulung lelah dan ingin menangis,ia bertumpu pada dirinya sendiri tanpa diketahui orang lain,bahkan adik-adiknya pun tak mengetahui hal itu,Jika aku yang menjadi sang adik,Akulah yang akan menjadi tumpuan sang kakak."Ucap beomgyu,Membuat Mark tanpa sengaja menjatuhkan air matanya.

"Menangislah kak,menangis bukan berarti kita lemah,Tapi kita sudah lelah."Lanjut Beomgyu membuat Mark memeluknya erat.

Beomgyu merasa pundaknya basah,Mungkin sang kakak menangis karena sudah lelah dengan keadaan,Dan beomgyu tak mempersalahkan hal itu.

Menangis bukan berarti lemah bukan?

Tangis dan Isak Mark mulai berhenti,Mark mengusap air matanya lalu menatap sang adik dengan tangan yang masih memeluk beomgyu.

"Ayo kita pulang,Sudah mau malam."Ucap Mark, Beomgyu hanya mengikuti sang kakak yang menuju kedalam mobil.

Mark tidak tahu kenapa bisa memiliki adik yang begitu pengertian pada sang kakak,ia merasa menjadi kakak yang paling beruntung memilik adik yang sangat perhatian.

"Makasih."Mark mengendarai mobilnya setelah mengucapkan hal itu.

Walau tanpa senyuman,Tapi hal itu sudah sangat berarti bagi Mark. Sudah jarang beomgyu bicara sebanyak itu,mungkin sudah terhitung 5 tahun lalu?Semenjak orang tuanya bercerai mungkin?

Mark larut dalam pikirannya sendiri,tapi pandangannya tetap fokus pada kendaraannya.

Mark berharap jika Alexithymia beomgyu bisa menghilang dan sembuh dengan sendirinya,Agar ia bisa melihat senyumannya dan kebahagiaan yang bisa membuatnya merasakan hangat dari adiknya.

Jika saja ada jin biru yang bisa memberi satu permintaan,Mark akan meminta penyakit sang adik menghilang agar ia bisa tersenyum lagi.

Bilang saja Mark egois,karena ingin adiknya cepat-cepat memiliki ekspresi dengan sendirinya tanpa melakukan terapi atau penyembuhan.

Saking larutnya dalam pikiran,Mark sampai tidak sadar jika ia sudah sampai dirumah, Beomgyu terlebih dahulu keluar dari mobil lalu memasuki rumah dengan Mark dibelakangnya yang membawa sekantung plastik penuh dengan Snack/cemilan dan bahan masakan yang sempat ia beli sebelum pulang bersama beomgyu.

Mark menaruh kantung plastik itu pada meja makan,lalu memasukan bahan makanan pada laci dan kulkas.

Ia meregangkan tubuhnya terlebih dahulu,lalu masuk kekamar setelah selesai menaruh bahan-bahan makanan.

Mark mandi, mengganti pakaian lalu memasak makan malam untuk mereka bertiga.

Tidak terlalu banyak,agar tidak mubadzir pastinya, Beomgyu yang sudah mengganti pakaiannya memilih untuk membantu Mark memasak.

Ia tahu jika Mark tidak terlalu ahli memasak,tapi masakan Mark masih lumayan kok:)

Beomgyu memotong-motong sayuran dan juga daging yang sempat Mark beli di Myeongdong market tadi.

Beomgyu memindah daging ke panci yang sudah diolesi minyak, Beomgyu menyalakan kompor satunya lagi,lalu mulai membuat samgyetang.

Beomgyu membolak-balik daging sapi itu sehingga warnanya menjadi kecoklatan tanda daging sudah matang,Samgyetang pun sudah jadi, Beomgyu menyajikannya pada meja makan.

"Thanks"Ucap Mark.

"Untuk?"Tanya beomgyu,Mark tersenyum lalu mengelus rambut beomgyu yang halus.

"Segalanya,Kakak gatau lagi kalo bukan Gyu yang jadi adek bungsunya kakak"Ujar Mark,Mereka belum memulai makan karena ingin menunggu sang ibu pulangg bekerja,Tapi hari sudah malam,dan sang ibu belum pulang kerja juga.

Bahkan makanan yang awalnya hangat,menjadi dingin,Ponsel Mark berdering,Tertera nama sang ibu saat yang meneleponnya.

"Mark Kamu makan dluan aja sama adek,Bubu lembur dikantor."Ucap Taeyong lalu telepon dimatikan tanpa menunggu jawaban dari Mark.

"Kita makan dluan aja dek,Bubu hari ini lembur dikantor."Mark mulai mengambil piring,lalu memindahkan nasi dan lauk pauk yang sempat ia masak bersama beomgyu tadi, pergerakannya diikuti beomgyu yang juga mengambil beberapa lauk dan nasi,Hanya sedikit karena nafsu makannya sedikit berkurang akhir-akhir ini.

Mark menatap adiknya dengan Lamat,lalu mengambil beberapa lauk dan nasi lagi lalu memberinya pada piring beomgyu yang berisi sedikit nasi.

"Eh gausah kak,Cukup segini aja."Kata beomgyu memberhentikan sang kakak yang memberinya banyak lauk. Beomgyu menyendokan sendoknya ke mulutnya,lalu mulai mengunyahnya,begitu juga Mark.

Tok...tok...tok..

Beomgyu menaruh sendok dan piringnya di wastafel,lalu berjalan ke depan pintu untuk membukakan pintu untuk tamu yang datang malam-malam.

Saat membuka pintu, Beomgyu melihat lelaki berparas lebih tinggi dan tampan darinya.
"Siapa ya?"Tanya beomgyu datar,Lelaki itu melihat nomor block dirumah Beomgyu.

lelaki itu mulai mengenalkan dirinya.
"Saya Lucas,orang suruhan tuan jaehyun. Tuan jaehyun meminta nyonya taeyong dan juga kedua anaknya,Jung Mark dan Jung beomgyu."Jelas Lucas, Tatapan kosong itu menatap Lucas bingung.

"Maaf,Sepertinya anda salah rumah."Ucap beomgyu sebelum menutup pintu,Lucas menggedor-gedor pintu beberapa kali hingga beomgyu mau membukakan pintu lagi,tapi tidak ada tanggapan dari beomgyu.

"Tuan muda tolong buka pintunya,Ini perintah dari tuan jaehyun!"Lucas mencari cara agar beomgyu membuka pintu.

"Baiklah kalau begini,Lebih baik aku pulang sebentar."Gumam Lucas,lalu ia masuk kedalam mobil berwarna hitam itu,meninggalkan perkarangan rumah Taeyong.

"Siapa Gyu?"Tanya Mark, Beomgyu menggeleng lalu melenggang masuk kedalam kamarnya,Mark kemudian membereskan bekas makan mereka sampai meja makan menjadi bersih kembali.
.
.
.
.
.
.

TBC

Votment nya jangan lupa ya cantik/Ganteng♡⁠(⁠>⁠ ⁠ਊ⁠ ⁠<⁠)⁠♡

Alexithymia[ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang