Before You [1]

55 6 0
                                    


"Itu mengingatkanku. Kapan terakhir kalian bersanggama?"

Gun hampir tersedak nasi kari yang baru saja disuapnya mendengar pertanyaan kasual dari seberang meja. Dengan cepat dia menoleh ke samping, pada Chimon yang masih sibuk memainkan pesawat terbang mini. Bocah berusia lima tahun itu, untungnya, terlalu fokus untuk menyimak. Geram, Gun meloloskan tatapan tajam kepada Lee Thanat yang masih menunggu jawabannya sambil tersenyum polos.

"Kau tidak punya moral, ya? Mendadak membahas urusan ranjang di restoran keluarga."

"Lalu bagaimana aku harus menyebutnya? Bersetubuh? Kopulasi?" Lee mengangkat kedua tangan ke udara sementara Gun mengerang keras sambil meraih gelas es jeruk di tengah-tengah meja. "Jujur saja, aku penasaran. Dengan kesibukanmu sebagai koki restoran dan Off juga selalu di kampus, belum lagi ada Chimon ketika kalian di rumah. Bagaimana kalian tetap mempertahankan bara asmara itu?"

"Itu ... yah, kau tahu, kan," gerutu Gun, memutus ucapannya sendiri dengan menjejalkan sedotan ke celah bibir. Wajahnya terasa panas. "Kupikir sudah lewat masa kami bertemu satu sama lain untuk memuaskan nafsu," akhirnya dia berujar setelah es jeruk yang sudah suam-suam kuku itu menuruni kerongkongannya. "Yang paling penting sekarang adalah kerja sama tim, kau tahu. Mengatur strategi agar setiap pekerjaan rumah tangga semua terselesaikan, sedangkan dapur terus mengepul, dan Chimon mendapat perhatian yang dia perlukan."

Lee mengernyit. "Kau kedengaran seperti orang tuaku, dan mereka sudah menikah selama tiga puluh lima tahun. Di usiamu ini, seharusnya kalian masih bersenang-senang dengan tubuh satu sama lain."

Pembahasan ini tidak akan selesai jika Gun terus duduk di sini. Dia cepat-cepat melahap sisa nasi dari pesanan Chimon yang tidak dihabiskan (kesalahan besar menuruti bocah itu beli es krim sebelum santap siang). Lebih cepat mereka keluar, lebih cepat Lee tutup mulut.

"Tidak, tapi serius, Gun. Walaupun sudah di ujung tanduk, bisa dibilang kau masih di usia dua puluhan. Kenapa kau mencurahkan semua waktumu yang berharga di rumah mungil itu?" Perkataan Lee membuat Gun berhenti mengunyah sebentar. "Aku tidak mencoba berkata kalau keputusanmu salah, tetapi kau juga harus memanjakan dirimu sesekali, bukan begitu?"

Gun menjilat bibirnya yang terkena saus kari sambil berpikir-pikir. "Aku ... sedang memanjakan diriku sendiri?"

Kini kedua alis Lee terangkat naik. "Maksudmu membawa Chimon nonton film animasi super membosankan, kemudian menungguinya bermain di kids' cafe? Itu yang kau sebut memanjakan diri?"

"Yah, Chimon senang bisa keluar dari rumah dan aku tidak perlu berkutat dengan semua mainannya yang selalu berakhir memenuhi seisi rumah." Gun mengusap rambut berpotongan mangkuk Chimon. Bocah itu tidak menoleh, agaknya sudah larut dalam pertempuran melawan musuh tak kasat mata di jendela restoran. Sejurus, Gun kembali berkutat dengan piring Chimon. "Aku juga tidak perlu masak hari ini. Aku tidak memikirkan ada cara menghabiskan hari libur dengan lebih baik."

"Standarmu benar-benar sudah jeblok. Aku turut prihatin, kawan," decak Lee sembari menggeleng-gelengkan kepala dan mengambil gelasnya sendiri. Dia berbicara demikian seolah-olah bukan dia yang terlalu menikmati bermain tembak-tembakan bersama Chimon sampai si bocah kecil bosan terlebih dulu. Dia menghabiskan mojito-nya dalam sekali teguk, dan nampaknya sesuatu dari denting bongkahan es di dalam gelas memberikan inspirasi baginya. Punggungnya ditegakkan dan matanya berbinar-binar.

"Hei, itu benar. Mungkin ini waktunya kau dan Off menghabiskan hari libur berdua saja."

"Lee," desah Gun tanpa mendongak dari dua butir nasi yang tak kunjung berhasil disendoknya. "Stop."

"Aku mencoba membantumu, oke?" tukas Lee defensif. "Aku tidak mau melihat temanku rontok di puncak vitalitasnya hanya karena sibuk mengurus keluarga. Jujur padaku, kau dan Off bahkan belum pernah menikmati bulan madu, ya kan? Tiba-tiba saja Chimon datang dan—aduh!" Lee meringis sambil menggosok-gosok tulang keringnya yang baru saja ditendang keras-keras oleh Gun. Chimon mendongak penuh ketertarikan mendengar namanya disebut.

Color Palette SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang