04

0 0 0
                                    

Mama muncul di balik pintu dengan mata sendu juga lebam di pipi juga lengannya. Pasti pria itu telah melakukan sesuatu pada Mama. Menghampiriku dengan tergesa-gesa sambil merapalkan permintaan maaf kepadaku.

Ia kini mengusap wajahku, wajah yang serupa namun tidak sama dengan miliknya, lantas mama menangis sedangkan aku hanya diam saja. "Maafkan Mama telah membuatmu jadi seperti ini."

Seharusnya setelah Mama meminta maaf, ia sudahi saja hubungan sinting yang ia lakukan bersama pria tangan ringan itu, tapi bukan begitu ceritanya, bahkan Mama tidak ingin pria itu berpisah dengannya dan begitu pun sebaliknya, lalu...? Apa itu tidak termasuk hubungan sinting?

Satu tarikan di bibirku membuat senyuman simpul, "Lalu Mama maunya apa?" Selanjutnya aku tertawa, menggelengkan kepala dan sesekali menyeka air mata.

"Aku tidak paham, Maa...."

Bukankah ini lucu, sepasang suami istri yang di siang hari bertengkar saling memukul bahkan menghina dan di suatu malam ia kembali bercinta. Apa-apaan itu?

Tawaku kini menghiasi senyapnya kamar, sedangkan Mama hanya bergeming. Dan di saat aku berusaha mengentikan tawaku Mama memegang kepalaku lalu beranjak diam dari hadapanku.

Dipersekon selanjutnya Mama seperti berlari dariku, hingga aku harus mengejarnya dan meneriakinya agar tetap di sini bersamaku tapi Mama kembali membuatku terkurung dengan segala kekacauan dalam diriku.

—————

Senja Tenggelam Di MatamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang