THREE

288 47 0
                                    

TAK! TAK!

Di kediaman Hoshina, dua orang anak laki-laki dengan usia yang terpaut jauh tengah sibuk bertanding dengan pedang kayu. Kedua pedang kayu itu saling terbentur dan membunyikan suara yang keras. Pertarungan itu terus berlanjut hingga akhirnya anak laki-laki yang lebih kecil terjatuh di tanah dengan keadaan terduduk.

Wajah nya merengut kesal, bibirnya mengerucut. Matanya yang sipit menatap anak laki-laki di depannya yang lebih tua beberapa tahun. Beberapa perempatan terlihat di wajahnya seolah dia sekarang mati-matian menahan perasaan marahnya.

"MOU IKKAI, ANIKI! seru bocah itu dan dibalas dengan tatapan ogah dari sang kakak.

"Eh? Nggak mau ah, malesin" tolaknya  tapi bukannya menyerah, anak itu masih balas berseru.

"KUMOHON! SEKALI LAGI KAK!" 

Sang kakak hanya menghela nafas kasar dan berjalan mendekat pada bocah dengan gaya rambut  Kappa dengan warna ungu tua yang sekarang melihatnya dengan ekspresi kesal dan memohon yang bercampur aduk. Tepat di depan sang adik, ia memegang kepalanya kemudian menjambak rambut bocah itu keatas, membuatnya mengangkat kepala dan menatap orang di depannya.

"Soshiro... dengarkan aku" ucapannya terjeda sejenak, dia menatap wajah babak belur adiknya dengan seksama, "Mau berapa kalipun kau menantangku, kau tidak akan bisa mengalahkan ku, dasar Soshiro Payah!" ejeknya seraya menjulurkan lidahnya.

Perkataan orang itu refleks membuat mata sipit bocah itu melebar. Setelah melihat reaksi dari bocah laki-laki itu dia melepaskan jambakkannya dan membiarkan bocah itu jatuh dengan keadaan pantat di tanah.

"Kita akan bertanding sekali lagi setelah kau kuat, Soshiro payah~" katanya dengan lambaian tangan dan berjalan membelakangi bocah itu yang sekarang semakin menunjukkkan ekspresi kesal setengah mati.

"PAYAH?! SIAPA YANG KAU PANGGIL PAYAH KAKAK BODOH!" teriak bocah itu kesal namun tidak digubris oleh orang itu, setelah orang itu berjalan jauh. Bocah dengan nama Soshiro itu bangkit berdiri dan mulai kembali mengayunkan pedangnya, melanjutkan latihan sendirinya.

"Shi-chan?"

Sebuah suara memasuki indra telinganya dan membuatnya menoleh, menghentikan gerakan mengayunkannya. Beberapa meter darinya, seorang anak perempuan sepantarannya dengan surai sebahu berdiri dengan mata berwarna kuning menatapnya.

"(Name)?" Soshiro kecil itu balas memanggil, sedikit gugup karena dilihat saat kondisinya masih dalam kondisi babak belur habis bertanding dengan kakaknya. Pikirannya mulai membayangkan tawa dari anak perempuan di depannya, namun berbeda dari yang dipikirkannya, Anak itu malah mendekatinya dan menyentuh pipinya kuat.

"Kau nggak papa, Shi-chan?" tanyanya dengan nada khawatir.

"Eh? Hai' daijobu..." jawabnya dengan suara lirih, perasaan gugup memenuhi dirinya.

"Dasar! Shi-chan selalu memaksakan dirinya! Kali ini apa?!" omelan keluar dari mulutnya, matanya menatap galak Soshiro kecil.

'Kenapa aku diomeli?" pertanyaan itu keluar pada kepala Soshiro kecil, dia bingung sekaligus panik kenapa dia terkena omelan dari anak kenalan keluarganya, Akemi (Name). Saat dilanda kebingungan tiba-tiba tangan yang lebih mungil darinya itu menarik tangannya masuk kedalam rumah.

"Eh? (Name)? Tunggu! Aku-"

(Name), anak itu terus menarik tangan Soshiro kecil tanpa peduli panggilan dari Soshiro sedari tadi. Dia terus menarik Soshiro hingga keruang tengah dan mendudukkannya di lantai, kemudian (Name) kecil berlari mengambil kotak P3K dan mulai mengobati setiap luka yang didapat oleh Soshiro.

A Story For You (Hoshina Soshiro X Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang