FOUR

242 45 0
                                    

Beberapa hari kemudian (Name) diperbolehkan pulang oleh dokter namun dengan syarat kalau (Name) masih harus kontrol selama beberapa hari kedepan. Kaki kanannya yang patah sudah dapat digunakan walaupun tetap harus berhati-hati saat menggunakannya.

Di rumah sakit, (Name) terbilang membutuhkan waktu seminggu lebih disana dan selama masa perawatan Soshiro sering berkunjung kesana dan menemaninya apabila sedang tidak ada tugas. Perlakuan manis diberikan oleh Soshiro kepada (Name) seperti membelikan apapun untuk (Name) saat berkunjung, bertanya dan memastikan keadaannya baik-baik saja dan jika bisa, Soshiro akan menemani (Name) hingga dia tertidur.

Perlakuan yang berhasil membuat dada (Name) selalu berdebar saat bersamanya dan juga hal yang tidak pernah disangka akan dilakukan oleh Soshiro, temannya yang sedari dulu dia kenal dengan kenakalan dan sifat meresahkan lainnya.

"(Name)" Suara Soshiro yang memanggil menyadarkannya dari lamunan tentang beberapa hari ini. Dia menoleh dan mendapati Soshiro dengan seragam pasukan pertahanan dan di wajahnya terukir senyum tengil yang biasa dia tunjukkan.

"Udah siap?" tanyanya. (Name) mengangguk sekilas dan melangkah mendekat pada Soshiro lalu tanpa aba-aba (Name) menyentil dahi Soshiro. Kaget, Soshiro refleks memegang dahinya dan membelalak tidak percaya pada (Name), memperlihatkan netra merahnya.

"Apa-apaan?! Kenapa aku disentil?!" Soshiro yang masih dalam keadaan kaget, berseru.

"Nggak papa, lagi mau aja" jawab enteng (Name), kemudian meninggalkan Soshiro yang masih dalam kondisi kaget setengah kesal.

"Ha?" beonya. Dua perempatan mulai muncul di dahinya.

"Ayo, Shi-chan... Nanti kutinggal loh!" (Name) berseru dari pintu ruangan, memanggil Soshiro yang masih mematung dalam kekesalan.

Soshiro mendecak pelan kemudian kembali menunjukkan senyuman tengil-nya walaupun masih terlihat sedikit kekesalan di wajahnya.

"Emangnya kamu hafal kota ini?"

Dengan polos, (Name) menggeleng sebelum akhirnya menyengir lebar dan menunjuk Soshiro tanpa beban, "Kan kamu yang bakal jadi pemanduku!"

Sekali lagi, perempatan kembali muncul di kepalanya namun kali ini dia berhasil mempertahankan senyumannya, "Oh, jadi maksudmu aku itu cuma SEKADAR pemandu agar kau bisa tahu kota ini ha?" ujar Soshiro dengan penekanan di kata 'sekadar'.

(Name) mengerjapkan matanya sebelum akhirnya bertanya dengan nada polos, "Kenapa kamu marah Shi-chan?"

Kali ini Soshiro tidak bisa menahan kekesalannya dan akhirnya berteriak kesal, "PIKIR SENDIRI SANA! AKU MAU PERGI!" rajuk Soshiro dan melangkah pergi lebih dulu dibandingkan (Name).

Sadar bahwa kejahilannya sudah membuat Soshiro merajuk, (Name) bergegas membuntutinya dan membujuk Wakil kapten favorit Kaiju No.10 itu untuk memaafkannya.

"Shi-chan, maaf... Aku nggak tahu kamu jadi semarah ini, maaf deh" 

"Shi-chan jangan ngambek dong, aku sedih nih~"

"Shi-chan~"

"Shi-chan~"

"Shi-Aghhh" (Name) berseru depresi, mengacak rambutnya sebelum akhirnya memutuskan untuk melakukan bujukan terakhirnya.

"Shi-chan, kalau kau maafin aku nanti kubikinin mont blanc  deh" Menyerah, (Name) menggunakan jurus rahasianya. Membujuk Soshiro dengan makanan kesukaannya.

Tiba-tiba langkah Soshiro terhenti, wajahnya yang masih menunjukkan ekspresi kesal menoleh, memperlihatkan sebagian wajahnya dan dengan rona merah yang tipis, sangat tipis malahan sehingga jika kalian mau melihatnya harus pake Byakugan kayaknya. Mata merahnya yang biasanya tertutup sedikit terbuka.

A Story For You (Hoshina Soshiro X Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang