08. Valentine Gift

39 3 1
                                    

"Mau pulang sama gue aja nggak?" tanya Jeffrey yang sedari tadi menguping pembicaraan Iyan dan Letta yang tadi bertengkar di tangga.

Letta menghapus air matanya, "Nggak usah, gue udah banyak repotin dan gangguin elo, gue naik grabcar aja" tolak Letta halus.

Gadis itu berdiri dan ingin berjalan keluar, namun Jeffrey dengan sigap berdiri didepan pintu menghadang Letta, "Benar kata Iyan, gue harusnya anterin lo pulang bukan ngajakin lo kesini, jadi plis izinin gue anterin lo balik. Cari ojol hujan hujan gini susah"

Letta hanya diam, gak banyak tenaga, lemas karena tadi dimarahin Iyan.

"Oke? Tunggu bentar gue ambil kunci" cowok itu melesat kedalam kamarnya dan mencari kunci mobil nya yang tergantung dibalik pintu.


--

"Nih buat lo"

Letta menerima McFlurry yang Jeffrey beli tadi dengan tatapan bingung. Jeffrey ceritanya lagi nganterin Letta pulang. Tapi tiba tiba dia mampir ke restoran cepat saji terkenal ini, Letta pikir dia mau beli makan, eh malah dikasih Letta.

"Lo lagi sedih gitu, makan es krim biar tenang" lanjutnya menyadari tatapan bingung Letta

"Sorry ya tadi gue nggak langsung anterin lo balik sampe lo di marahin Iyan" katanya lagi merasa bersalah

Letta menggeleng pelan, "Enggak santai, Iyan tuh khawatir aja makanya kaya gitu"

"Kalian sedekat itu ya?" tanya Jeffrey jadi penasaran. Pasalnya selama masa sekolah dulu Christian sama Letta itu nempel banget. Tapi nggak pernah tuh ada kabar mereka pacaran, "Eh atau jangan jangan dia cowok yang bikin lo galau dari kemarin di frenzzy?" tanya nya lebih lanjut mengingat obrolan mereka di applikasi anon itu hanya membahas kegalauan Letta

Letta menghela nafas panjang, "Gausah dibahas elah gue jadi malu"

Jeffrey hanya mengangguk saja mulai paham, kayanya cewek satu ini terjebak friendzone. Mumpung lagi berantem kira kira Jeffrey bisa nggak ya nyelip masuk diantara mereka?



Mobil berhenti tepat di depan rumah megah keluarga Letta. Letta melepaskan sabuk pengaman dan Bersiap turun.

"Makasih banyak ya, lo banyak bantu gue hari ini, ntar gue gantian bantuin lo ya" katanya tulus sebelum membuka pintu

"Gue gak di suruh mampir?" tanya pria itu percaya diri membuat Letta mendelik, baru kali ini ada orang yang malah minta pengen mampir, biasanya kan sungkan sungkan dulu.

"Letta sama siapa itu? Kok gak diajak masuk?" Teriak mama Letta dari arah teras lagi main sama brody.

Jeffrey tersenyum simpul, "Tuh kan" cowok itu mematikan mesin dan melepas sabuk pengamannya, "Oke tante boleh" Teriak nya pelan ke arah Luar, "Yuk, Ta" lanjutnya sambil menghadap ke arah Letta.

Letta ternganga, buset ini cowok kok pede banget sih masuk rumah orang, baru dikenal lagi. Ya meski udah kenal dari SMA, tapi kan pas sekolah ngobrol juga sesekali doang?

"Eh ini anaknya Pak santos ya?" tanya Mama Letta melihat laki laki yang tidak asing lagi berdiri dihadapannya, "Papa! Ini ada anak pak Santos" heboh mama Letta turut serta memanggil Papa Letta yang lagi nyiram tanaman.

"Yaampun udah segede gini ya kamu, dulu masih kecil suka main sepeda keliling komplek, terus jatoh depan rumah tante nangis, tante yang nganterin pulang" tambahnya mengingat kejadian dulu

Jeffrey menggaruk tengkuknya, malu. Teringat dulu pernah jatuh di depan rumah orang nangis nangis, bahkan lukanya sampai dijahit. Nggak nyangka kalau tante tante yang bawa dia pulang kerumah itu mamanya Letta.

Papa Letta pun turut serta bergabung, "Waduh, Papa apa kabar nih? sudah jarang keliatan" tanya papa Letta menyebut Ayah Jeffrey sudah jarang kelihatan di sekitar perumahan.

"Baik kok om"

Ya jarang keliatan kan udah tinggal di rumah ani ani

Lanjut Jeffrey dalam hati, sebetulnya dia juga nggak tahu kabar ayah beserta keluarga barunya itu bagaimana. Kan dia ngekost, pulang kerumah hanya optional.

"Masuk dulu makan ya, tante hari ini masak seafood" pekik girang mama Letta.

Mama Letta itu dulunya chef tapi pensiun semenjak menikah dengan ayah Letta, jadi ide ide masaknya itu suka dituangkan dirumah. Gak heran masakan dirumah Letta nggak pernah gagal. Dan kadang masaknya suka kebanyakan, makanya mama Letta senang banget kalau anak anaknya bawa teman dan pasti selalu diajak makan bareng.

Jeffrey melangkahkan kaki memasuki rumah besar itu, cowok itu mengekori Letta yang menuju meja makan. Jeffrey memilih duduk di samping Letta, nggak enak juga sih, baru ketemu sudah makan bareng gini. Tapi ngelihat makanan diatas meja jadi tergiyur juga. Maklum, anak Kost, mentok makan ayam geprek sepuluh ribu dapat nasi sama ayam.
Lelaki itu masih sibuk ngeliat sekeliling rumah yang rapi, adem dan mewah.

"Eits siapa nih?" suara cempreng seorang Perempuan membuat Jeffrey terkaget. Perempuan cantik dengan perut buncit nya yang Jeffrey pastikan sedang hamil. Wanita itu menuruni tangga dengan wajah penasaran sambil pandangannya masih belu Ia lepaskan dari wajah Jeffrey.

"Loh kok ada cece sih?" teriak Letta di samping Jeffrey cukup kencang.

Jeffrey sempat kaget dengan teriakan Letta namun mencoba untuk tetap tersenyum manis memperlihatkan lesung pipinya, "Saya Jeffrey kak" lanjutnya, lupa lupa ingat kalau Letta ternyata punya kakak Perempuan.

"Jeffrey Ce, anaknya pak Santos yang rumahnya paling ujung" kalau ini suara Mama Letta yang baru saja tiba dari luar menggendong anjing golden retriever bernama Brody.

Sandra melebarkan matanya, "Wedew! berangkat bareng Iyan, pulang sama cowok lain, cakep lu?" tanya nya tersirat menyindir Letta dengan wajah mengejek.

Letta mendengus sebal, perasaan kakaknya ini katanya mau balik kerumah nya sama suaminya siang ini, kok sampai sore masih disini?, "Mas Candra, cece bawel" Adu Letta pada sosok laki laki yang baru saja menuruni tangga.

Candra namanya, suami dari Sandra.

Laki laki bernama Candra itu berjalan ke arah istrinya yang duduk tepat di depan Jeffrey lalu tangannya mengusap bahu Sandra halus, "Sayang, udah ya, kasian dede nya kalau maminya iseng iseng terus" katanya berganti mengusap perut buncit Sandra.

"Eh bro, Candra, temen Letta ya?" sadar ada orang lain di depannya, Candra dengan sopan mengulurkan tangannya berkenalan.

"Jeffrey, iya temen Letta" balas Jeffrey ramah menerima uluran tangan Candra.

Bagaikan singa bertemu pawang, Sandra yang tadinya mau marah karena baju favoritnya dipakai Letta jadi beradu manja sama Candra, dan Candra yang dengan sabar menenangkan istrinya.

"Eneg banget gue liatnya" bisik Letta disamping Jeffrey, merujuk pada adegan mesra kakak dan kakak iparnya itu.

Jeffrey hanya tertawa.

Tak lama mama Letta datang membawa sepanci nasi dan Papa Letta juga hadir menengahi pertengkaran kedua kakak beradik itu.

Entah mengapa Jeffrey jadi mengingat rumah nya. Kapan ya terakhir kali dia melihat ruang meja makannya sehangat ini. Moment yang sudah lama tidak Jeffrey rasakan, dia rindu sekali, bisa bercanda bareng mama, papa, dan kakak perempuannya.

Kalau saja rumah tangga itu tidak hancur, mungkin sekarang keadaannya nggak beda jauh sama keluarga Letta. Mungkin kakak perempuannya juga akan menikah dan punya anak, Ibunya akan masak lalu ada papanya yang turut serta makan di meja makan besar dirumahnya itu.

Terimakasih karena telah menghadirkan Kembali suasana hangat yang sudah lama Jeffrey lupakan, meski suasana ini bukan dari keluarganya.

This is the best valentine and birthday gift.


GOOD MORNING!

VOTE AND COMMENT

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 05 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FRENZZYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang