04. Birthday Party Gone Wrong (II)

29 6 3
                                    


Lampu kerlap kerlip itu menyala menyilaukan seluruh ruangan ditambah lagi suara dentuman keras musik mememuhi seluruh ruangan.

Letta malam itu, malam ulang tahunnya yang seharusnya menjadi malam yang manis, malah jadi malam yang seperti ini.

Nggak, Letta nggak mau minum apapun disini, Dia hanya ingin nunjukin kalau dia marah sama Iyan.

Hati kecilnya masih berharap Iyan datang ke Angkasa untuk jemput dia dan bawa dia keluar dari sini.

Memang secinta itu seorang Oletta Roseanne pada Christian.

Gadis itu memegangi handphone nya berharap iyan menghubungi.

Sambil menunggu Ia iseng membuka applikasi ber-icon pink itu, apalagi kalau bukan Frenzzy.

Obrolan terakhir dirinya dengan si J itu hanya sampai pada J yang suruh Letta doain hujan itu.




Pinkaddict ​: woi

J ​​: ?

Pinkaddict ​: cepet amat, rajin main ya lo?

J ​​: bawel

Pinkaddict ​: wkkwkw kagak, gue gabut hari ini gue ultah, tapi cowok yang gus taksir malah jalan sama cewek lain, lupain janji dia sama gue

J ​​:kasian

J ​​: happy birthday btw



Letta mengembangkan senyumnya, bukan ngenes. Tapi sejak pagi nggak ada yang ngucapin ulang tahun ke dia selain keluarga dan teman teman facebook mamanya.

Bahkan Lisa saja nggak ngucapin apa apa. Carmila ucapin sih lewat chat sore ini, Iyan juga nggak ucapin apa apa.

Ulang tahun nggak se spesial itu ternyata.

Malah diucapin sama orang stranger yang Letta gatau dia cowok atau cewek, wajahnya kaya gimana, jurusan apa. Sedih amat.

Mata Letta melebar melihat ada panggilan masuk dari Iyan. Gadis itu buru buru ke toilet, mencari tempat sunyi.


"Halo"

"Kata mba Rani lo gak dirumah, kemana lo? Kan gue bilang tunggu Ta" Pinta cowok di seberang sana dengan suara sangar

"Ya lo lama, ini udah jam sembilan lebih lo janji sama gue jam tujuh" balas Letta tak mau kalah

"Sorry Ta, tadi gue liat Mila jalan kaki, gue jadi kasihan, ya sekaian nunjukin kalau gue peduli sama dia biar makin yakin dianya"

Letta mengernyitkan dahinya benar benar merasa tersinggung dengan laki laki ini. Terus dia nggak mikirin letta?

"Halo Ta, dimana?" tanya nya lagi karena tidak ada jawaban dari Letta

"Terserah lo deh, lanjut aja lo jalan jalannya"


Sambungan terputus begitu saja, Letta mematikan sambungan itu dengan lemas. Memang mereka hanya sepasang sahabat saja nggak lebih. Tapi janji dan dengan seenaknya ngulur waktu demi kepentingan dia yang nggak penting penting amat itu, apa nggak keterlaluan?

Oh salah,

Mila penting

Letta yang nggak penting.

Gadis itu berjalan keluar toilet mendatangi table yang sudah di bayar oleh tunangannya Lisa yang tajir melintir itu.

Letta terduduk lemas. Galau gundah gulana.

Tanpa dosa gadis itu meraih botol kaca berwarna coklat itu dan menegak isinya tanpa rem.

Kalau saja Lisa yang baru datang dari arena dance floor tidak segera berlari dan menarik paksa botol itu, mungkin isinya sudah habis di perut Letta semua.

"Lo sinting ya? Mau masuk rumah sakit lo gila!?" teriak Lisa panik

Isi dari minuman keras itu jatuh berceceran di dress indah Letta, dress yang seharusnya Ia kenakan untuk makan sma Iyan.

"Napa lagi sih? Iyan monyet itu ngapain? Tanya Lisa yang hanya disambut tangisan sama Letta

Lisa memijat pelipisnya pening. "Makanya, kan gue udah bilang. Lo bilang aja sama Mila kalau lo naksir Iyan. Mila pasti ngerti kok, anaknya nggak gila cowok"

Hanya Lisa yang tahu perasaan Letta ke Iyan itu gimana.

"hadeh capek gue sama lo Ta, tunggu bentar gue panggil Fredi" gadis itu lelah sendiri, dari tadi ngomong disahutnya pakai nangis.

Letta duduk di sofa panjang itu menunggu Lisa yang manggil tuanangannya, Fredi.

Makin diingat kelakuan iblis Iyan makin menjadi tangisan Letta, gadis itu meraih handphone nya menakan panggilan pada seseorang.

"Halo?"

Suara lembut seorang laki laki terdengar, membuat Letta sedikit terlonjak kaget.

"its my birthday" tangisnya terisak

"Apa?! Lo lagi dimana sih berisik amat" tanya nya berusaha mendengar suara Letta di tengah dentuman musik yang keras

"Its my birthday but he ruined my birthday, he supposed to give me a gift" tangisnya lagi pecah.

Letta memang kalau lagi tipsy begini suka ngomong bahasa inggris, jiwa jiwa anak international nya keluar.

"Ya ya terus gue harus apa? Sabar ya, cari cowok lain" laki laki di Seberang sana bingung. Tiba tiba ditelfon sama orang dari appliaski anon gini.

"NOOOO" teriaknya yang sukses membuat laki laki itu menjauhkan ponselnya dari telinganya.

"Ya terus gue harus apa anjir?"

"Buy ma a gift" jawab Letta dengan tidak tahu malunya.

"Napa jadi gue?" jawabnya tak terima

"BUY ME A GIFT" pintanya kini dengan teriakan

"Kok gue dipalak gini anjir, yaudah apaan?" jawabnya yang jadi pasrah

"whatever as long as its pink" balasnya

Laki laki itu menghela nafas, "Ya—"

"Letta!" Teriak Lisa yang sukses membuat Letta menolehkan kepalanya

Yang justru membuat gadis itu pingsan dan tumbang ditempat. Gimana nggak tumbang satu botol sisa setengah.




WHO'S THAT BOY????

VOTE COMMENT!

FRENZZYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang