EPISODE 1

668 56 10
                                    

Flashback,

Tiga Bulan Lalu, SMAN Nusantara 1...

.
.
.

Setelah masa pendaftaran, biasanya para siswa baru akan menjalani Masa Orientasi Sekolah atau MOS. Ketika MOS dilaksanakan, biasanya para siswa akan diminta mengenakan atribut yang bukan bagian dari atribut sekolah dan membawa banyak hal yang sebutannya aneh-aneh, oleh para senior. Kegiatan MOS ini biasanya berlangsung selama beberapa hari dan dilaksanakan diluar waktu kegiatan belajar dilaksanakan, hal ini dilakukan agar jam pelajaran tidak terganggu dan siswa baru bisa fokus melaksanakan MOS.

MOS di SMAN Nusantara 1 dilaksanakan selama tiga hari, yaitu Senin, Selasa, dan Rabu. Pelaksanaannya juga tidak begitu lama, dimulai dari jam sembilan sampai jam satu. Sengaja tidak dilaksanakan dari pagi hari sampai sore hari, karena sekolah tidak ingin kegiatan MOS membuat para siswa lelah, bahkan sebelum mulai belajar secara resmi di sekolah itu.

Meskipun begitu, tetap saja ada siswa yang datang terlambat. Bukan hanya terlambat, mereka juga lupa membawa atau mengenakan atribut yang diminta. Mereka semua ditahan di area gerbang dan diintrogasi langsung oleh Ketua OSIS yang juga menjabat sebagai Ketua Patroli Keamanan Sekolah.

Ketua OSIS berkata,

"Kita udah ngelaksanain MOS jam sembilan pagi, nggak subuh-subuh amat kayak sekolah lain, tapi kalian masih bisa telat? Kalian emang pemalesan, ya di rumah?"

Semua siswa baru menggaruk bagian tubuh mereka dengan canggung dan menutup rapat mulut mereka.

Salah satu siswa yang berdiri paling ujung, dengan tidak berdaya menguap dan menitikkan air mata saat melakukannya.

Ketua OSIS yang telinganya sangat tajam, tentu saja menoleh dan menegurnya.

"Kamu nguap? Kamu ngantuk? Kamu pikir Saya lagi nina boboin kamu barusan? Nggak sopan!"

Siswa itu dengan panik melambaikan tangannya dan berkata,

"Maaf, Kak, saya-, saya nggak bermaksud kayak gitu! Saya-, Saya nguap karena kelelahan! Saya.. baru pindah ke kota ini tadi malem..,"

Ketua OSIS memicingkan matanya dan berkata,

"Kamu bohong sama Saya?"

Siswa menggelengkan kepalanya dan menunjuk dua orang yang sedang menari-nari aneh saat memperkenalkan diri di lapangan.

"Nggak, Kak! Suueerr! Kakak bisa tanya dua orang itu, mereka temen satu asrama Saya. Awalnya, Saya mau berangkat bareng mereka, tapi saya lupa nitip beli Nasi Kuning yang jadi syarat bawaan itu.. jadi.. Saya beli sendiri. Saya salah gang dua kali dan nyasar empat kali saat Saya mau beli nasinya karena nggak hapal daerah sini. Makanya.. Saya bisa telat kayak gini.

"Kalau Kakak nggak percaya, Kakak bisa tanya Tukang Parkir, Tukang Bubur Kacang, Tukang Kerupuk, sama Tukang Tambal Ban di sepanjang jalan sana. Mereka yang ngarahin jalan ke Saya, dan bahkan sampai nganterin Saya ke Sekolah ini barusan."

Ketua OSIS dan wakilnya menatap siswa baru itu dengan penuh rasa penasaran, saat melihatnya memerah dan membuka dan menutup mulutnya seperti ikan, seolah ingin mengatakan sesuatu.

Siswa baru itu tidak mengecewakan mereka dan mengatakan kalimat selanjutnya dengan polos dan jenaka.

"Kalau Kakak butuh bukti nyata, Saya bisa.. ngasih Kakak jaket Saya.

"Tuh, Kak, jaket saya banyak noda sama bau kerupuk ikan. Soalnya.. tadi.. saya dibonceng ke sekolah sama tukang kerupuk yang mau ngider jualin dagangannya, dia kasian liat Saya, Kak. Karena motornya kecil, motor matic, kerupuknya saya pangku dan pelukin sepanjang jalan. Di jalan, Saya juga sempet kesenggol Tukang Cilor dan kesabet Tukang Cangcimen yang dagangin buah-buahan yang dibumbuin gitu. Alhasil, jaket Saya rasa Rujak sekarang."

Crazy Cutie Thing Called PIYIK!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang