EPISODE 3

455 62 29
                                    

Zayyan sedang meratapi nasibnya. Otaknya yang pas-pasan sedang digempur oleh banyak informasi yang sumbernya dari buku Fisika. Gyumin dan Hyunsik hanya mengacuhkan Zayyan. Bagaimanapun, otak mereka bertiga sama kapasitasnya, sehingga daripada bersimpati pada sang sahabat, mereka lebih memilih mengalokasikan waktu yang ada untuk belajar.

Tak lama, suara keroncongan terdengar dari perut Gyumin yang sedang fokus mengerjakan latihan soal. Gyumin yang malu terkekeh dan bertanya,

"Kalian lapar nggak? Mau jajan di kantin sekarang?"

Hyunsik menggelengkan kepalanya dan berkata,

"Gue nggak mood. Gue mood-nya setoran ke toilet. Jagain tempat gue, ya, gue ke toilet dulu sebentar!"

Gyumin menatap Zayyan dan bertanya,

"Kalau kamu gimana?"

Zayyan menatap Gyumin dengan memelas, lalu balas bertanya,

"Kalau nitip aja boleh nggak? Aku nggak kuat jalan ke kantinnya. Lemes banget, nih abis belajar seharian!"

Gyumin tertawa dan berkata dengan ramah,

"Boleh~ aku beliin yang biasa aja, gimana?"

Zayyan mengangguk semangat.

"Boleh~ nanti duitnya aku ganti, ya?"

Gyumin mengangguk dan pergi dengan semangat ke arah kantin. Saat dia sedang membenahi sepatunya, ia melihat Seungdae yang berkeringat karena baru saja latihan Pramuka. Gyumin menyapanya dan menanyakan Seungdae akan pergi ke mana. Seungdae yang menyadari bahwa mereka akan pergi ke arah yang sama, dengan ramah menawarkan diri untuk pergi bersama ke kantin.

Zayyan melihat interaksi antara Seungdae dan Gyumin dengan penuh minat. Dia tertawa saat Gyumin menyadari bahwa sedari tadi Zayyan memperhatikan interaksi dirinya dengan orang di sampingnya. Zayyan menciut saat Gyumin memberikan tatapan ancaman padanya. Yah.. Gyumin adalah sosok pemalu yang tidak cukup baik dalam melakukan interaksi dengan seseorang. Sering kali, ketika ia mendapat teman baru, ia merasa sangat kaku dan canggung seperti robot berkarat.

Zayyan tidak menertawakan Gyumin lagi setelah itu, karena dia juga sama canggungnya dengan sahabatnya.

Zayyan yang merasa malu karena sok menertawakan kecanggungan Gyumin, berdehem dan kembali membaca catatan miliknya.

Setelah beberapa menit, Zayyan merasa bahwa suasana Perpustakaan terlalu hening dan sepi. Meskipun memang hari ini adalah hari Sabtu, wajar sekolah lebih sepi dari biasanya karena tidak ada kegiatan belajar dan mengajar seperti biasa, hanya ada aktivitas ekstrakurikuler beberapa ekskul, dia merasa bahwa rasa sepi ini ada karena di sekitarnya tidak ada Gyumin maupun Hyunsik. Dia pun secara tiba-tiba menyadari bahwa sejak berteman dengan dua sahabatnya, dia tidak pernah sekalipun berdiam di salah satu tempat di sekolahnya seorang diri. Karena itu, ia merasa agak aneh dan risih.

Meskipun begitu, dia tidak merasa paranoid seperti sebelumnya. Meskipun dia seorang diri, dia merasa aman. Karena di tempat ini, tidak ada satu orang pun yang membencinya. Tidak ada satu pun orang yang jijik padanya. Tidak akan ada orang yang mengganggunya atau menyakitinya.

Dug! Dug! Dug! DUAGH!!!

"Aduh!"

Tiba-tiba, saat Zayyan sedang melamun, sebuah bola Basket masuk secara seenaknya ke dalam perpustakaan dan menghantam wajahnya. Zayyan yang dihantam oleh bola tentu saja mengaduh dan gemetar karena terkejut dan ketakutan. Ingatan masa lalu yang buruk secara tiba-tiba menyeruak dan membuatnya menciut di belakang meja.

Sementara itu, saat Zayyan terlalu sibuk overthinking di tempatnya, seorang pemuda jangkung datang dan menghampirinya. Dia dengan panik meminta maaf dan mengecek kondisi Zayyan. Dia tidak mempedulikan bola yang menggelinding entah kemana dan omelan Penjaga Perpustakaan yang tidak ada habisnya. Orang itu berkata,

Crazy Cutie Thing Called PIYIK!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang