An Immortality

1.1K 56 7
                                    

Harusnya Kim Junkyu berdiam diri saja didalam kamarnya malam ini.

Tapi tidak. Kedua tungkai kakinya malah membawanya ke sebuah bar di daerah yang agak terpencil dan kini ia sibuk meminum minuman beralkoholnya yang entah sudah berapa botol ia habiskan, tapi toh tubuhnya tak akan bereaksi apapun dengan minuman ini, karna yah dia sedikit berbeda.

Niatnya hanya ingin menghabiskan waktu karna rasanya matanya tak ingin terpejam malam ini. Hanya minum-minum, tak ada acara goda-menggoda manusia yang berkeliaran disini, meskipun tak jarang sosok-sosok berpakaian minin yang berlalu lalang didekatnya melemparkan lirikan penuh arti kepadanya, atau bapak-bapak dengan jas hitam dan perut buncit yang menggodanya dengan genit. Tak ada niat, muak, jenuh.

"Oh? Kau yakin? Tambah lagi?" tanya si bartender ketika melihat Junkyu yang duduk didepannya mengulurkan gelasnya yang telah kosong sambil mengangguk mengiyakan pertanyaannya.

"Hebat, kau belum teler dan masih bugar." Bartender itu terkekeh kemudian mulai menyiapkan minuman lagi untuk Junkyu sebelum tiba-tiba ia dengan jantung hampir meledak karna terkejut, bartender tadi menjatuhkan minuman yang tengah disiapkannya.

Bagaimana tak terkejut jika sang pelanggan -Junkyu- dengan sangat tiba-tiba berdiri dengan cepat hingga menjatuhkan kursi yang didudukinya dan menimbulkan suara yang lumayan keras dan tatapan penasaran dari beberapa orang disekitarnya.

"Dude, kau baik-baik saja?" Ia bertanya saat melihat Junkyu dengan nafas memburu dan wajah memerah tergesa mengeluarkan dompetnya dari saku jeans hitamnya, menarik sejumlah uang dan melemparkannya ke meja di hadapannya. Kemudian lelaki bersurai hitam itu berlari tergesa menembus manusia-manusia yang berada disana menuju pintu keluar.

"Aneh" Sang bartender berucap heran sambil menghitung uang yang di lemparkan Junkyu

'uangnya kelebihan'.

*****

'Sialan, sudah waktunya?'

Junkyu berhenti berlari di sebuah gang kecil yang lembab, tubuhnya kian melemah dan panas. Kenapa masa heatnya harus tiba-tiba datang seperti ini, padahal Hyunsuk memperkirakan masa heatnya akan datang kira-kira seminggu lagi.

Ia kini menyenderkan tubuhnya ke dinding bata dingin dibelakangnya sembari menutup mata mencoba menenangkan nafasnya yang kian memburu.

'Tenang tenang, tak ada orang, tak ada Alpha atau siapapun.'

Junkyu mencoba menenangkan pikirannya dengan kata-katanya sendiri, disaat begini ia tak boleh panik. Lagipula ia sudah pernah mengalami hal ini, walaupun sekali dan ia dapat melewatinya dengan tenang dan jangan lupakan dengan bantuan pil-pilnya.

Merasa sudah tak terlalu panik, jemarinya mulai meraba saku celananya, mencari pil yang diberikan Hyunsuk dan selalu dibawanya kemana-mana, pil penekan pheromone saat masa heat datang bagi para Omega sepertinya.

'Apa?'

Junkyu menggeram resah, tubuhnya kian memanas, ia dengan kesetanan meraba-raba tubuhnya mencari keberadaan obat yang harusnya berada disaku celananya.

"Tidak, tidak, tidak! Aku membawanya! Dimana?dimana?!"

Tak juga menemukan obat yang dicari diseluruh tubuh, Junkyu memutuskan untuk segera kembali kekediamannya sebelum ada Alpha yang menemukannya oh ataupun bermalam di penginapan dekat sini sehingga ia dapat mengurung diri dan menelfon Hyunsuk untuk menolongnya.

Ya ya, penginapan terdengar meyakinkan walaupun tak seaman rumahnya yang jauh dari sini, setidaknya dapat melindunginya sampai Hyunsuk datang menolongnya.

COLAMILK | HarukyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang