WE || TLC 6

24 11 4
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 09.12, namun Delia masih berada di dalam kelas yang sunyi, hanya di isi oleh celotehan guru yang entah sudah berapa jam di dalam kelas.

Delia yang sudah lapar akhirnya memutuskan untuk menelungkupkan kepalanya ke meja, memejamkan mata dan tertidur dengan pulas.

Delia merasan pusing di kepalanya, namun guru yang satu ini seperti sangat bersemangat untuk mengajar.

Delia yang sudah tak kuat berdiri dari kusi dan maju ke depan "Permisi Bu, maaf ini sudah jam istirahat." Ujar Delia kepada guru yang sekarang ada di hadapannya.

"Iya, ibu tau, tunggu sebentar, saya jelaskan sedikit lagi." Ujar guru tersebut.

Delia yang sudah muak memutuskan untuk berjalan keluar kelas.

"Delia, mau kemana kamu?, duduk di tempat mu lagi." Ujar guru tersebut dengan lantang.

Seakan tuli, Delia tetap berjalan kearah pintu.

"DELIA, SAYA BILANG BERHENTI, JANGAN MEMBUANG - BUANG WAKTU SAYA." Teriak guru tersebut.

Delia membalikkan badannya, menatap tajam guru tersebut. "Ibu yang membuang - buang waktu kami, istirahat hanya 15 menit, dan ibu mengambil waktu istirahat kami selama 12 menit, bukan nya itu membuang - buang waktu?."

"Ibu tau gelas kosong?, jika di isi air yang cukup, gelas itu akan terisi penuh, dan air itu harus di minum, agar gelas itu kosong."

"Sama seperti otak kita, otak kita butuh istirahat, agar bisa menampung semua materia yang ibu jelaskan dari tadi pagi."

"Lalu, jika gelas yang berisi air penuh itu di tuang kan air lagi, apa yang terjadi?. Iyap, air itu akan tumpah kemana - mana."

"Sama halnya dengan otak. Dengan ibu memberi materi tanpa memberi istirahat, semua materi itu ga akan pernah kita serap."

Ucapan Delia membuat guru itu bungkam, menap marah kearah Delia. Delia yang sepertinya tidak terlalu peduli dengan tatapan seperti itu, langsung meninggalkan kelas yang diisi kesunyian.

Delia berjalan menuju kantin, memesan es teh jumbo, dan juga roti sebagai camilannya.

BRAK

Gebrakan meja terdengar, membuat Delia kaget bukan main.

"EDAN YA WE DEL?." Ujar Arland sambil membenarkan kembali beberapa barang yang jatuh, akibat aksi gebrakan meja yang dilakukan olehnya. ( Gila ya lo Del )

"Kalo ga digituin, tu guru ga akan keluar kelas, kepala gue udah mau pecah rasanya." Ujar Delia menjelaskan.

"Cok, lo mau jajan?." Tanya Delia menatap ucok yang berdiri dari kursinya.

"Piscok?." Tanya Ucok kepada Delia, ia sudah paham bahwa, Delia ingin titip pisang coklat yang biasa ia beli.

"Eh cok, sama es teh jumbo lagi 1." Ujar Delia, pasalnya es teh yang ia beli tadi sudah habis taj bersisa.

"Jangan beli es teh cok, beliin Air putih aja." Ujar Alland menatap Ucok.

Delia hendak protes, tapi ucapan nya di potong oleh Alland.

"Kebanyakan minum manis ga baik buat tubuh Del, lo harus jaga ginjal yang di kasih Allah, jangan di rusak." Ujar Alland memperingati.

Delia langsung kicep dan mentap Ucok. Ucok hanya tertawa melihat wajah masam Delia, tapi perkataan Alland ada benarnya, tidak baik terlalu banyak mengkonsumsi gula.

Tak lama terdengar bel masuk berbunyi nyaring.

Semua orang mulai berjalan menuju kelas mereka masing - masing, berbeda dengan yang lain, Delia dan teman - temannya tetap berada di kantin, karna merka tau setelah ini hanya akan jamkos.

WE || THE LAST CHAPTER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang