WE || TLC 4

84 55 29
                                    

Matahari telah tenggelam, digantikan bulan yang bersinar terang, Delia menatap bintang yang bersinar dengan amat terang.

pintu terbuka perlahan, menampilkan sosok Marko, yang menghampiri Delia di balkon kamarnya.

"Del." Panggil Marko.

Delia menolehkan kepalanya sebentar, lalu kembali menatap keindahan langit malam, ia mati matian, menahan tangisannya.

Tangan kekar Marko melingkar di perut Delia, kepalanya ia taruh di pundak Delia "Nangis aja Del, jangan ditahan, keluarin semuanya, jangan disembunyiin dari gue."

Mendengar ucapan Marko, Delia langsung membalikkan tubuhnya dan memeluk Marko dengan erat, meredam suara tangisannya dalam dada bidang kakak sepupunya itu.

oOo

Malam minggu memang menyenangkan bagi semua orang, namub tidak dengan Delia, karna menurutnya minggu adalah hari yang membosankan. Hanya diisi dengan bermain game, membaca novel, komik, dan melakukan hal - hal membosankan lainnya.

namun ide cemerlang muncul di otak kecil Delia. Ia mengambil benda pipih yang canggih itu, dan membuka room chat.

 Ia mengambil benda pipih yang canggih itu, dan membuka room chat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Delia melempar HP nya asal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Delia melempar HP nya asal. "Ardanta anjing, ya kali gue pacaran sama Ucok."

Karna bosan, Delia mengambil buku Diary nya. Membuka satu persatu lembaran yang penuh dengan tulisan tangannya. Semua ia curahkan pada Diary.

Ia hanya punya Diary dan Marko, yang menjadi tempat Delia menumpahkan semua keluh kesahnya.

Marko adalah sepupunya dari pihak ibu, Marko mulai tinggal bersamanya saat duduk di bangku kelas 8. Marko memilih tinggal bersama Delia karena ia ingin hidup mandiri, tapi tak diizinkan oleh orang tuanya.

Alhasil, ibu Marko menitipkan Marko pada adiknya, yang taklain adalah ibu dari Delia. Marko dan Delia saling menyayangi, namun keduanya sama-sama gengsi untuk saling mengungkapkan sayang .

Saat tangannya sedang asyik menari - nari diatas kertas putih gading miliknya, sebuah notif pesan masuk kedalam indra pendengarannya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
WE || THE LAST CHAPTER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang