Prolog

155 86 52
                                    

SMK Nusa Bhakti, nama SMK swasta yang termasuk dalam SMK Unggulan, berlambang kan singa, dengan beberapa jurusan. Membuat sekolah kini terlihat begitu ramai.

Tidak hanya SMK Unggulan, ekstra kurikuler di sini juga beragam, salah satunya adalah SAR, ekstra dengan peminat yang tidak begitu banyak, dan juga Dewan Pramuka, ekstra yang sudah 4 tahun tidak ber Operasi, kini kembali di buka.

Delia, gadis periang yang sekarang sedang mengomeli teman nya, Jihan.

"WOI COK CEPETAN." Delia berteriak sambil menggedor-gedor pintu kamar mandi dengan kencang.

"Bentar Del, lo duluan aja sono." Jawab Jihan dengan sedikit kesal.

Delia yang tak sabaran memutuskan untuk berjalan keluar dari area kamar mandi. Namun karena terlalu keras membuka pintu, membuat pintu membentur sesuatu dengan sangat keras.

"ASU" Terdengar teriakan seseorang dari belakang pintu. (Anjing)

"EHHHH SORRY SORRY, GA SENGAJA" Delia sebagai pelaku merasa panik, lantaran laki laki yang baru saja ter kena pintu mengalami mimisan.

"WOI DEL, ANAK ORANG LO APAIN GILA?." Jina yang baru saja keluar dari kamar mandi juga terkejut, melihat dua insan di depannya.

"Bawa uks aja Del, kasihan mimisan, sini baju lo, gue bawain." Ujar Jihan sambil merebut pakaian ganti yang di bawa Delia.

Setibanya di UKS, Delia mengobati beberapa luka memar di wajah pria itu, Delia merasa bersalah, tapi dalam hati ia juga menggerutu.

"Lagian lo ngapain sih, di depan pintu." Tanya Delia dengan nada kesal.

"Loh, gue cuma lewat, salah?, lo kali, buka pintu tipis kayak triplek, berasa pintu jati." Jawab pria itu dengan sinis.

"Iya udah iya sorry, lain kali lo jangan di depan pintu dongo."

"Btw, lo ikut ekstra SAR juga?" Tanya Delia penasaran, pasalnya, pria di depannya ini tengah menggunakan celana training hitam di padukan atasan merah bata, seperti yang di perintahkan senior di grup tadi malam.

"Iya."

"Sama dong, gue ekstra SAR juga." Ujar Delia senang, pasalnya dia sedang mencari teman dari jurusan lain, katanya sih biar mata mata nya banyak.

Namun hanya tatapan sinia yang delia dapat dari pria sombong di depannya ini, Delia bisa saja mengumpat di depannya sekarang juga. Namun ia tahan, karena ia butuh teman di setiap ekstra.

"Gue Delia, DeliaOctavia." Ucap Delia sambil mengulurkan tangan.

"Ardanta Mahardika."

_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_

HAY PREN

JANGAN LUPA VOTE YA SENG, KARNA SATU VOTE AJA BIKIN SEMANGAT NULIS

DAN BUAT YANG SUDAH VOTE, TERIMAKASIH SENG

WE || THE LAST CHAPTER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang