Pengumuman Kelulusan

3 1 0
                                    

Semua kelas 12 sedang berkumpul dilapangan sekolah untuk mendengarkan pengumuman dari kepala sekolah, sudah seminggu yang lalu mereka menyelesaikan ujian kelulusan mereka dan sekarang saatnya untuk pengumuman.

"Duh gue gugup banget lagi takut gak lulus," bisik Bulan kepada Shanon dan Lauren disebelahnya.

"Udah lan calm, kita tunggu aja dulu," ucap Shanon menenangkan Bulan.

"Iya tuh lan liat aja Erland santai santai," ucap Lauren sambil menunjuk Erland yang terlihat sangat santai.

"Ya lagian lo samain gue sama tuh orang udah tau Erland emang gitu mau kiamat sekalipun dia tetep santai.," ujar Bulan dan Shanon pun tertawa diam diam.

Kepala sekolah dan guru guru lainnya datang dan menghadap kedepan melihat siswa siswi kelas 12.
"Kerja bagus, saya bangga dengan usaha kalian selama tiga tahun ini, banyak dari kalian yang sudah membawa nama baik untuk smu ritvera iv" ucap kepala sekolah. "Maka dari itu saya nyatakan...kelas 12 smu ritvera iv lulus seratus persen atau bisa dibilang semuanya lulus," sambung kepala sekolah dan langsung dipenuhi dengan sorakan.

"Selamat ya semuanya semoga kedepannya sukses selalu dengan impiannya masing masing," ucap wakil kepala sekolah dan dibalas "terima kasih" oleh seluruh siswa.

"Pak udah boleh gak nih kita nyoret nyoretnya?," tanya salah satu siswa.

"Boleh silahkan kalian sekarang sudah boleh bebas," ucap pak kepala sekolah dan seluruh siswa langsung bersenang senang karena sudah lulus.

"Omg seneng banget guee," ucap Bulan memeluk Shanon dan Lauren.

"Iya nih udah lulus bukan anak sma lagi," ucap Lauren. Stevan dan Erland pun menghampiri mereka.

"Guys liat gua apaan," ucap Erland sambil menunjukan spidol dan pilox yang dia bawah.

"Gass gak nih sekarang?," tanya Stevan pada teman temannya.

"Gasss dong mana sini gue mau piloxnya," ucap shanon mengambil piloxnya.

"Eh sini gue nulis nama gue dibaju kalian gue mau nulis gede gede biar keliatan," ucap Bulan sambil mengambil spidolnya dan menulis namanya dibaju teman"nya.

Mereka pun bersenang-senang seperti anak sma yang sudah lulus pada umumnya.

"Eh guys sini selfie dulu," ucap Lauren mengangkat handphonenya, mereka pun mendekat dan menghadap ke kamera dan berfoto bersama.

*******

"Sha, yang lain mana?," tanya Bulan kepada Shanon karena dia tidak melihat Erland,Stevan, dan Lauren.

"Emm kalo Erland sih lagi ke kantin gatau deh Stevan sama Lauren mungkin lagi dikantin juga," jawab Shanon, saat sedang mengobrol Shanon melihat Bulan membawa gift yang akan dia berikan kepada Stevan.

"Oohh gitu ya yaudah gue nyari Stevan dulu," ucap Bulan.

"Lan, sekarang?," tanya Shanon kepada Bulan dan Bulan pun langsung mengerti gang dimaksud Shanon.

"Iyaa sha, mau nunggu apalagi yaudah gue pergi dulu ya," ucap Bulan dan dia pun langsung pergi.

"Iyaa lan good luck yaa," ujar Shanon.

Saat Bulan sedang mencari Stevan dari kejauhan dia melihat Stevan dan Lauren yang sedang duduk ditaman, Bulan pun bergegas ingin menghampirinya namun saat dia ingin menghampiri mereka langkah dia langsung terhenti.

"Serius lo yang bikin lagunya?," tanya Lauren pada Stevan.

"Iya dong gua yang bikin, bagus gak?," jawab Stevan dan dia pun bertanya balik.

"Bagus banget gak nyangka gue kirain lo tau main gitar doang ternyata bikin lagu pun bisa," ucap Lauren.

"Ya kan gua bikin buat lo," ucap Stevan dan Lauren pun sedikit terkejut.

"What?buat gue?yaampun ngapain Stev?," tanya Lauren.

"Gapapa kan lo temen gua yang paling deket setelah Erland yakali gua bikin lagu buat Erland yang ada nanti dikira gay," jawab Stevan, namun jauh dalam hati Stevan dia ingin sekali berkata kalau dia sangat menyukai Lauren itu lah mengapa dia membuatkan lagu khusus untuk Lauren.

"Hahaha, yaudah gapapa thanks ya lagu lo keren, suara lo oke juga bisa tuh jadi penyanyi," ucap Lauren dan mereka pun lanjut mengobrol, tanpa mereka sadari dibelakang mereka ada Bulan yang diam diam menyaksikan semua itu sedari tadi, Bulan pun merasakan sakit hati yang begitu dalam dan meneteskan air mata dia menatap gift yang dia pegang dan bergegas pergi dari situ.

Saat Bulan berlari pergi ke toilet, Erland melihatnya dan memanggilnya, "Woy lan mau kemana lo buru buru gitu," namun Bulan tidak menghiraukannya, "yaelah mungkin kebelet kali ya tuh anak," ucap Erland melihat Bulan terus berlari.

Saat ditoilet Bulan langsung masuk dan mengunci pintunya, "Gue liat Stev, gue liat tatapan lo, tatapan lo ga bisa bohong kalo lo sayang sama Lauren, dan lagu yang lo buat untuk dia, kenapa dari sekian banyak perempuan malah sahabat gue sendiri yang lo suka," ucap Bulan dengan penuh kesedihannya dan menatap gift yang tidak jadi dia berikan kepada Stevan.

*******

"Loh lan, lo gajadi ngasih itu sama Stevan," tanya Shanon yang melihat Bulan datang dengan membawa gift itu lagi.

"Engga Sha, kayaknya ini bukan waktu yang tepat deh," jawab Bulan.

"Ya terus kapan lan?," tanya Shanon lagi, saat bulan ingin menjawab Erland datang.

"Woy ngapa lo tadi lari lari, dipanggil kagak denger," tanya Erland pada Bulan.

"Gue kebelet tadi," jawab Bulan dengan singkat.

"Udah lah gue mau pulang duluan aja, ngantuk gue," ucap Bulan yang langsung mengambil tasnya dan pergi.

"Aneh banget dah perasaan tadi oke oke aja," ucap Erland melihat Bulan pergi.

"Gatau deh mungkin kecapean kali," kata Shanon dan Erland hanya menganguk saja.








Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 05 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Perjalanan Yang BerbedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang