Jiwoong dan Hao sudah tiba di rumah. Jiwoong turun dari mobil dan jalan mendahului Hao. Jiwoong masih kesal karena Hao sangat akrab dengan Hanbin, saingan terberatnya. Padahal Hao baru kenal dengan Hanbin. Biasa, namanya aja Hao ini mudah adaptasi dengan orang lain.
Hao yang merasa aura Jiwoong terlihat cemburu dan kesal, ia langsung menyusul Jiwoong ke dalam. Hao merasa bersalah karena terlalu akrab dengan Hanbin. Lagian, Hanbin itu tipe yang enak dijadikan teman.
"Kak Woong, tungguin Hao," ucap Hao mencekal lengan Jiwoong.
"Apa, sih? Kakak capek, Hao. Kakak mau tidur," kata Jiwoong tanpa menatap wajah suaminya.
Hao tidak mau melepaskan tangannya dari lengan Jiwoong, sebelum menyelesaikan problem di antara mereka. Hao tidak suka kalau Jiwoong marah dengan dia, walau Hao sendiri tahu kalau dirinya salah.
"Kakak marah sama Hao, karena Hao akrab sama Hanbin?" tanya Hao.
Hao kalau merayu Jiwoong, panggilan untuk dirinya dan Jiwoong berubah. Biasanya Hao memanggil dirinya dengan sebutan 'aku' tapi berbeda dengan ini, begitu juga dengan panggilan untuk Jiwoong.
"Menurut kamu, gimana?" tanya Jiwoong membalikkan badannya, menatap datar lelaki manis di depannya.
Hao melengkungkan bibirnya ke bawah. "Ya, maaf, Kak Woong. Kak Woong, kan, tau kalau Hao mudah akrab sama orang. Maaf, udah buat Kakak kesal dan marah sama Hao."
"Harusnya kamu itu sadar, kalau kamu udah nikah. Jaga jarak sama siapa aja. Kakak nggak ngelarang kamu berteman sama siapa aja, tapi harus tau batasan. Kamu udah dua kali kayak gini."
Hao tahu ia sudah menikah dan ia salah karena lebih perhatian dengan orang lain, daripada suaminya sendiri. Hao merasa bersalah dengan Jiwoong.
"Kak, plis, jangan marah sama Hao. Hao janji nggak bakal kayak gitu lagi. Hao bakal jaga jarak sama orang sekitar. Plis, maafin Hao."
Jiwoong melepaskan tangan Hao dari lengannya. "Terserah, kakak nggak peduli."
Jiwoong melangkahkan kaki ke kamarnya, tapi sebuah pelukan dari belakang, membuat langkahnya berhenti.
"Hao, lepas."
Hao semakin kuat memeluk Jiwoong. "Nggak mau, sebelum Kakak maafin Hao. Hao nggak suka Kakak kayak gini. Maaf, kak. Hao nggak bakal ngulangi kesalahan yang sama."
Jiwoong membalikkan badannya, menatap wajah Hao. Sebenarnya, Jiwoong tidak tega dengan Hao, tapi dia terlanjur marah dengan Hao.
"Kamu tau, kakak ngelarang kamu jangan terlalu akrab sama orang lain, ini demi kebaikan hubungan kita, walau pernikahan kita nggak ada yang tau. Kakak sayang sama kamu, Hao. Kakak nggak mau kehilangan kamu."
"Tapi sampai kapan pernikahan kita dirahasiakan? Hao tau kalau Hao yang minta hubungan kita dirahasiakan, karena Hao takut diserang sama fans Kakak yang banyak. Hao—"
Sebelum Hao melanjutkan ucapannya, Jiwoong terlebih dahulu membungkam mulut Hao dengan bibirnya. Jiwoong menggerakkan bibirnya, sedangkan Hao, membalas ciuman dari suaminya. Setelah lima menit berciuman, mereka melepaskan tautan bibirnya.
"Tunggu bentar lagi, Hao. Kakak janji bakal umumin pernikahan kita ke publik. Yang sabar, Hao."
"Iya, aku percaya sama kakak. Jadi, sekarang Kakak udah maafin Hao? Nggak marah lagi, kan, sama Hao?" tanya Hao penuh harap.
"Nggak. Lain kali jangan diulangi."
"Iya, kak. Oh ya kak, kakak harus janji sama Hao, kalau Kakak nggak boleh ngerespon wanita ular itu. Hao nggak suka."
"Wanita ular? Maksud kamu Sakura?"
"Iya Sakura, Kak. Kesel Hao sama dia."
Jiwoong mengusap rambut Hao. "Iya, Sayang. Kakak yakin kalau chaewon bisa mengambil hatinya sakura, dan sakura bisa move on dari Kakak."
"Iya, kak."
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE STORY ~ WOONGHAO
RomanceCover by: @PeniqmatHalu tentang jiwoong dan hao yang nyembunyiin hubungan mereka. mereka udah nikah dan memutuskan merahasiakan semuanya, bahkan teman dekatnya. hao masih belum siap hadapi fans jiwoong yang agak bar-bar