Hao membuka matanya perlahan. Ia melirik jam yang terpasang di dinding kamarnya. Hao menoleh ke samping dan terlihat wajah damai Jiwoong. Lelaki imut itu hendak turun dari ranjang, tapi ternyata bagian bawahnya sakit. Sebelum tidur, Jiwoong menyerang Hao. Entah berapa kali, Jiwoong memasukkan miliknya ke milik Hao.
"Akh, sial," gumam Hao dan membuat tidur Jiwoong terusik.
"Sayang, ada apa?" tanya Jiwoong membelai rambut Hao.
Hao memajukan bibirnya, membuat Jiwoong gemas dan ingin memakan Hao. "Bagian bawahku masih sakit. Ini ulah kakak yang gempur aku habis-habisan," cemberut Hao.
Jiwoong menarik hidung Hao. Gemas dia dengan sikap suaminya ini. "Tapi, kamu suka, 'kan?" tanyanya.
"Ya, aku suka, sih, Kak." Hao baru teringat satu hal. "Kak, tadi Kakak pakai pengaman, gak?"
Jiwoong menepuk jidatnya. Bagaimana bisa lupa jika dia tidak memakai pengaman? Mana tadi, Jiwoong memasukkan cairan itu ke dalam miliknya Hao.
"Astaga, Sayang. Aku lupa nggak pakai pengaman."
Hao membulatkan matanya terkejut. "Kakak, ish. Nanti kalau aku hamil, gimana? Terus kalau fans kamu tau, gimana? Karir Kakak bisa hancur."
Jiwoong memeluk Hao. Ia merasa bersalah karena tidak memakai pengaman. Jiwoong mengurai pelukannya, lalu memberi kecupan di dahi Hao.
"Kamu gak usah khawatir sama aku. Kalau kamu beneran hamil, aku bakal umumin pernikahan kita, gak peduli karirku hancur atau nggak. Aku masih punya perusahaan dari papa, jadi aku nggak bakal kekurangan. Kamu percaya, kan?"
Hao menganggukkan kepalanya lucu. "Aku percaya sama kakak, kok. Aku juga gak bakal ninggalin kakak. Aku janji."
"Makasih, Sayang. Udah, yuk, kita mandi aja."
"Mandi bareng, ya?" tanya Hao dengan mata berbinar.
"Iya, Sayang."
*
Setelah mandi, Jiwoong menggendong Hao keluar dari kamarnya. Jiwoong tau kalau bagian bawah Hao itu masih sakit. Jiwoong mendudukkan Hao ke sofa di ruang keluarga. Jiwoong duduk di samping suaminya sembari membuka ponsel untuk memesan makanan.
"Kamu mau makan apa?" tanya Jiwoong.
"Seafood aja, Kak. Lagi pingin itu."
"Ya udah, aku pesen itu."
Jiwoong selesai memesan, ia menyandarkan punggungnya ke sofa. Hari ini, ia sangat capek dan jadwalnya padat.
"Sayang, aku besok ada jadwal apa?"
Hao mengingat jadwal suaminya. "Cuma syuting MV aja, sih. Kayaknya gitu, deh."
"Oke. Besok habis syuting, aku mau ajak kamu jalan-jalan. Mau, gak?"
"Mau banget, dong."
Ting tong!
Jiwoong berdiri dari sofa setelah bel rumahnya berbunyi. Jiwoong menatap datar orang yang ada di depannya ketika membuka pintu. Siapa lagi kalau bukan sakura. Rumah sakura masih satu blok sama dirinya.
"Mau apa kamu ke sini?" tanya Jiwoong sinis.
"Mau ketemu kamu lah, Woong," jawab Sakura.
"Pergi kamu dari sini. Aku gak mau lihat kamu," usir Jiwoong.
"Ih—"
"Kak, siapa yang da—"
Hao terkejut dengan kedatangan sakura, begitu juga dengan sakura. Sakura tidak mengerti kenapa Hao ada di rumah mantannya.
"Woong, ngapain nih anak di rumah kamu? Wah mencurigakan."
"Urusan kerjaan. Udahlah, kamu pulang aja sana. Aku males lihat wajah kamu."
Sakura berdecak sebal dengan perkataan Jiwoong. "Kok kamu—"
"Pergi, sakura!" teriak Jiwoong, membuat Hao dan sakura kaget.
Sakura memilih pergi dari apartemen Jiwoong daripada sakit hati. Sakura tidak habis pikir alasan Jiwoong mengusirnya. Bersamaan dengan itu, pesanan Jiwoong datang.
"Ayo makan," ajak Jiwoong.
"Iya, Kak."
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE STORY ~ WOONGHAO
عاطفيةCover by: @PeniqmatHalu tentang jiwoong dan hao yang nyembunyiin hubungan mereka. mereka udah nikah dan memutuskan merahasiakan semuanya, bahkan teman dekatnya. hao masih belum siap hadapi fans jiwoong yang agak bar-bar