Chapter 6

1.3K 71 0
                                    

Hallo semua kembali lagi ke cerita ini 😁😆





Happy reading.....




Di lantai atas

Reva yang hendak membuka pintu kamar,dikejutkan dengan tangan kekar yang menahan pintu,Reva berbalik dan menatap pemuda yang menatap dirinya dengan tatapan tajam,sekarang posisi Reva di tahan oleh pemuda.

"Tuan kenapa anda tadi tidak segera membuka pintu?"tanya sistem heran,padahal dirinya sudah bilang bahwa tuannya diikuti oleh salah satu abang pemilik tubuh.

"Gue hanya ingin melihat pertunjukan yang seru"batin Reva tersenyum penuh arti.

Sistem yang melihat senyuman itu menggidik ngeri,sepertinya tuannya ingin menunjukkan sesuatu.

"Apa yang lo rencanakan?"tanya pemuda itu dengan suara serak miliknya,siapapun yang mendengar suara itu pasti akan memekik bahagia bisa mendengar suara hot pemuda itu,berbeda dengan Reva yang hanya diam,ingat ya Reva / Rara itu suka sama face cute boy bukan yang face bad boy.dia lebih suka yang imut dari pada yang sangar atau hot? Ya Walaupun suaranya bikin jantung dag dig deg gitu~

"Reva lagi gak bikin rencana kok,kak Reno"ucap Reva mendongak menatap Reno yang sangat tinggi darinya tinggi pemuda itu 180 cm sedangkan Raka hanya 178 cm,berbeda dengan dirinya yang hanya 150 cm. iya pemuda yang ada di hadapannya itu adalah kakak pertama pemilik tubuh,Reva memasang wajah polosnya yang menatap Reno dengan mata bulatnya.

Reno yang melihat mata Reva yang tidak terlihat kebohongan di sana hanya mendengkus kasar,dia memang tidak menyukai Reva karena selalu mendekati dirinya yang membuat ketenangannya terusik,tapi dia juga tidak ingin seperti Raka yang selalu berkata kasar pada Reva adiknya sendiri hanya karena Reva mengusik mereka,jadi dia hanya diam saat melihat Reva di marahin oleh kembarannya Raka,dia akan membalas jika Raka sampai main tangan pada Perempuan lain atau Reva alias adiknya dan Raka,untung saja selama ini Raka hanya berkata kasar saja.tapi dia sedikit bersyukur bahwa Reva kembali menjadi dirinya yang polos,bukan Reva yang berdandan seperti tante girang.

"Ck!"desisnya Reno menatap Reva yang datar,Reno sudah melepaskan Reva,lalu dia berlalu menuju kamarnya yang berada di samping kamar Reva,kamar Reva di tengah ya antara Raka dan Reno,Raka sebelah kiri sedangkan Reno sebelah Kanan.

"Lah udah selesai? Gak ada baku hantam gitu?"tanya Reva bingung.

"Mungkin dia sedang kesal tuan,karena dia pikir anda sedang merencanakan sesuatu tapi ternyata tidak,anda sangat hebat menyembunyikan jati diri anda tuan"ucap sistem kagum pada Reva.

"Padahal aku hanya ingin terlihat polos saja..."ucap Reva sambil menunjuk wajah polosnya lalu mengubah wajahnya menjadi datar"ternyata dia tidak bisa membedakan mana yang polos atau tidak..."ucap Reva tersenyum penuh arti menatap pintu kamar Reno,lalu dia masuk kedalam kamarnya.

"Anda benar-benar menyeramkan tuan"batin sistem menggidik ngeri melihat senyum Reva itu,yang terlihat sebuah peringatan.

Di kamar Reno

Dia sedang mengutak atik laptop miliknya untuk mencari tahu apa yang terjadi di sekolah mereka sampai Reva berperilaku aneh menurutnya...

"Shit!dia kenapa terlihat berbeda?"batinnya.

Di sebuah Cctv yang ada di dekat sekolah dia melihat di jalan sebelum pulang Reva pernah bertemu seseorang di gang dan Reva berpelukan dengan orang itu,lalu Reva sepertinya menangis...

"Tunggu menangis?"lirihnya menatap cctv itu tajam,lalu dia mengalihkan pandangan ke seseorang itu dan dia tahu dari postur tubuh itu bahwa itu adalah seorang pemuda tapi dia tidak bisa melihat wajah karena pemuda itu menggunakan pakaian serba hitam dan menggunakan masker dan kacamata hitam untuk menutupi wajahnya.

"Shit!apa yang mereka bicarakan?"kesalnya tidak bisa mendengar  ucapan mereka berdua karena mereka berbisik bisik.

Lalu terlihat Reva yang selesai menangis dan terlihat Reva tersenyum manis kemudian dia pergi dari gang itu,sementara pemuda itu masuk kedalam gang itu sampai tidak terlihat lagi oleh cctv.

"Siapa pemuda itu?"ucapnya,lalu dia berusaha mencari identitas pemuda itu tapi tidak ada yang ketemu pemuda itu sepertinya memiliki pelindung yang kuat.

"Aku harus mencari tahu besok!"ucapnya berbaring di tempat tidur dan menatap langit2 kamar.

"Maaf Rev,kakak selalu cuek dan dingin sama kamu"ucapnya memejamkan matanya dan tertidur.

Keesokan paginya

Seorang gadis sedang tidur nyenyak di kasur sambil memeluk guling,gadis itu tidak terganggu dengan sinar matahari yang masuk dari selah jendela.

"Tuan,bangun ada harus pergi sekolah"ucap sistem berusaha membangunkan tuannya.

"Hm,jam berapa?"tanya Reva dengan suara serak khas orang bangun tidur.

"Sekarang jam 06:23 pagi tuan"ucap sistem.

"Hm"gadis itu berdehem lalu berjalan menuju kamar mandi.

Beberapa menit kemudian sudah setelah selesai melakukan ritual mandinya selama 15 menit,Reva keluar kamar mandi dan berjalan ke lemari pakaian,dia memicingkan mata melihat seragam Reva yang rata-rata berukuran kecil.

"Ini gak ada seragam yang pas gitu?"tanya Reva menatap jijik seragam itu,dan dia pikir jika ingin menjadi polos dia juga harus menyesuaikan penampilan dirinya agar pas dengan karakter polos pemilik tubuh.

"Iya tuan,semua seragam pemilik tubuh memang seperti ini "ucap sistem.

"Jadi gimana sis? masa gue pergi pake seragam ini?yang ada gue gak bisa jadi pusat perhatian di sekolah nanti"ucap Reva kesal.

"Anda melupakan saya tuan?saya bisa membantu anda,anda hanya perlu menggunakan poin anda untuk ditukar untuk membeli seragam baru"ucap sistem.

"HAH?KENAPA LO GAK BILANG DARI TADI?"teriak Reva,untung kamarnya kedap suara jika tidak pasti dia akan di sangka gila.canda gila~

"Hehe...Tuan kan tidak bertanya?"ucap sistem.

Reva menghela nafas panjang,dia menatap layar hologram di depannya.

"Berapa?"tanya Reva datar,dia lagi dalam mode senggol bacok,karena dia sedang tidak mood.

"Hah?tuan bicara apa?"tanya sistem tidak paham maksud tuannya itu.

"Berapa poin yang di butuhkan untuk membeli seragam!"ucap Reva menatap tajam layar hologram di depannya.

Glek

Sistem yang ditatap tajam oleh Reva sedikit takut,dia berusaha menjawab pertanyaan Reva dengan menahan rasa gugupnya.

"P-poin yang tuan butuhkan hanya 5 tuan"ucap sistem gagap.

"Hm,tukar!"ucap Reva datar.

Sistem langsung menukar 5 poin dengan seragam.

Tidak berselang lama tiba-tiba seragam muncul di atas tempat tidur,Reva yang melihat itu langsung mengambil seragam itu dan berganti pakaian.

"Hm,lumayan"ucap Reva datar,ia menatap dirinya di depan cermin yang Full Body.

"Tuan anda ingin melihat data diri anda?"tanya sistem menatap Reva takut-takut.

"Tidak,nanti saja"ucap Reva tersenyum,dia sudah memasang wajah polosnya lagi,lalu dia menggunakan hoodie hitam yang besar dan panjang sampai lutut,mungkin karena tingginya hanya 155 cm dia temasuk pendek dari anggota keluarga yang lain.

"Cepat sekali tuan merubah wajahnya"batin sistem kagum pada cepatnya Reva merubah wajah datar menjadi polos dalam hitungan detik.

"Saatnya beraksi~"ucap Reva tersenyum penuh arti,lalu dia pergi keluar kamarnya.

Bersambung dulu ya bagi yang penasaran nanti tunggu Author lagi bikin cerita...

Ceritanya sampai ini dulu ya,Author bikin dulu kelanjutannya,bagi yang suka sama cerita ini boleh kasih Comen dan Vote bagi yang mau,kalau gak mau ya makasih udah mampir di cerita aku😇

Jangan lupa vote dan comment ya 🥺😆

Selamat membaca 😁

Transmigrasi Dunia Novel? [SLOW UPDATE!!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang