TIDAK ADA petunjuk mengenai kapan, pukul berapa, dan hari apa sekarang. Di mana dirinya berada pun, Byun sama sekali tidak tahu.
Darah yang mengering mungkin bisa dijadikan acuan untuk memastikan berapa lama raga terjebak, tetapi kemudian Byun sadar. Semua luka di tubuh kurusnya menghilang secara tiba-tiba, berikut rasa sakit yang didapatnya usai terkena peluru.
Dan sayangnya tidak ada yang bisa dilihat meski mata dipaksa membelalak. Untuk mengetahui kondisi saat ini Byun hanya sanggup mengira-ngira; kiri, kanan, depan, belakang, bagaikan ruang kosong. Luasnya sendiri tidak bisa dikonfirmasi. Sedangkan kegelapan adalah satu-satunya pengisi.
Sesaat Byun berpikir, apakah ini yang dinamakan alam kematian?
Dalam ketidakjelasan, Byun merasakan keheningan total. Suara-suara enggan berbisik di telinga.
Atau sebenarnya memang tidak ada?
"Sudah merasa putus asa, wahai manusia?"
Namun tampaknya tebakan Byun meleset cukup jauh. Di tempat sepi, gelap, dan sunyi, suara tanpa wujud menggema bagai pantulan di dinding gua. Byun yang mulai waspada pun langsung melontarkan pertanyaan. "Si-siapa?!"
"Namaku Hazeltha," jawab suara tersebut. "Tugasku adalah mendampingi jiwa-jiwa yang telah meninggalkan dunia asalnya. Khususnya jiwa pria-pria lajang."
Byun menelan ludah dengan tegang. "Mendampingi jiwa-jiwa?"
"Benar, mendampingi sekaligus memandu. Sedangkan jiwa para wanita, saudarikulah yang menangani bagian tersebut."
Rasa-rasanya aku pernah mendengar suara ini, tapi ... di mana?
Di akhir perkenalan, muncul cahaya menyilaukan bak bintang di langit malam. Pancaran terang yang datang dari arah atas tersebut serta-merta meluas, menyebar ke seluruh penjuru. Mengusir kegelapan yang kian membelenggu. Kini, sosok yang mengajak Byun bicara bukan lagi sebuah misteri. Wujud 'Hazeltha' bisa dipandang seutuhnya oleh mata.
Hazeltha, ia memiliki rupa yang luar biasa indah.
Kecantikan Hazeltha ibarat musim gugur yang sebentar lagi bertemu musim dingin. Aura wanita dengan sayap di punggung itu amat menyejukkan hati.
"Ini tidak bisa dipercaya!"
"Ada apa, wahai manusia?" Di bawah lembutnya cahaya purnama, Hazeltha mulai menyelipkan rambut cokelat terangnya ke belakang telinga. Ketika melakukan gerakan ringan untuk menggoda lawan bicara, jari-jari Hazeltha tak sengaja menyentuh hiasan beraksen bunga. "Apa penampilan surgawiku membuatmu tidak fokus? Bila benar demikian, dirimu yang dipenuhi hawa nafsu pasti sudah lupa dengan penjelasanku semenit la ...."
KAMU SEDANG MEMBACA
REVIVE: BUT MY AGE BECOME 14 YEARS YOUNGER
Fantasy[FANTASY] Selama 14 tahun dekat dengan koki asal Kyoto, tak sekalipun kata cinta keluar dari bibir Byun. Pemandu wisata sekaligus mantan pembunuh tersebut ragu Wendy mau menerimanya. Dan di luar dugaan, Wendy yang kala itu sedang ditimpa masalah tan...