02-3: Proses Pemindahan

243 68 379
                                    

"JADI, bagaimana?" tanya Hazeltha setelah menyadari adanya keheningan di antara ia dan Byun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"JADI, bagaimana?" tanya Hazeltha setelah menyadari adanya keheningan di antara ia dan Byun. "Apa kau siap menandatangani kontrak?"

"Pertama-tama aku ingin mengucapkan terima kasih banyak." Tubuh Byun merinding karena harapan. Lalu dengan semangat, Byun bangkit dari posisi malasnya dan membereskan kertas-kertas yang sebelumnya ia lempar. "Berkatmu dan si Bangsawan Kikuk, aku yang sudah mati kini memiliki kesempatan untuk hidup kembali."

"Hanya saja di samping berkah yang kuterima ...." Di akhir, Byun menunjuk seseorang di seberang meja. Sosok tersebut tengah duduk di sofa beludru. "Sesuatu menggelitik rasa ingin tahuku."

Hazeltha mengedip-ngedipkan mata. Terkejut mendengar pengakuan Byun. "Kau ini menarik ya?"

"Menarik?"

"Aku sama sekali tidak menyangka ada manusia yang rakus informasi sepertimu. Tapi silakan, tanya saja."

"Benarkah? Karena alih-alih memulai kehidupan keduaku dari nol," ucap Byun. Yang ditunjuk pun seketika menunduk; Liavin Adelard lagi-lagi memperlihatkan kegugupannya. "Yang kau lakukan malah memintaku melanjutkan kehidupan orang lain."

"Ah mengenai itu ...." Untuk memuaskan rasa penasaran Byun, Hazeltha membuat pertunjukan guna mempermudah penjelasan. Memberi gambaran kejadian melalui sihirnya yang luar biasa. Kini, di hadapan dua laki-laki berwajah mirip, Hazeltha memanggil jiwa manusia random dalam bentuk bola api biru. Bola yang diselimuti cahaya serta panas tersebut melayang di tengah perpustakaan, mengikuti gerak jari Hazeltha.

"Sebetulnya, ketika Malaikat Pembimbing seperti kami memberi kesempatan pada mereka yang sudah mati, cara yang benar memanglah membuat mereka terlahir kembali. Menuntun jiwa-jiwa menyedihkan itu ke rahim seorang ibu. Kemudian, dimulailah kehidupan baru sebagai bayi mungil yang memiliki ingatan masa lalu."

Selesai dengan informasi pertama, Hazeltha mengembalikan jiwa yang dipanggilnya ke tempat penyimpanan. Lokasinya berada di sisi lain alam kematian. "Namun, karena seratus tahun belakangan ini bermunculan manusia seperti Liavin Adelard yang minta dihapuskan dari dunia, kami para Malaikat Pembimbing sepakat untuk mencari pemeran pengganti. Dengan cara itu, alur kehidupan yang masih sangat panjang akan terus berlanjut."

Byun bersedekap lalu memejamkan mata. Pikirannya mulai berkelana, mencari kemungkinan untuk dikonfirmasi. "Yang berarti, penduduk di Negeri Ibèris tidak akan sadar jika Liavin Adelard yang mereka kenal selama ini telah berganti orang? Digantikan olehku yang merupakan ...."

"Apa kau khawatir akan wajahmu yang mulai menua, wahai manusia?" kata Hazeltha diiringi tawa ringan, "dan merasa kalau dirimu kurang pantas untuk memerankan seorang bangsawan muda?"

"Sebenarnya bukan itu yang ingin aku ... oke, silakan lanjutkan."

Seraya menatap lembut Byun, Hazeltha mencoba memberi pengertian. Menegaskan bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan. "Ibarat cerita yang belum rampung, para tokoh di dalamnya tidak akan sadar bahwa telah terjadi perombakan besar-besaran. Termasuk berubahnya visual pemeran utama. Bahkan, mereka yang sejatinya berperan dalam menggerakkan alur, tidak bisa menentang hal-hal yang ditetapkan penulis."

REVIVE: BUT MY AGE BECOME 14 YEARS YOUNGERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang