Dirimu Yang Terlupakan (2)

298 30 1
                                    

Voli pantai adalah permainan bola voli yang dimainkan di atas pasir pantai sebagai arena permainannya. Beberapa saudara elemental, Ying, Yaya, Gopal, dan Fang memainkan permainan ini.

"Gempa, kau tak mau ikut main bersama mereka lagi kah ?" Ochobot menghampiri Gempa yang memilih memperhatikan dari bawah payung teduh yang berada tak jauh dari lapangan voli pantai.

"Tidak, aku sudah lelah. Lagipula, aku sudah ikut lomba berenang tadi. Ditambah, aku lebih baik menjaga Ice sekarang"

"Kau benar juga. Padahal dia tadi sudah sadar, tapi kembali tidur. Nampaknya dia benar-benar kelelahan"

Seperti itulah kondisi Ice setelah ia diseret dengan paksa oleh Blaze untuk ikut berenang di pantai, mengakibatkan Ice hampir tenggelam bahkan ia tiba-tiba tak sadarkan diri.

"Anak itu......energinya begitu cepat habis kecuali dalam pertarungan"

"Hahahaha !!! Kalau dia seperti itu saat bertarung malah akan habis di hantam musuh kan ?"

"Iya juga sih"

Beralih ke kelompok voli pantai, dapat dilihat pertarungan sengit antar dua tim dengan Papa Zola yang menjadi wasit dalam pertandingan mereka.

"Apungan gravity !!!"

"Tambah anginnya kak Taufan !!!"

"Serahkan padaku !!!"

"Pukulan laju !!!"

"Go !! Go !! Solar !! Hantamlah musuhmu !!!"

"Diamlah kau !!!"

"Tangan bayang !!!"

Namun dalam permainan ini, sepertinya peran wasit tak dibutuhkan sekarang "Hayo yooo !!! Ini pertandingan Voli apa perang voli nih hah ??!! Haduh !! Pusing kebenaran !!!" Panik Papa Zola meringkuk melindungi diri.

Kembali lagi ke Gempa yang hanya bisa tertawa kikuk bersama Ochobot yang menatap datar permainan Voli mematikan itu.

"Untung kau tak ikut serta Gempa"

"Hahahaha......."

Namun tanpa mereka sadari, ada kehadiran sosok berjubah hitam dengan topeng putih yang sedari tadi memperhatikan aktivitas mereka. Tetapi, daripada disebut memperhatikan, sosok ini lebih seperti menjaga ?

"Mereka...... baik-baik saja kan ?"

Entahlah, apapun itu, sosok tersebut hanya mengawasi para elemental dan teman-temannya dari jauh. Seakan kehadirannya tak akan membahayakan mereka. Bahkan senyum kecil terukir dari balik topeng putih yang ia gunakan.

"Sepertinya tidak akan masalah jika aku--"

"Kau mau kemana ? Fokus pada misimu. Dia tak akan menyukainya jika kau lalai"

Sosok itu terdiam saat ada yang menegurnya dari earphone yang ia gunakan, membuat senyum kecil yang terukir tadi menghilang hanya dalam sekejap saja. Bahkan jika di perhatikan, tatapan sosok ini nampak kosong, berbeda dari sebelumnya.

"Kau tenang saja, kita akan merebut Power Sphera teleport itu dari mereka"

"Benar. Misi ini jangan sampai gagal.....Hal-Zero"

Tatapan merah yang menggelap. Bisa dibilang, hanya ada kegelapan dari siratan mata nya. Walau sebelumnya, walau untuk sesaat, sedikit cahaya nampak dari tatapan lembut yang mengarah pada kegirangan dari pemandangan hangat dihadapannya.

"Hanya tuanku yang boleh memerintah diriku. Jadi kau tidak berhak memerintah ku, apalagi dengan nama itu"

"Hahahaha !!! Maafkan aku. Kupikir kau bisa ku kendalikan selagi si bodoh itu pergi"

Memories Of Our BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang