BAB 5

564 55 5
                                    

Alunan musik berdetuk kencang, bau asap rokok dan minuman beralkohol menyengat di ruangan itu. Devi terbatuk-batuk mencium aroma menyengat ini.

"Dimana tuan Afan?" tanya Devi kepada dirinya sendiri.

Ya! Setelah pulang dari pesta, Afan tidak benar-benar mengajaknya pulang. Ia malah membawa Devi ke suatu bar.

"Bau banget!" gumam Devi tak tahan dengan bau menyengat itu.

Devi memperhatikan sekeliling, hingga kedua matanya tertuju kepada satu pria yang tengah di kerumuni oleh banyak wanita s3ks1. Siapa lagi kalau bukan si kutu kampret, Afan maksudnya.

Devi menghampiri Afan, ia tampak risih melihat baju yang kurang bahan itu di pakai oleh para wanita yang tengah mengerumuni Afan.

"T--tuan, kapan kita p--pulang? Aku t--tidak nyaman di sini!" ucap Devi terbata-bata.

"Kau pulang saja sendiri! Saya masih mau di sini!" Afan kembali meneguk minuman beralkohol itu.

'Kesempatan gue buat kabur' batin Devi.

"Jika kamu bisa lolos dari pengawasan saya," lanjut Afan.

Devi menengok kebelakang, para anak buah Afan tengah mengawasi gerak-gerik Devi.

Afan berdiri dari duduknya, lalu menghampiri Devi.

"Temani aku malam ini, Baby!" bisik Afan tepat di telinga Devi.

Devi memikirkan kata-kata Afan, otaknya tidak mampu menerjemahkan ucapan Afan. Tidak lama dari itu Afan menggendong Devi seperti mengangkat karung beras.

"Aaaaa! Lepasin Devi, Devi gak mau ikut kalian!" Devi memberontak di gendongan Afan.

Afan membawa Devi ke kamar yang sudah ia sewa kemarin.

Bruk!

"Aduh!" ringis Devi.

"Devi ini manusia ya! Bukan hewan atau kucing yang bisa di lempar kemana-mana!" kesal Devi.

Afan tidak menanggapi ucapan Devi,  ia mengukung tubuh Devi di ranjang.

"Apa yang tuan lakukan!?" pekik Devi.

Afan mel*m4t bibir Devi, Devi mencoba melepas p4ngutan Afan.  mendorong dada bidang Afan agar menjauh dari dirinya. Namun usahanya hanyalah sia-sia, tenaga Devi hanya 10% bagi Afan.

Bugh!

"Akhhh ...."

Afan menjerit kesakitan kala juniornya di tendang oleh Devi Devi yang melihat kesempatan untuk kabur pun turun dari ranjang dan masuk kedalam toilet lalu menguncinya.

"Gadis s1*lan!" umpat Afan.

Afan pun turun dari ranjang dan menggedor pintu toilet.

"Buka!" teriak Afan yang murka.

Selama ini tidak ada yang pernah berani kepadanya. Dirinya yang terkenal kejam sangat di segani dan di takuti di dunia. Tapi gadis itu!? Ada di dekat gadis itu ia seperti tidak mempunyai harga diri.

"Gak! Devi gak akan buka pintu ini!" sahut Devi dari dalam toilet.

"Sh1tt, berani sekali gadis ini," gumam Afan.

Saat akan mendobrak pintu toilet...

Tok! Tok! Tok!

S14l! Afan lupa bahwa ia masih berada di bar.

'Kali ini kau masih lolos gadis kecil' batin Afan.

Dor!

Dor!

--------------------------

Jangan bosan membaca cerita ini! Ini baru awal yaa, di alur berikutnya pasti akan lebih menarik.

Jangan lupa 👉🏻⭐👈🏻 and komen.

GADIS KESAYANGAN MAFIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang