"Diam!" sarkas Afan dengan tatapan tajamnya yang menusuk.
Devi pun diam dan hanya menuruti apa yang Afan katakan. Gadis penurut! Afan dan Devi pun keliling Mall dengan di kawal beberapa bodyguard.
Mata Devi tertuju kepada dress simple berwarna merah. Afan yang melihat itu memberikan kode kepada anak buahnya dan memberikan black card.
Anak buah Afan yang mengerti pun membeli dress itu. Afan berjalan menyusul anak buahnya tanpa menghiraukan Devi.
"Ini, Tuan," ucap anak buah Afan.
Afan menerima paper bag itu dan membalikkan badannya.
"Ini---"
Ucapan Afan terjeda kala tidak melihat Devi di belakangnya. Dimana Devi? Mata Afan memicing mencari keberadaan Devi. Namun tidak ada tanda-tanda keberadaan Devi. Apakah Devi hilang? Atau ia kabur? Satu kata untuk Afan. Ceroboh.
"Cari!" ucap Afan kepada anak buahnya.
Afan dan anak buahnya berpencar mencari Devi.
20 menit kemudian
Tidak ada! Sebenarnya Devi ini kemana? Afan sudah tampak frutasi. Ia berjalan gontai. Tak sengaja ia melihat seorang gadis keluar dari toilet wanita. Afan yang melihat itu membulatkan matanya, ia berlari kecil kearah gadis itu.
Grep
Devi terkejut kala lengan kekar seseorang memeluk pinggang rampingnya dari belakang.
"T--tuan?"
Afan mengabaikan panggilan Devi, ia masih setia memeluk Devi.
'Berjanjilah untuk tidak pergi lagi dariku!'
ucap Afan dalam hati, belum waktunya ia mengatakan yang sebenarnya kepada Devi. Afan mengurai pelukannya.
Ia menarik lengan Devi, membawanya keluar dari Mall menuju parkiran.
MANSION
Afan keluar dari mobil meninggalkan Devi. Tak lama Devi keluar dari mobil menyusul Afan.
Di ruang tengah terdapat Cantika yang tengah menunggu Afan. Afan berjalan melewati Cantika begitu saja. Sedangkan Cantika menatap cengo Afan! Pandangan matanya beralih menatap tajam Devi.
-----------------------
Apa yang akan terjadi sama Devi ya?Jangan lupa 👉🏻⭐ 40 👈🏻 and komen.
KAMU SEDANG MEMBACA
GADIS KESAYANGAN MAFIA
Teen Fiction[ JANGAN LUPA FOLLOW AKUN INI DAN VOTE TERLEBIH DAHULU!!! ] Siapa sangka di hari kelulusanku saat SMA,aku di jual kepada mafia kejam oleh Paman dan Bibi. Entah apa yang Paman dan Bibi inginkan! Mereka tidak pernah puas menyiksa ku. Tuhan begitu heba...