08

114 14 0
                                    

Di kediaman Shinyu, semua anggota keluarga sedang memakan makan malamnya dengan suasana yang dingin dan mencekam tidak ada satupun yang membuka suara, hanya terdapat suara sendok dan piring yang bersentuhan, Shinyu yang tidak menyukai suasana seperti ini lantas mempercepat aksi makan malamnya.

"Shinyu udah selesai, Shinyu ke kamar dulu, permisi" pamit Shinyu beranjak berdiri, mama nya mengangguk sedangkan ayahnya tidak menatap Shinyu sedikit saja, Shinyu akhirnya berjalan menuju kamarnya.

Hated by life itself - nightcord at 25

Shinyu menutup pintu kamarnya setelah masuk, dia memandang kearah keyboard nya yang berada di pojok ruangan, Shinyu membawa langkahnya mendekat perlahan kearah keyboard itu dan duduk di kursi.

Shinyu memandang not pada keyboard nya lamat-lamat lalu tangannya mulai bergerak untuk menekan not not itu dan mulai memainkan lagu Hated by life itself.

Jari jemari Shinyu bergerak dengan sangat indah menekan not not itu, sesekali dia bersenandung kecil, menyanyikan lagu itu.

"Koufuku mo wakare mo aijou mo yuujou mo"

"Kokkei na yume no tawamure de zenbu kane de kaeru shiromono"

"Ashita shinde shimau kamo shirenai"

"Subete muda ni naru kamo shirenai"

"Asa mo yoru mo haru mo aki mo"

"Kawarazu dareka ga doko ka de shinu"

"Yume mo asu mo nani mo iranai"

"Kimi ga ikite Ita nara sore de ii"

"Sou da Hontou wa sou lu koto ga utaitai"

(Kebahagiaan, perpisahan, cinta dan persahabatan)

(Itu semua bisa dibeli dengan uang dalam gurauan mimpi kita)

(Besok mungkin saja aku mati percuma)

(Mungkin saja semuanya akan berakhir sia sia)

(Pagi dan malam, musim semi dan musim gugur)

(Tak berubah meskipun ada yang mati)

(Mimpi dan hari esok, aku tidak membutuhkan semuanya)

(Jika kamu hidup maka sudah cukup)

(Benar, itulah sebenarnya yang ingin ku nyanyikan!)

Alunan suara indah Shinyu dan melodi yang dihasilkan oleh keyboard terus berlanjut menghiasi kamar itu, namun...

BRAKK

"SHINYU!" Bentak sang ayah membuka pintu kamar Shinyu kasar, sedangkan Shinyu terlonjak kaget dan menghentikan permainannya, di belakang ayahnya dia melihat raut wajah mama nya yang khawatir.

"Kenapa kamu malah bermain?" Tanya sang ayah dengan nada tinggi.

"K-kenapa?" Shinyu ketakutan saat ini, terlihat dari nada bicaranya yang terdengar gemetar dia juga tidak berani menatap sang ayah.

"Sebentar lagi sudah mulai ujian akhir semester, belajarlah dengan rajin jangan membuang buang waktumu, kau harus mendapatkan ranking pertama kau tau" ketus sang ayah dengan nada dingin dan tajam.

"Aku mengerti ayah, maafkan aku" ucap Shinyu masih dengan suara yang bergetar takut, dia menunduk.

Ayahnya pun pergi meninggalkannya, mungkin dia kembali ke kamarnya, mama nya terlihat masih berdiam diri di ambang pintu menatap Shinyu dengan sorot mata yang sedih? takut? atau ragu? Intinya tidak dapat dijelaskan.

Mama nya tersenyum tipis, "bisa mama masuk?" tanya mama nya lembut. Shinyu mengangguk lemah.

Mama Shinyu pun masuk, tidak lupa dia menutup pintu kamar anaknya, perlahan dia mendekat kearah Shinyu yang sejak tadi masih dalam posisinya, tanpa aba-aba dia memeluk tubuh Shinyu, Shinyu langsung mengeluarkan air matanya yang sejak tadi berusaha dia tahan.

"Udah nggak papa, keluarin aja semua biar lega" ucap sang mama lembut sambil sesekali mengusap punggung anaknya.

Setelah dirasanya Shinyu mulai tenang, mama mulai mengendurkan pelukannya, dia memegang pundak Shinyu dan menatap Shinyu dalam.

"Maaf ya mama selalu nggak bisa belain Shinyu, mama cuma bisa jadi tempat berteduh buat Shinyu, mama tau Shinyu anak kuat anak hebat, mama yakin Shinyu bisa ngehadapin ini semua, mama nggak bisa selamanya ada disisi Shinyu, sekarang dengerin aja kata ayah kamu dulu supaya dia nggak makin marah, oke?" Jelas mama Shinyu dengan suara yang lembut namun tersimpan kesedihan di dalamnya.

"Mama jangan ngomong gitu, Shinyu anak cengeng ma, Shinyu anak lemah, Shinyu-" adu Shinyu, air matanya seperti akan keluar lagi.

"Hush enggak" mama nya segera membawa Shinyu kepelukannya lagi.

"Nggak boleh bicara kayak gitu, kamu harus yakin diri kamu bisa, dunia itu kejam jadi kamu harus jadi anak kuat ya Shinyu" tutur mama Shinyu.

Shinyu mengangguk dalam pelukan mama nya, dia mengendurkan pelukannya, "makasih ma"

Mama nya tersenyum lembut, "udah ya, sekarang mending kamu tidur aja, besok sekolah, mau mama antar?" tanya mama Shin. Shinyu mengangguk penuh semangat walau wajahnya masih ada bekas air mata.

Shinyu pun beranjak menuju kasurnya, "good night, ma" ucap Shinyu setelah membaringkan dia di kasur.

"Kamu juga, good night" ucap mama nya dari ambang pintu dan mematikan lampu kamar, menyisakan lampu tidur saja yang menyala, setelah itu mama benar-benar pergi dari kamar Shinyu.

Shinyu belum tidur, dia masih memandang kosong langit-langit kamarnya. Shinyu menghela nafas berat.

"Ini tidak adil, mengapa harus aku?" lirih Shinyu, tangannya mengepal dan memukul kasurnya pelan.

Sebenarnya Shinyu pernah berfikir untuk mengakhiri hidupnya saja, namun dia selalu teringat bahwa setiap dia memiliki masalah dengan ayahnya, mama nya selalu ada untuknya, itulah yang membuat Shinyu bertahan sampai saat ini. Tak lama kantuk mulai menyerang Shinyu, Shinyu pun akhirnya mulai memejamkan matanya.

• • •

TBC

"always smile like that, ok?" || DoshinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang