Shinyu saat ini sedang berjalan sambil menikmati angin malam yang menerpanya wajahnya, kakinya melangkah membawanya menuju taman di area perumahan.
Shinyu mendudukkan dirinya di kursi taman itu, disinari oleh cahaya sang rembulan dan bintang-bintang yang berkelip membuat perasaan tenang.
Shinyu terdiam, dia terlena oleh suasana malam yang sepi.
Disisi lain, terdapat pemuda seusianya juga yang terlihat sedang berjalan disekitar taman itu, sepertinya dia juga sedang mencari angin, pemuda itu menyadari keberadaan Shinyu yang sedang terdiam di taman.
Lantas pemuda itu berjalan dengan pelan dan sedikit.. ragu? mendekati Shinyu, "Shinyu?" Panggilnya dengan nada yang terdengar ragu, ia takut akan mengganggu waktu Shinyu.
Shinyu yang mendengar seseorang memanggilnya lantas menoleh kearah pemuda di sampingnya, "Dohoon?" Desis Shinyu, "kamu ngapain disini?" Lanjutnya.
"Jalan jalan doang" jawab Dohoon, "boleh aku duduk?" Shinyu hanya mengangguk, Dohoon pun duduk di samping Shinyu tidak berdekatan, mereka memberi jarak diantara keduanya.
Mereka berdua hanya diam, sama sama terlena dalam menikmati ketenangan langit malam.
Saking terlenanya, mereka tidak sadar bahwa sudah sangat larut. Jam pun sudah menunjukkan pukul 22.01.
Shinyu segera beranjak berdiri, membuat Dohoon menoleh kearahnya. "Sudah jam segini, sebaiknya kau pulang" ucap Shinyu tanpa memandang Dohoon.
Mendengar itu Dohoon lantas berdiri dan berkata, "mau ku antar? Sekalian aku mau lebih mengenal tempat ini, bagaimana pun juga aku baru pindahkan" Shinyu melotot kearah Dohoon, sorot matanya seperti berkata kau gila ya lalu dia menarik dan membuang nafasnya panjang, "asal kau tidak keberatan" final Shinyu.
• • •
Di saat perjalanan pulang ke rumah Shinyu, mereka beberapa kali berbicara dan melempar candaan, walau seringkali Shinyu hanya tersenyum tipis sebagai tanggapan.
Tidak terasa rumah Shinyu sudah berada di depan mata.
Shinyu yang melihat itu lantas berterima kasih kepada Dohoon, "selamat malam, Shin" Shinyu mengangguk dan berkata, "kau.., hati hati" setelah mengatakan itu Shinyu segera masuk kedalam rumah. Dohoon pun melangkah pergi dari rumah Shinyu, dia juga harus pulang.
Di dalam, terlihat pria paruh baya di hadapan Shinyu.
"Ingat pulang juga kamu? Keluyuran mulu malam malam, sekalian aja ga usah pulang" geram sang pria paruh baya itu yang merupakan sang ayah.
"P-papa.." lirih Shinyu.
"Ngapain kamu? Mau jadi apa kamu hah? Jadi anak berandal yang keliaran mulu?" Tuduh sang ayah dengan nada keras, tangannya terlihat memerah karena mengepal seakan ingin memukul anak semata wayangnya itu.
"Enggak gitu pa" ucap Shinyu dengan suara yang bergetar, matanya perih seolah air matanya akan keluar begitu saja.
Sang ibu segera menghampiri mereka berdua saat mendengar suara gaduh sang suami dan anaknya, "mas, udah, Shinyu juga butuh bebas mas" bela sang ibu terhadap anaknya.
Sang ayah yang melihat itu lantas berlalu meninggalkan anak dan ibu itu, sang ibu langsung saja memeluk anak satu-satunya yang berharga itu. Tanpa sadar air mata Shinyu telah jatuh saat sang ibu memeluk tubuhnya yang sudah sangat rapuh.
"Udah gapapa, jangan nangis ya" ucap sang ibu menenangkan sambil mengusap belakang kepala Shinyu, "anak mama kuat" sang ibu melonggarkan pelukannya lalu menatap mata Shinyu dalam sesekali mengusap air mata anaknya itu, "udah, sana ke kamar, tidur besok sekolah" Shinyu lantas mengangguk dan berjalan menuju kamarnya di lantai dua.
• • •
Haloo, ditunggu kelanjutannya yaa, sampai sini dulu, maafin ya kali gara gara pendek, otaknya lagi buntu mikirin alur, intinya moga suka deh (。•̀ᴗ-)✧
KAMU SEDANG MEMBACA
"always smile like that, ok?" || Doshin
Fiksi PenggemarKim Dohoon adalah murid pindahan dari sekolah ternama di Korea. Dia pindah karena mengikuti ayahnya yang memilik pekerjaan di luar negeri, Prancis. Sebenarnya tidak banyak yang berubah di kehidupan Dohoon setelah ia pindah ke Prancis, tapi sejak ia...