#2 MASTER

206 39 4
                                        


Suasana yang suram dan dingin begitu terasa, Isak tangis bagai musik merdu yang menghiasi ruangan penuh kacau dimana-mana.

Semua orang sibuk dalam pikiran mereka masing-masing, tak terkecuali Beomgyu dan Yeonjun. Mereka bersandar pada dinding bersama Taehyun melepas kelelahan, baik secara fisik maupun mental.

"BRAVO! Ini adalah rekor tercepat dalam pemilikan Avatar. Tampaknya para PLAYER musim ke 7 ini sangat tangguh"

Lagi-lagi suara pria bertopeng kelinci terdengar menggema, menarik atensi Beomgyu, Yeonjun dan Taehyun.

Tatapan penuh penghakiman tertuju padanya, jika saja pria bertopeng kelinci itu berada di ruangan yang sama dengan mereka, Beomgyu yakin dia pasti sudah mati diamuk semua orang.

"Ada 38 dari 60 PLAYER yang bertahan. Angka yang cukup besar. Tapi sayang hanya ada 20 MASTER yang belum memilih" pria bertopeng kelinci berbicara dengan suara yang dibuat sedih.
Sungguh menyulut amarah semua orang. Tapi apa yang bisa mereka lakukan? Saat ini mereka berada dalam posisi tidak bisa melawan. Mereka hanya bisa menggerakkan gigi dalam diam.

"Tidak usah berlama-lama, mari kita lihat siapa 20 PLAYER yang telah di pilih oleh 20 MASTER terakhir!"

Layar monitor kembali berganti, memperlihatkan urutan nama dan foto semua orang dari angka 1 sampai 20.

"PLAYER Choi Yeonjun"

Beomgyu bernafas lega begitu melihat nama Yeonjun tertera di papan. Meskipun ia tahu apa yang menunggu mereka mungkin jauh lebih buruk dari apa yang baru saja terjadi. Tapi baginya itu tidak masalah selama Yeonjun masih ada bersamanya.

Tak jauh berbeda dengan Beomgyu, Yeonjun juga merasa lega melihat nama si adik ada di papan. Ia berjanji akan menjaga adiknya di tempat asing ini.

"Nama teman mu juga ada di sana" Yeonjun menunjuk posisi nama Taehyun di layar papan.

"Wah bahkan meski bukan di sekolah kau tetap mendapat angka 1"
Tawa Beomgyu sinis, menendang kaki Taehyun.

Awalnya Beomgyu ingin mengabaikan tapi melihat Taehyun yang biasnya bersikap acuh kini terlihat seperti kesepian. Hati nurani Beomgyu yang tersisa sedikit, ingin menghibur nya. Anggap saja sebagai balas budi karena membunuh singa tadi.

'Lagi pula dia cukup berguna'. Ditempat seperti ini lebih banyak rekan lebih baik, apalagi rekan cerdas seperti Taehyun. Beomgyu terlihat sudah menyusun rencana untuk berjaga-jaga kedepannya.

"Kurasa aku memang terlahir jadi jenius"  balas Taehyun duduk bersandar menatap layar.

Bukannya membantah atau pura-pura malu, seperti orang pada umumnya ketika mendapat pujian. Taehyun justru berucap dengan bangga, meski ia tau Beomgyu berbicara hanya untuk basa-basi entah kenapa itu membuatnya lebih baik. Di tempat asing ini tak ada yang ia kenal kecuali si gila Beomgyu.

Swiiss~

Seperti tak membiarkan semua orang bernafas, layar monitor kembali berubah memperlihatkan deretan kata

[ Lalu Bagaimana Dengan yang Tak terpilih. Apa kalian sudah siap? ]

Tulisan itu membuat semua orang yang tak melihat namanya menjadi panik dan gelisah.

"A-apa maksudnya itu?"
Gagap gadis seusia Beomgyu dan Taehyun. Tubuhnya bergetar dalam ketakutan.

"Sudah jelas artinya....MATI"
Untuk pertama kalinya, si pria bertopeng kelinci menjawab pertanyaan mereka dengan senyum. Tapi tidak ada yang mengira jawaban yang dilontarkannya.

Dakk~

"Kyaaaakk~"
Teriakan saling bersahutan.

"Ini...." perkataan Yeonjun tergantung saat menyentuh cairan yang baru saja mengenai kaos birunya. "....Darah?"

Show Time: Battlefield Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang