#14 D-1

78 19 2
                                    

Beomgyu kembali ke kamarnya masih memikirkan perkataan pria bertopeng tentang Trial ke-3.

"Sial. Aku tidak bisa tidak memikirkannya"

Pemuda berusia 18 tahun itu berbaring menatap langit-langit kamar.

Tok~

Suara dari pintu membuat Beomgyu tersadar dari pikirannya, bangkit membuka pintu.

"Kiriman dari mastermu"
Ucap penjaga bertopeng hitam membawa bungkusan kotak sedang berwarna hitam kelam.

Beomgyu mengangguk tanda mengerti, setelah mengerjakan tugasnya tanpa bersuara penjaga itu pergi.

Dibalik pintu kamar, Beomgyu menatap lama kotak hitam berdiameter 35 cm di tangannya.
Padahal ia baru meminta hal ini kurang lebih 2 jam yang lalu, tapi sudah sampai secepat ini.

"Seberapa kaya dan berpengaruh sebenarnya pria bertopeng serigala hitam itu?"

Barang barang yang Beomgyu minta bukanlah hal mudah untuk didapatkan, dan jarang tersedia atau diperdagangkan karna berbahaya, tapi bagi topeng serigala tapaknya itu sangat mudah.

Menggelengkan kepala Beomgyu berjalan menuju meja dan mulai membuka kotak hitam tersebut. Perlahan-lahan membuat sesuatu.

"Seperti inikan caranya?" Tanyanya mengusap tengkuk belakang.

1 jam, 2 jam, waktu berlalu. Tapi Beomgyu masih setia duduk pada tempatnya.

"Ternyata tidak sia-sia suka menonton film aksi"

Beomgyu meregangkan tangan melihat karyanya yang baru selesai dibuat. Terlihat wajahnya cukup puas.

Namun sekali lagi, senyum puas itu berubah menjadi sendu mengingat kejadian kemarin malam, bayangan mereka yang berlari didalam hutan dan Jimin yang berlumuran darah masih jelas tergambar dalam pikiran Beomgyu.

Rasa bersalah dan penyesalan masih membelenggunya karna tidak bisa menyelamatkan Jimin dan yang lain dimalam itu, namun Beomgyu tidak boleh memperlihatkan kelemahan didepan Yeonjun dan teman-temannya yang tersisa.

Sebisa mungkin Beomgyu akan menyembunyikan kelemahan dan kesedihan itu. Menguburnya dalam-dalam.

"Aku berjanji, aku pasti akan membalas mereka. Kuharap kalian beristirahat dengan tenang diatas sana"

Beomgyu kembali menatap langit-langit kamar seolah dapat melihat langit malam dan bintang-bintang, sebelum menggumamkan kalimat terakhir.

"Maaf"

.
.
.

Diruang yang berbentuk kubus dengan dominasi warna putih, Beomgyu, Yeonjun, Hueningkai, Soobin dan Taehyun sedang asik mencerna hidangan makan siang bersama. Sepertinya kamar Yeonjun sudah menjadi markas bagi mereka berlima.

"Jadi apa yang kau bicarakan dengan si pria bertopeng serigala tadi kemarin?"

Taehyun menyadari bahwa Beomgyu tidak keluar dari kamarnya sejak kemarin setelah melakukan panggilan video hadiah Trial ke-2. Ia merasa penasaran terlebih saat Beomgyu menolak ajakan Yeonjun beberapa kali.

Pemuda itu tahu betul Beomgyu akan menjadi anak polos dan penurut pada Yeonjun, jadi sangat aneh jika anak itu menolak panggilan Yeonjun dengan alasan mengantuk.

Awalnya ia berpikir Beomgyu mungkin kelelahan karna dampak dari malam panjang dan mengerikan yang mereka alami, sebab ia juga merasakannya, rasa bersalah dan penyesalan yang tak bisa digambarkan.

Tapi saat Beomgyu datang bergabung untuk makan siang tadi, Taehyun sama sekali tidak melihat perbedaan dari Beomgyu sebelum dan sesudah malam itu. Beomgyu terlihat baik-baik saja, berbeda dengan dirinya dan Soobin yang tampak kelelahan karna tidak bisa tidur nyenyak sejak malam itu. Sesaat Taehyun berpikir bahwa Beomgyu bukan manusia, karna tidak merasakan efek apa-apa dari malam itu.

Show Time: Battlefield Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang