Bertemu - Zhanyi | Seanyi

120 18 21
                                    

Di depan sebuah rumah mewah bernuansa putih yang dikelilingi oleh taman indah terlihat seorang pemuda cantik yang terlihat sangat gugup di sebelah pemuda yang terlihat tak kalah gugup dari pria cantik itu.

“Ge... Aku kembali saja ya? Aku, aku takut ayah Zhan-ge membenciku...” cicit yang lebih muda dengan meremas tangan yang lebih tua.

“Tidak apa-apa. Tenang saja.. Ada gege di samping Yibo. Gege,,, gege akan melindungi Yibo.” balas yang lebih tua seolah ingin menenangkan kekasih mungilnya. Meskipun sebenarnya kondisinya juga tak lebih baik daripada kekasihnya.

Asal kalian tau, ayahnya itu meskipun irit bicara, tatapannya seakan bisa membunuh kalian dalam sekejap. Apalagi, aura dominasi ayahnya yang terbilang sangat kuat. Ah, dia sendiri menjadi tidak yakin apa dia akan tetap berdiri dengan gagah untuk melindungi kekasih mungilnya dari amukan sang ayah?

Saat keduanya tengah sibuk memberanikan diri, pintu besar itu terbuka, menampilkan sosok yang menjadi alasan ketakutan mereka. Tuan Xiao menatap kedua orang yang membeku di hadapannya dengan datar. Lalu, tanpa berkata apapun, Tuan Xiao berjalan melewati keduanya.

“D-ddaddyy!!” mendengar panggilan sang anak, tuan Xiao menoleh. Bibirnya masih tertutup rapat, namun, netranya menatap dengan tajam.

“I-itu.. Anu.. Aaa...” dengan sabar, tuan Xiao menunggu sang anak mengatakan apa yang ingin dia katakan.

“Tuan Xiao, mobil telah siap. Apa kita akan berangkat sekarang?” tuan Xiao diam sejenak sebelum akhirnya menganggukkan kepalanya.

“TUNGGUU!!!”

“Sebenarnya ada apa, Zhan?” tuan Xiao terlihat sudah kesal dengan sang anak. Sifat pengecutnya ini diturunkan oleh siapa sebenarnya?

“Zhan ... Zhan ingin mengenalkan seseorang pada daddy...” jawab Zhan dengan menundukkan kepalanya. Terlihat jelas jika anak semata wayang tuan Xiao sedang ketakutan.

“Haikuan kosongkan semua jadwal saya hari ini.” tanpa memperdulikan jawaban asisten pribadinya, tuan Xiao kembali masuk ke rumahnya. “Apa kau masih akan diam di sana, Zhan?” tanya tuan Xiao saat tidak mendengar derap langkah di belakangnya.

“Ini … Ini jalan, dad!”

Zhan tersenyum pada kekasihnya, dia menganggukkan kepalanya saat sang kekasih menggelengkan kepalanya dengan raut wajah ketakutan. Bahkan, terlihat air mata telah berada di pelupuk matanya.

“Gege, disini. Didi jangan khawatir, gege akan melindungi didi.” mendengar ucapan sang anak, tuan Xiao berkata, “Kau pikir daddy-mu ini pembunuh? Kanibal? Kriminal? Atau apa, Zhan?” Zhan hanya bisa tertawa canggung.

Dan disini lah mereka bertiga, duduk berhadap di ruang tamu dengan Zhan yang menggenggam tangan kekasih mungilnya yang tengah gemetar. Sementara, tuan Xiao duduk dengan santai menunggu sang anak membuka percakapan diantara mereka.

“Tuan besar, tuan, dan tuan muda silahkan dinikmati minuman dan cemilan. Saya pamit undur diri.” ucap kepala maid yang hanya dibalas gumamam oleh tuan Xiao.

Zhan mengambil segelas air itu dan meminumnya dengan rakus. “Daddy, Zhan memiliki kekasih!” ucap Zhan setelahnya.

“Oh? Wow.” respon tuan Xiao datar.

“Daddy, Zhan serius. Zhan sudah memiliki kekasih, dan sekarang sudah jalan dua tahun.” ungkap Zhan yang kini sudah berani menatap sang ayah.

“Oke?”

“Kekasih Zhan seorang laki-laki. Pria cantik ini,” Zhan mengangkat tautan tangannya dengan Yibo, “…adalah kekasih Zhan, namanya Wang Yibo. Zhan dan Yibo sudah menjalin hubungan sejak tingkat akhir junior high school.” sambung Zhan.

“Ha-halo... Halo, daddy-nya Zhan-ge... S-saya,,, saya Wa-wang Yibo...” cicit Yibo dengan meremas tangan kekasihnya dengan erat.

“Sudah tahu.” tuan Xiao menanggapi pernyataan sang anak dan juga perkenalan kekasihnya itu dengan singkat dan padat.

“Eh, da—”

“Butuh waktu selama dua tahun untuk kamu berani mengenalkan kekasihmu itu pada daddy? Sedangkan kamu bisa memamerkan kekasihmu itu ke banyak orang dengan bangga. Wah, keren sekali anak daddy.” potong tuan Xiao dengan diakhiri kalimat yang sarkas.

“M-mmaaf dad...” tuan Xiao hanya menganggukkan kepalanya.

“Hey, nak. Apa saya terlihat menakutkan?” tanya tuan Xiao pada Yibo yang sedari tadi menunduk dan bergetar ketakutan. Reflek, Yibo menganggukkan kepalanya. Namun, setelah sadar cepat-cepat dia menggelengkan kepalanya dengan panik.

“Oi oi, santai. Jangan menggelengkan kepalamu seperti itu. Kamu bisa pusing nanti. Hahhh, Zhan tenangkan dulu kekasihmu itu. Lalu kembali kesini, daddy ingin mengetahui semuanya dengan jelas, langsung dari kamu.” Zhan menganggukkan kepalanya, lalu mengajak kekasih mungilnya itu untuk pergi dari ruang tamu.

Setelah sang anak dan kekasihnya itu tidak lagi terlihat, tuan Xiao tersenyum. “Ah, dia terlihat jauh lebih sempurna di aslinya. Kenapa dia sangat menggemaskan....” lirih tuan Xiao dengan diiringi senyuman yang mulai berubah menjadi seringai. “Zhan, maafkan daddy-mu ini.”

Dua jam berlalu, tuan Xiao sudah berkutat di dapur untuk memasak makan siang mereka. Jika kalian bertanya memang keluarga Xiao tidak memiliki maid atau chef? Jawabannya jelas punya. Banyak. Terus kenapa malah tuan besar mereka yang masak? Itu karena....

Hahhh... Pak tua kita yang satu ini ingin meninggalkan kesan pertama yang baik untuk kekasih anaknya itu. HALAH PAK HALAH, MODUS AJA KAN TUH ASLINYA!

Zhan turun ke ruang tamu dengan Yibo yang keadaannya sudah lebih baik. Entah, apa yang Zhan katakan dan lakukan. Tuan Xiao tidak peduli. HALAH! BASI!

Zhan menghampiri sang ayah, membantu sang ayah untuk menyajikan makan siang mereka tanpa menanyakan alasan kenapa sang ayah yang memasak makan siang untuk mereka.

Setelah semua telah tersaji di atas meja makan, Zhan memanggil Yibo untuk bergabung dengan mereka. Dengan ragu-ragu dan masih jelas jika anak itu masih ketakutan, Yibo duduk di sebelah Zhan dengan tatapan yang masih menunduk.

“Sekali lagi, saya tanya. Apa saya terlihat se-menakutkan itu? Sehingga kekasih dari anak saya saja enggan untuk melihatnya?”

Pertanyaan tuan Xiao sontak membuat Yibo mendongakkan kepalanya, membuatnya bersitatap dengan iris jelaga pria berkepala tiga itu. Yibo terpaku pada sosok yang menyerupai kekasihnya itu. Entah kenapa, ayah dari kekasihnya itu terlihat jauh lebih muda dari usianya. Terlihat seolah rentang usia mereka tidak jauh.

“Whooaa... Sangat tampan...” hingga tanpa sadar, Yibo menyuarakan kekagumannya. Tuan Xiao dan Zhan yang mendengarnya hanya bisa saling tatap.

Awasss, ada yang meleleh itu...

“Saya tidak menakutkan, kan?” dengan kesadaran yang masih melalang buana, Yibo menganggukkan kepalanya. “Uhn, sempurna.” polos Yibo yang membuat Zhan kesal.

“Didi! Kekasihmu sebenarnya siapa?! Menyebalkan.” mendengar seruan Zhan, Yibo langsung mengerjapkan matanya dan membujuk bayi besarnya itu.

Yang sabar ya, Zhan. Kamu sendirian 🙏

Adegan itu akan berlangsung lama jika sang tuan besar tidak menginterupsinya. “Zhan, Yi, lanjut nanti. Sekarang makan.”

Mereka bertiga pun makan dengan khidmat, dengan Zhan yang disuapi oleh Yibo dan tuan Xiao yang melihatnya dengan tatapan datar.

Cemburu, pak? Emang situ siapa?


Next?

Sweet Little Lion Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang