Aktivitas Minjeong berubah, yang awalnya hanya mengurung diri di kamar dan menghabiakan waktu sendiri; kini Minjeong mulai keluar dari zona tersebut, berinteraksi dengan manusia lain.
Ternyata tidak begitu menyeramkan, masih ada manusia baik di dunia ini. Benar kata Jimin, tidak semuanya seperti harimau.
Berbicara soal Jimin, gadis itu sedang bekerja. Dia akan menjemputnya ketika j
m kerjanya sudah selesai.Minjeong juga sudah bisa ditinggal, namun ketika dia akan mulai melakukan sesuatu, dia harus menyebutkan nama Jimin tiga kali dalam hatinya (agar dia bisa merasakan hadirnya Jimin di dekatnya) Minjeong pun berani, benar kata Jimin dan Ning.
Dia bisa melakukannya.
Minjeong mempunyai keyakinan pada dirinya sendiri sekarang.
Ning, bos nya. Sangat baik, dan ternyata Minjeong merasa cocok dan nyambung mengobrol bersama gadis yang selalu tersenyum manis itu (walaupun terkadang Ning mengucapkan kata-kata kasar saat sedang kesal) namun Minjeong sangat menyukainya!
Bekerja itu kadang menyeramkan, ketika ada seorang pengunjung yang bawel, ngotot, dan suka merusak buku, Minjeong harus bersabar menghadapi mereka. Tetapi terkadang bekerja itu menyenangkan, ketika ada pengunjung yang mempunyai selera baca yang sama dengannya, baik hati, dan menjaga buku dengan baik, Minjeong pun ingin mereka selalu datang ke perpustakaan.
"Sampai jumpa lagi, Kak Minjeong!" Pamit seorang pengunjung kepada Minjeong setelah ia mengembalikan buku.
"Ya." Balas Minjeong sembari tersenyum kecil. Dia masih gugup untuk ngobrol panjang lebar dengan orang lain selain Jimin.
"Kerja bagus hari ini, Kim Minjeong."
Minjeong menoleh ke belakang, "terimakasih, bos."
Ning tertawa dan menggelengkan kepalanya. "Panggil saja aku Ning jika jam kerja sudah selesai."
Walaupun kepalanya mengangguk, Minjeong masih tidak enak untuk memanggil bos nya langsung dengan nama.
"Pacarmu sudah menunggumu di depan."
"Aku tidak punya pacar."
"Oh ya? Terus itu siapa?" Ning menunjuk seseorang yang baru saja masuk ke dalam perpustakaan.
Itu Jimin, dia masih menggunakan seragam kerjanya, dengan sedikit keringat di dahinya, gadis itu tersenyum lebar saat melihat Minjeong.
Langkah kaki Jimin pun tambah cepat, ingin segera sampai, ingin segera menyentuh, ingin segera merasakan hadirnya Minjeong.
"Selamat sore, cantik." Sapanya sembari mengelus rambut Minjeong.
"Selamat sore juga, Jimin." Balas Minjeong, tangannya mengambil tangan Jimin lalu ia genggam tangan itu, memberikan kehangatan.
"Kalian terlihat serasi." Celetukan Ning membuat suasana menjadi canggung. Wajah Minjeong merah merona, dia menyembunyikan wajahnya menggunakan tangan Jimin yang ia genggam.
Jimin hanya tertawa, lalu dia berterima kasih kepada Ning dan pamit pulang.
---
Jalanan di sore hari cukup ramai, banyak sekali orang-orang yang baru saja selesai bekerja dan akan pulang ke rumah mereka masing-masing. Seperti Jimin dan Minjeong, mereka berdua sedang dalam perjalanan pulang ke rumah.
Dalam satu hari, Jimin selalu menyempatkan waktunya untuk bersama Minjeong, mendengarkan ceritanya, memastikannya aman, melihat wajahnya.
"Lalu, anak kecil itu ketawa kenceng banget waktu aku bacain dia cerita." Minjeong bercerita tentang seorang anak kecil yang memintanya untuk membacakan satu buku cerita lucu yang membuat mereka berdua tertawa bersama.
"Jadi, hari ini kamu bahagia?" Tanya Jimin, dia selalu memastikan hari Minjeong berjalan dengan baik.
"Yup! Hari ini aku bahagia." Jawab Minjeong dengan keras.
Jimin terkekeh mendengarnya, lalu dia mengelus rambut Minjeong dengan perlahan. "Yosh yosh, kerja bagus Kim Minjeong."
Minjeong tersenyum karena apresiasi yang diberikan Jimin, "kamu juga, Jimin. Kamu juga kerja bagus hari ini."
"Kerja bagus buat kita berdua hari ini."
Minjeong mengangguk, lalu dia menoleh ke arah kanan untuk memperhatikan jalanan, kedua matanya melihat gerobak
es krim. "Jimin.""Hm?"
"Kamu mau es krim engga?"
Jimin menggeleng. "Engga."
Kemudian Minjeong terdiam. Jimin yang merasa aneh pun langsung bertanya, "kenapa?"
"Gapapa."
Jimin pun langsung menyadari bahwa sebenarnya Minjeong ingin makan es krim. Jadi dia pun segera memutarkan kembali kursi rodanya dan mendorongnya menuju ke tempat es krim berada. "Aku berubah pikiran, aku pengen es krim sekarang."
Dan Minjeong pun kembali antusias. "Aku juga mau!"
"Let's go, kita makan es krim dulu sebelum pulang!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Savior
Romance→_→ When you're with the right person, every plece is a right plece. Grey, 2023 (inspired by; Josee, the Tiger and the Fish) slow update 🐢