Bab 28. Momen Kebersamaan

3 2 1
                                    


Matahari pagi menyinari apartemen kecil mereka, menembus tirai tipis yang berkibar lembut tertiup angin. Raina bangun dengan perasaan hangat di dalam hatinya, merasakan kebahagiaan yang telah lama dia impikan. Di sampingnya, Kaivan masih terlelap, wajahnya tenang dan damai.

Raina tersenyum, menikmati momen itu sejenak sebelum perlahan bangun dari tempat tidur. Dia berjalan ke dapur dan mulai menyiapkan sarapan. Aroma kopi segar memenuhi ruangan, menciptakan suasana yang nyaman. Tak lama kemudian, Kaivan muncul, rambutnya masih acak-acakan namun senyumnya cerah.

"Pagi, sayang," katanya sambil mendekati Raina dan mencium pipinya.

"Pagi, Kaivan. Tidurmu nyenyak?" tanya Raina sambil menuangkan kopi ke dalam cangkir.

Kaivan mengangguk. "Ya, aku tidur sangat nyenyak. Aku merasa begitu beruntung bisa bangun di sampingmu setiap pagi."

Mereka menikmati sarapan bersama di meja kecil di sudut dapur. Percakapan mereka mengalir ringan, penuh tawa dan kehangatan. Setiap momen yang mereka habiskan bersama terasa seperti hadiah, memperkuat ikatan di antara mereka.

Setelah sarapan, mereka memutuskan untuk berjalan-jalan di taman dekat apartemen mereka. Tangan mereka saling menggenggam erat, merasa tak terpisahkan satu sama lain. Di bawah pohon-pohon rindang, mereka berbagi cerita tentang masa lalu, impian masa depan, dan segala hal di antara keduanya.

"Saat kita pertama kali mulai berkomunikasi melalui jendela, aku tidak pernah membayangkan kita akan sampai sejauh ini," kata Raina sambil tersenyum.

Kaivan meremas tangannya lembut. "Aku juga. Tapi aku sangat bersyukur kita berani mengambil langkah itu. Aku tidak bisa membayangkan hidup tanpamu sekarang."

Mereka menemukan sebuah bangku di bawah pohon besar dan duduk di sana, menikmati keindahan alam sekitar. Kaivan mengeluarkan gitar kecil yang selalu dia bawa dan mulai memainkan melodi lembut. Raina menutup matanya, membiarkan musik itu mengalir melalui dirinya, mengisi hatinya dengan kedamaian.

"Aku sangat mencintai momen-momen ini," bisik Raina.

"Aku juga, Raina. Musik ini, suasana ini, semuanya terasa sempurna ketika aku bersamamu," jawab Kaivan.

Mereka menghabiskan hari itu dengan cara yang sederhana namun penuh makna. Mereka mengunjungi kedai kopi favorit mereka, membaca buku bersama, dan berbagi ide-ide untuk proyek kreatif mereka. Setiap momen yang mereka habiskan bersama memperkuat hubungan mereka, membuat mereka semakin dekat dan saling mengandalkan.

Malam harinya, mereka kembali ke apartemen dan memasak makan malam bersama. Di tengah-tengah persiapan, Kaivan berhenti dan menatap Raina dengan tatapan penuh cinta.

"Raina, aku sangat mencintaimu. Setiap hari bersamamu adalah kebahagiaan yang tak ternilai," katanya dengan tulus.

Raina merasa hatinya berdebar. "Aku juga mencintaimu, Kaivan. Kamu adalah bagian terbaik dari hidupku."

Setelah makan malam, mereka duduk di sofa, menonton film favorit mereka. Raina bersandar di bahu Kaivan, merasa nyaman dan aman. Mereka berbicara tentang segala hal, dari hal-hal kecil hingga impian besar yang ingin mereka capai bersama.

"Kaivan, apakah kamu pernah berpikir tentang masa depan kita?" tanya Raina dengan suara pelan.

Kaivan mengangguk. "Setiap hari, Raina. Aku ingin kita terus tumbuh bersama, mencapai impian kita, dan membangun kehidupan yang penuh dengan cinta dan kebahagiaan."

Raina merasa air mata haru menggenang di matanya. "Aku juga. Aku ingin kita selalu mendukung satu sama lain, menghadapi setiap tantangan bersama, dan menikmati setiap momen yang kita miliki."

Kidung Kisah di Balik JendelaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang