1) Wewe...?

394 29 6
                                    

Wanita paruh baya terlihat sedang menyiapkan beberapa hidangan yang siap disantap bersama keluarga kecilnya.

Putra serta suaminya pun tak hanya berdiam diri. Mereka membantu sang Ibu meletakan alat makan masing-masing.

Suara manis terdengar dari putranya yang sudah tidak sabar menyantap sarapannya.

"Ibu udah rapi semua ayoo ayoo ma'em," ujarnya seraya mendudukan dirinya dengan semangat. Wajahnya sumringah melihat menu sarapan yang terlihat sangat menggugah seleranya.

"Iyaa sayang, selamat makan."

"Bukannya Asa ada kelas siang hari ini?" tanya sang Ayah yang mengingat jadwal perkuliahan putra kesayangannya itu. Pasalnya ini masih terlalu pagi sepertinya untuk Asa yang sudah berdandan rapi padahal kelasnya baru mulai siang hari.

"Asa mau lihat Agas dulu Yah, dia mau main basket katanya sama anak-anak ukm basket," jawab Asa.

"Oh gitu yaudah. Terus nanti mau berangkat sama Ayah atau dijemput Bagas?"

"Sama Ayah boleh?"

"Boleh dong sayang."

"Yaudah sama Ayah aja biar Agas gak telat harus jemput Asa dulu."

Si Ayah pun mengangguk mengerti. Acara makan itu pun berlanjut dengan khidmat setelahnya.

.

"Ibu, Asa berangkat dulu ya." Pamit Asa, tak lupa menyalami Ibunya.

"Iyaa sayang hati-hati ya."

Asa mengangguk lalu memasuki mobil Ayahnya. Biasanya Asa dijemput kekasihnya untuk berangkat kuliah. Tapi jika ada kesempatan seperti ini dia akan diantar oleh Ayahnya. Itu karena Asa tidak bisa mengendarai mobil ataupun motor, maka nya dia memerlukan seseorang untuk mengantarnya. Jika tidak ada siapapun yang bisa mengantar atau menjemutnya, ia akan naik kendaraan umum.

Syukurnya dia tidak buta arah dan sebelum berpacaran dengan Bagas juga ia sudah terbiasa menaiki kendaraan umum.

***

"Aduh! ishhhhh hati-hati dong, sakit tau," keluh Asa seraya mengelus keningnya yang terkena sasaran empuk bola basket, orang yang tak sengaja melempar bola itu langsung panik menghampiri Asa. Tak lama Bagas datang dengan raut panik, itu tadi temannya yang tak segaja melempar bola dan mengenai kekasihnya. 

"Sayang gapapa?" tanya Bagas khawatir. Ia langsung mengecek kening kekasihnya lalu mengelusnya, lembut.

"sakit," keluh Asa manja.

"ayoo ke ruang kesehatan aja." Ajak Bagas. Ia langsung menggaet tangan kekasihnya agar mengikutinya ke ruang kesehatan. Namun Asa malah menahan sambil menggelengkan kepala.

"kamu belum selesai kan mainnya?" tanya Asa tak yakin. Bagas mengalihkan pandangannya ke arah teman-teman basketnya lalu berseru, "gantiin gue ya, gue gak ikut main lagi."

Teman-temannya itu hanya membalas dengan menunjukan jari jempolnya tanda mereka tak masalah. Memang mereka sudah paham sebucin apa seorang Bagas pada kekasihnya, Akasa.

Akhirnya Asa hanya bisa menurutinya, membiarkan dirinya di tarik pelan oleh Bagas menuju ruang kesehatan.

Di ruang kesehatan, Asa diperiksa dokter yang sedang berjaga. Syukurnya tidak ada yang serius, dia hanya disarankan untuk istirahat sebentar sampai pusing yang ia rasakan menghilang. 

"Asa ada kelas jam berapa?" Tanya Bagas. 

"jam 11 sampe jam 3 sore," balas Asa. 

"mau masuk atau skip dulu aja?"

"gapapa tetep masuk aja, ini juga udah ilang kok sakitnya. Agas ada kelas hari ini?"

"ada nanti jam 1."

Asa mengangguk lalu tersenyum.

"Kenapa senyum senyum? Mau pamer kecantikan?"

"Yehh kecantikan aku mah gak perlu dipamerin."

"Terus kenapa gitu tiba-tiba senyum?"

Lagi, Asa tersenyum, lalu menjawabnya dengan riang, "seneng soalnya Agas bucin banget sama Asa," ujarnya.

Kali ini Bagas yang tidak bisa menutupi senyumnya. Kekasihnya selalu sukses membuatnya gemas.

"Gimana gak bucin kalo pacarnya aja model Akasa Danusela. Udah cantik, baik, gemesin lagi."

"Huuuu gombel."

"Wewe dong hahaha,"

"....?"






Tbc.

Mari ramaikan Syongsok di wp, book mereka msh sedikit banget😭

Btw feel free to call me Dimi, lets be friends🙌

Musuh tapi Pacaran - SyongsokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang