6) Hospitalized

198 14 1
                                    

Akasa masih memejamkan matanya. Tidak, lebih buruk dari itu ia tak hanya memejamkan matanya, melainkan jatuh pingsan setelah tak kuat menahan rasa sesaknya.

Ibu dan Ayahnya langsung membawanya ke Unit Gawat Darurat dan berakhir menjadi tawanan rumah sakit.

Waktu sudah menunjukkan pukul 21.30 malam, namun Bagas belum terlihat. Ibu Akasa sudah memberitahunya jika Asa masuk rumah sakit melalui pesan singkat karena saat di telfon Bagas tak mengangkat. Entah saat ini pria jangkung itu sudah membaca pesan dari Ibu kekasihnya itu atau belum.

Dengan telaten ibu Akasa mengelus lembut punggung tangan putranya yang saat ini tertancap jarum infus. Sudah lama sejak Asa harus di rawat sampai perlu di infus seperti ini.

Bruuuk

Pintu terbuka cukup keras, seseorang membukanya paksa. Siapa lagi kalau bukan yang sangat ditunggu, Bagas. Nafasnya tersengal, sepertinya ia berlari untuk bisa sampai lebih cepat.

"Hahh...hahh Asaa, gimana keadaan Asa, bu?"

"Bagas....tenang nak, Asa udah lebih baik. Sini duduk dulu."

Ibu Asa bangkit dari duduknya, membiarkan kekasih putranya menggantikan posisinya.

"Maafin aku sayang..." ucap Bagas penuh penyesalan. Ia bahkan tak mengindahkan norma sopan santun pada kedua orang tua Akasa. Ia masih bergulat dengan rasa khawatirnya.

"Asa belum sadar dari tadi. Dia pingsan karena sesaknya kambuh." Kali ini Ayah Asa yang bersuara.

Fakta itu tentu semakin membuat tekanan besar yang Bagas rasakan.

Bagas bangkit dari duduknya, beralih menghadap Ayah dan Ibu Asa dengan kepala tertunduk.

"Maafin Bagas, Yah, Bu. Harusnya Agas gak ninggalin Asa." Sesalnya.

"Gapapa nak. Boleh bantu temenin Asa dulu ya. Ibu sama Ayah urus administrasi dulu."

Bagas hanya bisa mengangguk. Sungguh ia benar-benar sangat menyesali perbuatannya.

Setelah kepergian Ayah dan Ibu Asa, Bagas kembali menghampiri Akasa yang masih setia menutup matanya.

Bagas bahkan tak mampu mengangkat kepalanya. Ia membiarkan kekasihnya yang hampir sekarat demi masa lalunya.

Bodoh! Ia memang sangat bodoh.

"Haushh.."

"Asaa? Haus sayang? Ini minum dulu ya."

Senang bukan main, Bagas langsung membantu Asa meminum air. Akhirnya Akasa sadar.

Merasa lebih baik, Asa pun mulai menatap lekat kekasihnya.

"Maaf sayang," ucap Bagas. Ia jelas menyadari tatapan kekasihnya itu.

"Kamu kemana? Kenapa ninggalin aku? Agas gak sayang Asa lagi? Capek ya di repotin Asa terus?" tanya Asa lemah.

"Enggak sayang gak gitu. Maafin Agas please, Asa gak bermaksud gitu. Maaf sayang maaf."

"Kenapa Agas nangis?" Akasa mengusap pipi Bagas yang tiba-tiba dialiri cairan bening.

"Maaf sayang, Agas nyesel banget. Janji gak bakal ninggalin Asa lagi."

"Asa juga minta maaf ya ngerepotin terus."

Bagas menggeleng cepat, "Enggak sayang kamu gak salah sama sekali. Pokoknya yang penting Asa cepet sehat lagi ya sayang."

"Asa mau maafin Agas?"

Akasa mengangguk. "Pasti ko dimaafin, tapi please jangan gitu lagi."

"Iyaa sayang aku janji."

"Ibu sama Ayah mana?"

"Lagi urus administrasi."

"Hmmm, emangnya Asa perlu di rawat?"

Bagas sedikit kebingungan, karena iapun baru datang. Ia tidak benar-benar tau bagaimana kondisi Akasa saat ini.

"Agas juga belum tau sayang, nanti tunggu kabar dari Ibu sama Ayah ya."

Tak lama Ibu Akasa datang seorang diri.

"Sayang, syukurlah kamu udah sadar."

"Maaf ya Ibu, Asa bikin kalian khawatir."

"Gapapa sayang. Ohya untuk malam ini Asa disini dulu ya sayang. Besok di lihat lagi kondisi Asa nya, kalo sudah lebih baik nanti boleh pulang cepet."

Akasa mengangguk lega, begitupun Bagas.

"Ayah mana Bu?"

"Lagi ke kantin dulu."

"Malam ini Bagas aja yang nemenin Asa, Bu. Ayah sama Ibu pasti capek," ujar Bagas menawarkan diri.

"Gapapa nak? Kamu juga pasti capek kan."

"Gapapa bu. Lagian emang niatnya Bagas mau nginep kan tadinya."

"Hmm gitu. Yaudah kalo gitu Ibu sama Ayah pulang ya. Besok pagi kesini lagi. Gapapa kan sayang?"

Asa mengangguk setuju. "gapapa bu. Hati-hati ya."

"Iyaa sayang, yaudah ibu pamit. Setelah ini langsung tidur ya."

Asa mengangguk paham.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.








Tbc.

Enak ya tinggal bilang maaf aja Agas mah 😌

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 24, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Musuh tapi Pacaran - SyongsokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang