5) Aku sakit

222 18 7
                                    

Asya
|Kak

--

Bagas hanya membaca notifikasi pesan itu melalui pop up di layar ponsel pintarnya. Tak berniat membalasnya hingga notifikasi dari orang yang sama kembali muncul. Itu membuat penasaran karena Asya si pengirim pesan itu mengirimkan satu buah foto.

Akhirnya Bagas pun menyempatkan waktunya untuk melihat foto apa yang dikirim oleh mantan kekasihnya itu.

Sekilas ia melihat kekasihnya saat ini yang sudah tidur pulas. Mungkin pengaruh obat yang beberapa saat lalu ia minum.

Kembali pada pesan Asya, ternyata pria mungil itu mengirim foto dirinya yang terlihat sangat lesu.

Asya
|Kak
|Aku sakit

Kenapa?|Apa yang dirasa?|Udah periksa ke dokter blm?|

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kenapa?|
Apa yang dirasa?|
Udah periksa ke dokter blm?|

|Pusing banget
|Kk lupa aku cuma sendiri di jakarta?
|Gimana mau periksa ke dokter
|Gak kuat mau ke dokter juga

Yaudah tunggu|

|Makasih Kak Bagas

--

Bagas berdecak seraya mengusak rambutnya sendiri. Merutuki dirinya yang paling tidak tahan kalau Asya jatuh sakit.

Benar, dirinya tau jika Asya hanya seorang diri di Jakarta, anak itu merantau karena ingin satu kampus dengan dirinya, kala itu.

Sekarang mereka sudah putus, namun tidak mungkin kan Asya yang sudah terlanjur mendaftar kuliah disitu harus pindah kampus juga. Setelah putus dengan Bagas ia menjalani kehidupannya sendiri, bagi dirinya yang sebenarnya sangat manja itu tentunya hal ini perlu perjuangan untuknya.

Dahulu jika sakit, pasti Bagas akan sigap menjaganya. Tak disangka, Bagas masih tetap menjadi Bagas yang sama. Ia tak pernah bisa membiarkan Asya kesulitan seorang diri.

Sebelum pergi, Bagas mengelus surai kekasihnya yang masih terlelap.

"Asa maafin Agas ya, nanti aku balik lagi. Cepet sembuh sayang," ujarnya pada Asa yang sudah pasti tidak akan mendengarnya. Asa tidur pulas sekali. Wajah dan bibirnya sudah tidak sepucat tadi, Bagas harap kekasihnya bisa segera membaik.

***

Asya menyandarkan kepalanya di bahu lebar Bagas. Memejamkan matanya, berharap rasa pusing dikepalanya bisa segera menghilang.

Mereka sedang menunggu giliran untuk diperiksa. Rumah sakit sedang ramai.

Bagas membiarkan mantan kekasihnya itu bersandar padanya. Meski sudah tak ada rasa, tapi kasih sayangnya pada Asya masih ada. Wajah khawatirnya terlihat sangat jelas. Terlebih saat melihat Asya yang terkulai lemas di apartemennya tadi.

Musuh tapi Pacaran - SyongsokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang