2) Demi Dewa Neptunus

230 20 9
                                    

✿✿✿

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✿✿✿


Asa berjalan seorang diri, kelasnya akan dimulai sekitar setengah jam lagi. Sedangkan Bagas, kekasihnya itu sudah ada kelas 20 menit lalu. Mereka baru saja berpisah.

Beginilah kalau berpacaran namun berbeda fakultas, jadwal mereka tak akan pernah bisa sama.

Karena perutnya sedikit keroncongan, Asa memutuskan membeli susu terlebih dahulu. Dia suka susu kotak, terutama Ultramilk Cokelat. Di rumahnya bahkan ada stok cukup banyak. Bagas yang membelikan.

Asa bukan tidak punya teman atau sahabat. Tapi hari ini sahabat terdekatnya di kampus tidak masuk karena sakit, rencananya nanti setelah kelas selesai, ia ingin mengunjungi sahabatnya itu.

Beberapa langkah lagi Asa sampai di stand kantin langganannya namun langkahnya terhenti akibat seseorang menghalangi langkahnya.

Berusaha untuk tidak terkejut namun jelas sekali Asa terlihat tak nyaman atas kehadiran orang itu.

Pria berambut hitam dengan wajah yang sangat sangat tidak ramah membuat Asa semakin tak nyaman dibuatnya. Tanpa sadar Asa menggigit bibir bawahnya.

Akhirnya ia memilih memutar balik namun tangannya di tahan.

"Lepas!" Desak Asa dan orang itu pun langsung menurutinya. Pria yang lebih kecil itu menunjukkan smirk nya.

"Mau kemana? Bukannya lo mau ke kantin? Kenapa putar balik?"

"Bukan urusan lo!" Asa tak ingin terlalu menanggapi tapi pria itu kembali menghalangi langkahnya.

"Apasih yang dilihat Kak Bagas dari diri lo!? Visual biasa aja, Hari-hari nyusahin terus, otak juga gak pinter-pinter amat. Kak Bagas lo pelet ya?"

"Jaga ucapan lo ya! Mahasiswa kok gak bisa bertutur kata dengan baik. Jangan kurang ajar karena gue masih kakak tingkat lo."

"Cih, denger ya! Jangan berpikir lo bisa menang dari gue. Kak Bagas itu milik gue!"

Asa mengepalkan jemarinya menahan emosi, pria dihadapannya itu benar-benar menguji kesabarannya. Padahal pria itu tak lebih tinggi dari dirinya, tapi tatapan matanya yang tajam cukup mempengaruhi Asa. Belum lagi sikap kurang ajarnya yang benar-benar tidak bisa dibilangi baik-baik.

Tanpa menunggu balasan dari Akasa, pria menyebalkan itu pergi. Berlalu dari hadapan Asa.

Akasa menghembuskan nafasnya kasar.

"Punya orang tua gak sih tuh anak, kenapa bisa se kurang ajar itu sama yang lebih tua. Hiiiihhh kesel." Rancau Asa sambil menghentakkan kakinya. Sampai alarm di apple watch nya bergetar, Asa mulai tersadar jika kelasnya sudah dimulai.

"Anjir dah telat dua menit, gara-gara si Asya nih aarrrhhhh"

Akasa langsung berlari menuju kelasnya, semoga dosennya belum datang.

***

"Kenapa sayang kok cemberut terus sih?" Tanya Bagas, merasa tak tahan dengan bibir kekasihnya yang sedari tadi manyun entah karena apa.

"Tadi aku ketemu Asya."

Cukup terkejut mendengar itu, wajah Bagas berubah serius.

"Ngapain ketemu dia? Dia ngomong apa? Kenapa kamu ladenin aja sih."

Asa mendengus kesal, nada bicara Bagas malah seperti menyalahkannya.

"Aku gak sengaja ketemu dia di kantin. Siapa juga yang mau ladenin dia. Dia tuh yang kebiasaan ganggu aku terus. Makanya bilangin mantan kamu itu jangan ganggu aku terus. Huh"

"Maaf sayang. Emang dia bilang apa?"

"Gak tau. Males aku bahas dia."

Bagas menghela nafas. "yaudah iya iyaa maaf ya sayang. Lain kali kalo ketemu dia, kamu langsung pergi aja. Jangan didengerin omongan dia."

"Ya." Balas Asa ketus. Dia kesal dengan Asya tapi pada kekasihnya juga jadi merasa kesal karena tadi sempat terkesan disalahkan.

"Maafin aku gak?"

"Iyaa Agas iyaa. Lagian kamu gak salah, gak perlu minta maaf."

"Tapi kamu kayanya kesel juga sama aku."

"Enggak enggak, sekarang udah gak kesel."

Bagas mengelus punggung tangan kekasihnya.

"Asa denger ya, please..apapun yang dibilang dia gak usah kamu dengerin, dia cuma mau manasin kamu aja. Aku udah gak suka sama dia, kesayangan aku cuma Akasa Danusela aja. Gak ada yang lain."

"Berani sumpah demi dewa neptunus?"

"Iyaa sumpah demi dewa neptunus."

Untuk menyenangkan kekasihnya Bagas menunjukan gestur bersumpah dengan jarinya yang ia tiup lalu menunjuk ke atas, seolah di atas sana ada dewa neptunus yang ia sebutkan.

Melihat Asa yang mulai tersenyum Bagas tak tahan untuk tidak mengecup singkat pipi kekasihnya itu.

Selalu ada sisi menggemaskan dari Akasa yang ia kagumi. Asa membuatnya jatuh cinta setiap hari.

"Kebiasaan cium cium, kalo Ibu liat gimana?"

"Kan pintunya ditutup sayang."

"Tetep aja lah, gimana kalo tiba-tiba ibu masuk kamar."

Bagas terkekeh pelan, kali ini wajah salah tingkah Asa yang sukses membuatnya gemas. Dia yakin sebenarnya Asa menyukai ciumannya itu, tapi terhalang salah tingkah. Ibu juga pasti tidak akan melarang jika itu hanya kecupan singkat, terlebih hanya di pipi.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



















Tbc.

Gemes bgt gue acak acak juga nih bumi😭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gemes bgt gue acak acak juga nih bumi😭

Musuh tapi Pacaran - SyongsokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang