Epilog, the pawns of angels and demons

305 32 6
                                        

Hari itu adalah terakhir kalinya Yoongi bertemu Estelle. Gadis itu pergi, meninggalkannya dengan kalimat perpisahan yang menyakitkan, dan tak pernah kembali lagi.

Estelle ternyata tahu semuanya, bahkan tak sampai memberikan kesempatan pada Yoongi untuk berlutut minta maaf (sejak penjelasan jelas sudah tidak dibutuhkan lagi). Seolah memang ia tak pantas mendapat ampunannya. Hoseok menahannya untuk mengejar Estelle dengan menyampaikan apa yang sudah terjadi lebih lengkap daripada penjelasan Estelle sendiri.

"Miguel mati."

Oh, Tuhan, Yoongi sudah tidak berani memunculkan wajahnya lagi di depan Estelle setelah mendengar kabar itu.

Yoongi juga mendengar Ramón dipenjara setelah tim audit menemukan bukti korupsi pada Montes. Meski bukan berarti dia jadi tak punya jabatan apa-apa atau tak bisa melakukan apapun, dia masih bisa beroperasi, memimpin Montes meski dari dalam penjara ekslusif, hanya saja tak sebanyak itu komando yang bisa ia berikan dan bukan pemberi keputusan utama.

Beberapa kali teror dialami Yoongi, seperti cipratan darah hewan di kaca jendela flatnya di lantai 12 itu, paket kiriman berisi janin binatang yang berlumuran darah dan bau, paket kiriman dengan ancaman-ancaman lainnya yang tak hanya dikirim ke kantor tapi bahkan ke alamat para karyawannya yang lain, dituduh sebagai pembohong, pelaku pencurian, sampai pelaku pelecehan di Moordaine lalu hampir dipukuli massa, dan yang paling parah, puncak dari rasa muaknya dia adalah mencari tahu siapa pelaku-pelaku teror tersebut dan mendatanginya.

dan yang ada di hadapannya adalah... Ronnie.

Yoongi hanya terbahak-bahak. Alasan dibalik teror-teror yang diberikan, ternyata bocah itu cuma ketakutan Yoongi menyebarkan rahasia jika dia adalah anak haram.

"Is that why you killed Miguel, Mate? Samuel went and raised a loser who wasn't even his own blood, typical. I kept my mouth shut, not for your sake, but because the information was worthless. Honestly, I'd have forgotten all about you if you hadn't put on that ridiculous show, you know what I mean?"

Kaki tangannya diikat lalu ia dipukuli di gudang itu, tapi yang Yoongi lakukan adalah menyulutnya dengan sengaja terus tertawa meski kesadarannya tinggal setengah, dan masih terus dipukuli sampai para pengawalnya menemukan tempatnya disekap, Hoseok lalu mengacungkan pistol ke kepala Ronnie.

Ronnie minta ampun, tentu Yoongi tak akan membunuhnya atau makin runyam masalah dengan De Jerez; dan hanya melepaskannya begitu saja. Tetapi, Hoseok tak menganggap itu ringan sama sekali, dia membantu bosnya membalas dendam akan rangkaian teror dan pemukulan malam itu, dengan membuat satu kaki Ronnie patah dan tembakan di bahunya saat meninggalkan wilayah itu.

Well, saat ini ia hanya menjalani sisa kontrak 1 tahunnya dengan Kimdae. Dari kejadian itu, Kimdae mendapat keuntungan dari Samuel lebih banyak demi menutupi kematian Miguel. Samuel tak mempermasalahkan perbuatannya kepada Ronnie sama sekali dan sebaliknya. Mereka menyetujui beberapa relasi dan kerja sama, termasuk kemudahan mendapat barang ilegal dalam jumlah banyak dan dengan harga yang lebih murah dalam jangka waktu tertentu, pendistribusian melalui jalur yang lebih dekat, dan investasi kepada proyek baru Kimdae yang ingin mengembangkan narkoba sintesis jenis baru di Korea.

Bayaran yang Yoongi dapatkan besar, setara 5 proyeknya dalam satu tahun dalam perusahaan pengembangnya. Dia mendapat kejelasan dari pembagian warisan, penyamaan aset yang didapatnya akan setara dengan anak kandung tuan Kim, begitu pula ibunya;

tapi bukannya itu lebih baik daripada kehilangan Estelle....

Yoongi kadang termenung di dalam toko pakaian ketika ingin membeli kemeja baru, atau toko furnitur ketika ingin memperbarui sofa apartemennya yang padahal baik-baik saja—semua itu bisa dilakukan karena uangnya tidak akan habis, tapi terkadang yang mampir di kepalanya adalah betapa menyedihkan dan sepi kehidupannya dengan seluruh uang yang ia miliki sekarang. Sofa baru yang dibelinya tak akan ia bisa duduki dengan Estelle berdua, alat masak yang ingin dibeli juga bukan untuk memasakkan makanan untuk puannya, bantal, seprai, selimut, bahkan keberadannya di Spanyol turut ia pertanyakan sekarang karena... untuk apa jika bukan untuk bersama Estelle?

Perginya Estelle dalam hidupnya ternyata lebih menyakitkan daripada ia harus berpisah dengan Sarah. Yoongi memikirkan beberapa skenario, seperti menyewa mata-mata mahal dengan uangnya untuk mengikuti kemanapun Estelle pergi, untuk mengetahui kegiatannya sehari-hari, lalu suatu hari ia muncul dan minta maaf, sampai melakukan apapun hanya untuk bisa bertemu Estelle saja. Tapi yang bisa ia lakukan hanya sebatas meminta Hoseok mencari Estelle sekali lagi supaya ia bisa kirimkan surat permintaan maafnya.

Lalu suatu hari di akhir musim panas bulan September, usaha Hoseok nyatanya tak sia-sia. Yoongi mendapat telepon,

"Estelle disini, aku menemukannya! Di Granada. Hyung mau menyusul?"

Dengan jantung berdetak kencang dan rasa syukur, Yoongi langsung memasang wajah berseri. Dalam kepalanya mulai membangun skenario yang lain. Tapi,... kemudian malamnya lagi ia berpikir sambil melihat foto yang masih terpajang di meja nakas samping ranjangnya, mengusap-usap bagian gambar dari puan yang masih sangat ia rindukan....

"...dia pergi ke klinik ibu dan anak di pinggir kota. Sendirian. Perutnya... perutnya besar... seperti sedang mengandung, ...hyung."

Satu kali lagi, ia gunakan uangnya untuk memperoleh informasi ilegal pada bulan Oktober, setelah hampir 1 bulan terus memikirkan dalam fase apa hidup Estelle sekarang. Tapi kabar yang ia dapatkan nyatanya makin tak menyenangkan, dan berikan tanda padanya untuk benar-benar sudahi ini semua,

"Usia kandungannya menginjak 17 minggu, dia pergi ke klinik untuk... untuk aborsi, waktu itu."

Yoongi menaruh lagi figura foto itu bersama dengan inginnya bertemu.

~❉~

Bulan Desember, di akhir kontraknya dengan KGarage, Yoongi mendampingi tuan Kim menghadiri acara ulang tahun Samuel Montesinos—atau dalam stage ini adalah Samuel de Jerez, yang lebih mirip pertemuan rahasia antara pemasok dan klien besar T-Seed di resort pribadi Tagomago.

Tamu harus melewati pemeriksaan ketat. Kamera keamanan hanya dipasang di area umum pesta untuk menghindari rekaman pertemuan rahasia, semua alat komunikasi disita di pintu masuk untuk mencegah kebocoran informasi. Selama acara, para eksekutif dari berbagai negara berbicara secara informal, tetapi di belakang layar, mereka berkumpul di ruang konferensi tertutup untuk mendiskusikan kuantitas, pembayaran, logistik penyelundupan, sampai strategi bisnis mereka.

Yoongi tak bergabung dengan pertemuan tuan Kim dengan Samuel, dia hanya menikmati pesta sendirian di pojok dengan segelas wiski. Di tengah gemerlap cahaya dan kemewahan itu ia menatap ke laut yang gelap. Di sekelilingnya, para eksekutif dari seluruh dunia bercengkerama, merayakan keberhasilan mereka dalam bisnis gelap yang telah membawa kekayaan dan kekuasaan.

Namun, jauh di dalam hatinya, dia merasa kosong.

Yoongi merasakan ironi yang mendalam—berhasil mencapai puncak hierarki dunia kriminal, berada di antara orang-orang yang pernah hanya dia bayangkan di layar film. Dia berhasil. Tapi harga yang harus dibayar begitu tinggi. Kekasihnya, satu-satunya orang yang memberinya kebahagiaan, kehangatan, pergi meninggalkannya.

Perasaan bangga itu ada, tapi hanya sedikit. Kebanyakan yang dia rasakan adalah penyesalan dan kesepian. Dia merindukan malam-malam sederhana bersama Estelle, tawa, dan kehangatan yang kini terasa seperti mimpi yang jauh. 80% hatinya dipenuhi kesedihan, dengan hanya secercah kebanggaan yang berusaha menyala di kegelapan itu.

Tuan Kim kemudian bergabung dengannya setelah selesai bicara dengan Samuel, mendekat dengan senyum bangga, hampir sobek ujung-ujung bibirnya tertarik terlalu lebar. Dengan hangat, dia menepuk bahu Yoongi, mengakui pencapaian luar biasa yang telah diraihnya.

"Kerja bagus," katanya dengan suara yang penuh kekaguman. "Kau adalah keberhasilanku."

Senyum yang dipaksakan terus menghiasi wajahnya saat dia bersosialisasi dengan orang-orang penting, berusaha menjalankan perannya di tengah kemewahan yang tidak bisa mengisi kekosongan dalam dirinya.

Malam ini, di antara para klien dan rekan bisnisnya, dia tidak bisa mengusir bayangan wajah sang puan dalam pikirannya.

Di tengah keramaian, dia merasa lebih sendirian daripada sebelumnya. Di balik senyum palsu dan tawa yang dipaksakan, dia merasa terperangkap dalam kehidupan yang telah dia ciptakan sendiri.

"Apakah semua ini sepadan?" tanyanya dalam hati, tanpa jawaban yang memuaskan.

- T A M A T -

a lot of love from
s u n s e t i n d a e g u

Diablo [M] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang