🔞》49. todos mis demonios tienen tu sonrisa

813 34 11
                                        

Langkah Yoongi memberat, kepalanya dipenuhi pertanyaan dan keraguan dan ia sudah mendiami Hoseok sepanjang jalan mereka kembali dari kebun koka itu. Rasanya seperti ingin melarikan diri dan atau segera bertemu puannya untuk memastikan semuanya masih baik-baik saja. Tapi di tengah jalan ia kembali, seseorang menghentikannya ketika ia lewati balkon lantai 2,

"In a rush?"

Yoongi berhenti mendadak. Saking terburu-burunya ia bahkan tak melihat seseorang ada disana. "Oh, sorry," Yoongi mendekat, yang ini ia berani langsung mengulurkan tangannya. "no, just wanna check on Estelle. She was still sleeping."

Miguel menarik tangannya setelah membalas jabatan tangan pria itu. Kemudian ia mengembuskan asap rokok ganjanya sebentar ke arah lain. "I don't know your name yet. Miguel, by the way, it would be disappointing if Estelle never talked about me."

Yoongi terkekeh, ia melirik ke arah Hoseok, memberi kode supaya meninggalkannya saja bersama Miguel. "Yoongi Min. Of course, I knew you, Estelle told me a lot about you, and we've even met before in... police station."

"Ah, sí, police station, the attacked. I guessed it was you." Kepalanya mengangguk-angguk. "British?" tanyanya setelah mendengar aksen yang dimiliki Yoongi.

"Yes, from South Korea, but since 7 years ago officially become a British citizen."

Kepalanya mengangguk-angguk. "Cigarretes? Cannabis?" Miguel menawarkan.

Yoongi tersenyum lalu menggeleng, menolak dengan gerakan tangannya. "Estelle hates it," jelasnya. Lalu ia bergerak mendekati pagar teras supaya bisa lebih santai berdiri sambil memandang pepohonan dan lapangan pacuan kuda di bawah karena Miguel sepertinya tak akan melepaskannya secepat itu.

"Kau orang ketiga yang Estelle ajak datang ke Badajoz. Selalu membuat kami panik karena mengajak seseorang dari luar. Kena marah dua kali berturut-turut, tapi dia melakukannya lagi tahun ini."

Oh? Yoongi baru tahu kalau dirinya bukan orang pertama yang datang, mendengar tak seorang pun boleh kemari selain de Jerez. "Ah, ya, dia sudah katakan tentang itu," dustanya.

Lalu mereka berdua terdiam beberapa lama. Lebih kepada Yoongi yang gugup antara pertemuannya dengan Samuel dan panik memikirkan reaksi Estelle atas apa yang ia lakukan hari ini, maka dari itu ia tak bisa lebih kreatif mencari bahan obrolan dengan Miguel.

"¿Tu amigo, Miguel?"

Yoongi menolehkan kepalanya terkejut mendengar suara yang lain. Yang ini pria umur 20-an, tapi Yoongi tidak tahu siapa.

"De Estelle."

Lalu bocah itu pergi setelah menaikkan alisnya seperti tak terkejut melihat orang asing yang dibawa Estelle ke rumah ini.

"Dia anak Isadora," jelas Miguel kemudian karena melihat Yoongi bingung. "Jangan bertemu Isadora, atau ditawari salah satu barang dagangannya."

Yoongi terkekeh. "Ah, ya, Estelle sempat menjelaskan padaku silsilah keluarga Montesinos, tapi tidak dengan bertemu Isadora. Dia melarangku bertemu Samuel."

"Satu-satunya kesempatanmu dalam setahun bertemu Samuel adalah saat ini. Jika kau bukan klien atau partner dalam kartel Eropanya, dia seperti menghilang dari muka bumi. Bisnis kokain lebih mudah dalam pendistribusian, dan nilainya lebih besar, tapi itu menarik sembarang orang dan penjahat."

"Itu kenapa kau tertarik?"

Miguel menolehkan kepalanya lalu mengernyit, tapi kemudian ia terkekeh sambil membuang lagi tatapannya sambil mengisap rokok ganjanya. "Semua orang tak menyukai Ronnie, anak Samuel, dia berusaha mengesankan Samuel dengan koneksinya, dan berakhir dengan kiriman kokainnya disita polisi federal Swiss, kerugian mencapai ratusan juta euro, dan kau tahu dia membebankan masalahnya kepada siapa? Montes."

Diablo [M] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang