48. que le pagaron con traicione'

261 32 14
                                        

"Kudengar pagi ini di lorong, topikmu menjadi perbincangan hangat. Keributan semalam yang membuat para maid iri dan mulai membandingkan dirimu dengan pasangan mereka yang membosankan. Jadi rencanamu berhasil, Hyung?"

Yoongi terkekeh sambil menggelengkan kepalanya, meski begitu ia meng-iya-kan pertanyaan Hoseok, "Melihat Estelle tidak sanggup bangun; ya."

"Berarti kau harus beri testimoni kepada Jungkook. Berapa kali dalam semalam? Sampai kau mengunci pintu kamarku supaya aku tak melihat kegilaanmu?"

Pria itu tak bisa menahan tawanya. Mereka sedang jalan-jalan di lingkungan mansion besar Montesinos di Badajoz itu. Hanya Yoongi dan Hoseok, seperti informasi sebelumnya jika Estelle tak sanggup bangun adalah benar jika (1) terlalu mengantuk karena baru tidur pukul 2 pagi, dan (2) selangkangannya perih dan pegal tak sanggup untuk berjalan sebab kegiatan panas mereka semalam. Fakta baru, bahwa ternyata Yoongi sengaja merencakan hal tersebut.

"Empat? Penisku sekarang mati rasa."

Hoseok tiba-tiba terpingkal mendengarnya. "Empat?!" serunya, dengan ekspresi tubuh berlebihan khasnya. "Impotent aniya?"

Yoongi ingin menendang bokong Hoseok sekarang karena menyebutnya impoten. "Sialan, kau, Seok."

Pria itu masih terbahak-bahak. "Sepertinya aku juga harus mencoba obatnya. Aku penasaran. Jungkook sudah gila karena menjualnya."

Itu narkoba. Jenis yang menggabungkan obat disfungsi ereksi dan meth untuk meningkatkan libido dan stamina. Transaksi acak yang dilakukan setelah Jungkook menceritakan bisnis barunya dengan seorang teman barunya pula yang ia kenal dari acara after party sebuah gala fashion di Amerika, katanya anak pemilik salah satu kasino besar di Las Vegas. Jimin tutup mata dan tutup telinga. Tiga teman dekatnya kini sudah menjadi bandar, keluarganya di Korea penyelundup; Jimin seperti Estelle, meski tak begitu bersih karena tetap sesekali merokok ganja dan mencicipi kokain, tapi, tetap saja impostor.

"Itu peternakannya, bukan?" gumam Hoseok, menunjuk sebuah kandang modern dengan dagunya. Yang mereka cari-cari pagi ini.

Yoongi melirik ke belakang beberapa detik, ke rumah besar Montesinos dimana Estelle terlelap di salah satu kamarnya. Jantungnya berdetak kencang, berpikir seharusnya ia tak melakukan ini di belakang puannya sendiri. "Kau sudah melihatnya?"

Hoseok menggeleng, lalu mengikuti arah mata bosnya yang memandang ke belakang. Sebelumnya ada beberapa mobil masuk pagi ini. Montesinos mulai berdatangan, informasinya mereka sudah melihat Miguel dan Carla, lalu keluarga Raúl Montesinos, Isadora dan anak-anaknya, kemudian Ramón yang sudah mereka tunggu juga.

Tapi bukan Ramón lagi yang Yoongi cari pagi ini. Melainkan,

"Aku dengar Samuel tidur di mansion yang berbeda, jadi datang dari jalur yang berbeda pula," sahut Hoseok sambil mulai membawa pandangannya ke segala arah mencari letak mansion lain yang ada di tanah ini.

Samuel Montesinos, atau dalam kepentingan bisnis ini, Yoongi ingin bertemu dengan sisi Samuel de Jerez yang mengelola industri ilegal kokainnya.

"Fuck, how many hectares do you think they have here?" Yoongi mengerjapkan matanya beberapa kali memandang hamparan perkebunan yang—jelas luas lapangan sepak bola tidak ada apa-apanya.

"Mungkin 50?"

Tanaman setinggi 3 meter itu disembunyikan di antara bukit dan pepohonan-pepohonan tinggi di setiap beberapa hektare jaraknya. Yoongi membayangkan bagaimana mereka bisa tak terlacak helikopter, drone, Google Earth, dewan paroki, dan lain-lain.

"Apa yang Estelle katakan sampai dia melarangmu kesini, Hyung?"

Sudah diam-diam menyeringai melihat pemandangan ini, bahunya mengedik kecil menjawab pertanyaan Hoseok, "Takut aku tertarik."

Diablo [M] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang