Bagian 3. Tersangka sebenarnya(Part1)

401 27 5
                                    

Maaf kalau bagian3 terlalu lama postnya, ada gangguang mendadak yang tidak bisa di hindari..
Terima kasih sudah bersedia membaca cerita saya sampai di sini.
vote dan komen sangat di nantikan, hehe
Happy reading, :)

*-*-*

Kevin POV

Mereka semua gila? Aku, tersangka pembunuhan? Apa mereka mau mati? Mereka tidak tau siapa aku? Tidak tau siapa ayah ku? Dasar manusia rendahan.

Saat ini aku berada di dalam sebuah ruangan,yang kata mereka ruang introgasi. Ada tiga orang laki-laki yang agak tua dengan pakaian polisi resmi, seorang laki-laki dan perempuan hanya berpakaian biasa.

"Apa kalian punya bukti menuduh ku sebagai pembunuh?" Kata ku sinis kepada seorang petugas bermuka garang di hadapan ku.

Aku duduk si kursi yang berhadapan langsung dengan petugas itu. Tapi petugas itu hanya melotot padaku dia pikir aku takut apa.

"Apa yang kau lakukan pukul 11.45 saat itu?" Lelaki bermuka kusut di samping petugas itu yang bertanya.

"Entahlah, aku mabuk saat itu"

"Itu akan lebih memberatkan mu. Ada dua orang saksi yang melihat mu keluar dari toilet perempuan tepat saat mereka hendak masuk, ada pembelaan tentang itu?" Si cowok kusut bicara lagi. Pembelaan apa? Tentunya aku tidak bersalah ,dasar gila.

Tapi aku hanya diam. Aku tidak sadar masuk toilet perempuan waktu itu. Karna pintunya terlihat sama. Lalu bagaimana caranya agar aku tidak menjelekkan nama keluarga ku, Antonio. Bisa di bunuh ayah kalau sampai hal begini tersebar kemana mana.

"Jadi bagaimana caranya agar aku tidak mendapat tuduhan itu?" Nada suara ku tetap tinggi, harga diri ku terlalu tinggi untuk merendah.

"Ceritakan saja kejadian yang sebenarnya" Petugas garang di hadapan ku akhirnya bersuara juga.

"Aku mabuk dan tanpa sadar masuk ke sana. Aku hanya melakukan yang harus aku lakukan di toilet dan keluar, begitu saja" kata ku sambil membuang muka, ini membuat ku kesal karna hanya itu yang aku tau,itu pun dari cerita Leo tadi. Sedikitpun tidak ada yang aku ingat,kepala ku terus berdenyut saat aku coba mengingatnya.

"apa benda ini milik mu?" Gadis yang sejak tadi diam bertanya sambil menaruh benda di atas meja. Lipstik. What,Lipstik? Dia gila ya? Tidak mungkin itu milikku.

"Kau buta hah? Aku laki-laki" kata ku sambil menggebrak meja dan berdiri. Dengan cepat si cowok kusut itu menyentuh bahu ku dengan keras.

"Lepas" Aku mengayunkan bahu ku, membuat tangan cowok kusut itu lepas. Kemudian aku kembali duduk. Dasar cewek sialan, dia pikir aku apa?tidak normal?

"Ini di temukan di lokasi kejadian, di antara barang korban yang berserakan di lantai. Tapi ini bukan milik korban. kalau kamu tau siapa pemilik lipstik ini ,kemungkinan dia kunci dari kasus ini" gadis itu menjelaskannya padaku. apa? memangnya aku tau itu milik siapa. Dan apa perduli ku, itu kan tugas para polisi. Apa juga haknya bertanya pada ku? Dasar cewek menyebalkan.

*-*-*-*

Vanny POV

Kami sedang mengintrogasi seseorang yang saat ini menjadi tersangka utama. Kevin Antonio,orang menyebalkan yang wajib di hindari saat di sekolah. Jangan pernah menatap matanya kalau kalian masih ingin selamat dan hidup damai di sekolah. Tapi sekarang bukan di sekolah jadi aku rasa tidak masalah.

Aku akan mengungkap siapa tersangka sebenarnya,tapi bukan untuknya atau permintaan konyol dari Leo macan. Jujur saja,ada yang mengganjal di hati ku. Aku yakin ada sesuatu yang hilang ,potongan puzle yang hilang. Tapi apa?

Ray pergi keluar untuk memanggil para saksi yang lain. Kedua petugas pergi untuk menjaga pintu dari luar. jadi hanya aku dan pak kanan yang ada di ruangan ini bersamanya.

Lihat itu, wajah angkuhnya. Dia tidak sadar ya jadi tersangka utama? Membuat ku kesal, apalagi saat dia membentakku tadi. Ingin sekali aku menamparnya. Tapi aku harus profesional kan? Seperti ayah.

Ray kemudian masuk membawa para saksi yang kemungkinan besar membantu di kasus ini. Pak kanan berdiri dari duduknya.

"Kalian semua silahkan berdiri di sana" pak kanan menunjuk area di depan meja. Dan para tersangka itu pun berdiri di belakang kursi yang di duduki kevin. Si kevin itu tetap duduk? Dia tidak tau malu yah??

"Kalian sudah mengerti situasinya kan? Kami menduga ini adalah pembunuhan berencana. Karna itu kalian di harapkan dapat bekerja sama!" Pak kanan bicara dengan nada beratnya. Ekspresi para saksi beraneka ragam.

Aku membaca berkas yang di bawa Ray.

Saksi pertama adalah pria yang berdiri di ujung . Berbadan besar dengan setelan jas, ada alat komunikasi di telinganya. Dia bodyguard club ini, namanya Biff Wellington. Aku merasa tidak ada yang aneh di berkas nya. Dia adalah orang yang cukup dekat dengan Serafina hanya itu.

Di sebelahnya,dua orang yang bernama ella dan evi,yang tadi sempat di introgasi dan membawa kevin kemari. Mereka terlihat lebih santai dari pada tadi.

Di samping evi ada laki laki yang berpakaian ala bertender. Dan ternyata dia memang bertender. Namanya jemmie dia saksi yang melihat kevin masuk ke toilet perempuan. Tidak terlalu akrab dengan Serafina. Hanya kenal sebatas nama. Itu yang tertulis di berkas.

Lalu ada dua gadis yang menangis. Aku melihat ke berkas sekali lagi, mereka adalah teman dekat Serafina. Gadis yang menangis cukup keras,berkapaian seksi tapi tidak terlalu ketat berwarma merah dengan sedikit hiasan berwarna hitam. Lidya namanya, menurut berkas, Serafina lah yang membawa Lidya agar bisa bekerja di club ini dan mereka adalah teman dari kecil. Pasti cukup berat untuknya.

Yang kedua gadis yang berpakaian seksi juga, semua wanita di sini berpakaian seksi dan terbuka ya. Apa mereka tidak masuk angin?. Yah wajar juga sih,kan mereka wanita penghibur.

Namanya Silla. Dia terlihat seperti berumur 30an, tapi tetap cantik. Mengenakan dress berwarna oranye menyala dengan bagian atas yang sangat terbuka. Senior Serafina yang membantu dan mengajarkan Serafina saat pertama kali bekerja di club.

Oke, bahkan saat ini aku sudah memperkecil kemungkinan tersangka. Aku yakin,tersangkanya adalah salah satu dari mereka. Hanya tinggal menunggu bukti dan kasus selesai.

"Permisi pak, kami membawa hasil otopsi dan analisa korban" seorang petugas membawa map coklat masuk ke ruangan. Pak kanan menerimanya dengan anggukan.

Semua mata menuju ke map itu, entah apa yang ada di dalamnya  yang pasti itu akan memberi peluang lebih untuk menemukan si pelaku.

Pak kanan memberikan map itu padaku. Kan aku detektifnya, Pak Kanan itu cuma petugas introgasi. Hal itu membuat semua mata tertuju padaku. Bahkan si kevin itu ikut curi curi pandang. Semoga saja dia yang menjadi tersangka sebenarnya. Agar aku tidak bertemu dia di sekolah.

Aku memutar tali di balik map, perlahan. Oke, mungkin agak mendramatisir. Aku hanya ingin sedikit menambah ketegangan suasana. Tidak masalah kan? Haha, konyolnya aku.

Saat aku hampir membuka map itu, tiba tiba pintu terbuka dengan bunyi yang keras.

BRAKKK

Membuat semua orang mengalihkan pandangan ke arah pintu. Aku agak terkejut saat mengetahui siapa yang ada di sana. Dengan napas terengah dia menuju ke arah kami tunggu , apa mau orang ini?

*-*-*

Makasih banyak sebanyak banyaknya untuk reader semua, i love u all ,, Thanks banget buat vote dan coment dari kalian yang saya gak bisa sebutkan siapa aj( karna ini di tulis di hp,mohon di maafkan) Saya membuat bagian ketiga jadi dua part.

Special thanks buat kakak senior yang udah komen dan ngasih banyak pengarahan buat ku, T-T thank you so much kak,

You Are Mr.Arrogant (on REMAKE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang