Bagian 4. Tersangka Sebenarnya (Part2)

323 25 17
                                    

Pukul 04.09

Ray POV

Vanny hampir saja membuka amplop itu, menghilangkan penasaran yang menganggu. Kalau penasaran sih,jujur aku biasa saja. Aku hanya ingin cepat mengakhiri ini, dan tidur di kasur ku yang empuk. Apalagi harus bangun di tengah malam hanya untuk mendapat kasus yang menyebalkan begini.

Vanny mengatakan padaku kalau dia hanya butuh sedikit bukti dan kasus selesai. Itu membuat ku lega, karna tidak perlu berlama lama di club pengap ini. Berbaring di atas kasur ku yamg empuk dengan berlapis selimut yang hangat. Oh, surga dunia.

BRAKK

aku agak terkejut mendengar suara gebrakan pintu. Apalagi setelah hayalan ku tidur di kasur ku yang empuk. Hm, entah berapa kali aku menyebut kasur ku yang empuk. Karna itu memang empuk!

Aku menatap malas ke arah pintu. Semua orang melakukan hal yang sama, aku melirik ke arah Vanny, dia terlihat terkejut . Tapi terkejut yang beda, entahlah karna apa.

Aku lihat orang yang ada di pintu,dia terengah seperti habis lari maraton, punggungnya pun naik turun. Aku seperti pernah melihatnya, tapi di mana ya. Aku kurang yakin.

Oh, ya aku ingat. Aku melihatnya di toilet. Saat aku memanggil Vanny untuk bertemu saksi. Kalau tidak salah namanya Neon err,atau lion? Entahlah, yang jelas mirip itu.

Bukan itu masalahnya, yang penting adalah kenapa dia bisa masuk kemari? Aku yakin sudah menegaskan pada petugas di luar kalau tidak boleh ada satu orang pun yang masuk ke ruang ini.

Atau jangan jangan dialah pelakunya dan hendak mengaku? aku segera menghilangkan pemikirian itu,tidak mungkin ada pembunuh yang mengaku. Aku melihatnya berjalan ke arah kami.

Tersangka utama kami yang bernama Kevin berdiri dari duduknya. Apa mereka saling kenal? Ya kurasa begitu. Tapi anehnya arah pandangan Lion bukan ke Kevin, tapi ke arah Vanny. Kulihat Vanny membuang muka. Melihat ke arah lain. Ada apa dengannya?

"Detektif, aku ingin bicara dengan mu" Semua orang diam. Lion itu ingin bicara dengan detektif, aku? Tapi kenapa dia seolah bicara dengan Vanny?

"Kau ingin bicara dengan ku?" Kata ku malas, kenapa dia mengganggu sih? Padahal sedikit lagi aku bisa tidur di kasur empuk ku.

Dia hanya menoleh sekilas. "Aku ingin bicara dengan mu, nona detektif" Vanny masih membuang muka. Ada apa dengannya,biasanya dia selalu tegas pada semua orang.

"Leo, ada apa?" Kevin bertanya sambil mendekat ke orang yang ternyata namanya Leo.

Kemudian Leo membisikkan sesuatu ketelinga kevin. Entah apa yang di bicarakan wajah kevin terlihat terkejut bercampur senang.
Kevin dengan senyuman anehnya kembali ke tempat duduknya tadi lalu memandang ke arah Vanny.

"Ada yang ingin sahabat ku bicarakan dengan mu. Dan sebaiknya kau dengarkan dia. Kau tidak akan menyesal,mungkin setelahnya kau akan menemukan tersangka sebenarnya" kevin bicara dengan senyum miring. Bersandar di kursi dengan santainya. Percaya diri sekali dia. Dan ini membuat ku kesal.

"Kalau kau ingin bicara, sebaiknya di sini saja. Agar semua orang ikut mendengarnya." Aku sebenarnya kurang percaya dengan yang di katakan anak mafia itu,Kevin maksudku. Tapi kalau tentang kasus. Aku ingin itu cepat selsai.

"Tidak bisa, aku harus bicara empat mata dengan nona ini." Si leo itu tetap kukuh ingin bicara dengan Vanny. Oh ayolah, kenapa lagi dengan si Vanny.

"Vanny, cepatlah. Aku ingin cepat pulang dan tidur." Aku seperti tidak sadar saat mengatakannya. Membuat Pak kanan menatap ku tajam.

"Ma-maksud ku aku ingin segera mengakhiri ini dan membuat laporan" kata ku sambil tertawa ringan dan menggaruk kepala ku yang tidak gatal. Bisa di omeli atasan kalau sampai pak kanan melaporkan ku.

Vanny menatap tajam ke arah ku. oh ayolah Van! aku mengangkat kedua alis ku dan menunjuk ke arah Leo dengan dagu. Aku ingin dia mendengarkan apa kata Leo, dan semua selesai. Mungkin saja ini memang penting.

Vanny dengan mengehela nafas panjang menaruh amplop coklat tadi di ats meja dan berjalan dengan pelan ke arah sudut ruangan. Leo mengikuti di belakang Vanny saat Vanny melewatinya.

sangat terlihat kalau Vanny tidak suka. Leo bicara dengan begitu pelan. walaupun kami masih di ruangan yang sama, Pembicaraan mereka sama sekali tidak terdengar.

aku melihat Leo mendekatkan kepalanya ke arah Vanny, seperti membisikkan sesuatu. aku memincingkan mata. menyipitkan mata ku agar meihat mereka lebih jelas, apa benar si Leo itu hanya berbisik?

jangan-jangan dia mengambil kesempatan dalam kesempitan! Vanny itu tanggung jawab ku saat ayahnya tidak ada. Dan aku tidak mau dia menjadi korban anggota mavia. Aku kurang yakin Lion itu anggota mavia atau bukan, yang pasti aku tidak akan membiarkan dia terjatuh ke dunia hitam. Ehmm, hitam atau gelap ya? Entahlah.

Aku masih melihat mereka berdua di ujung sana. Tiba tiba Vanny menarik kepalanya tegak begitu cepat, jangan begitu vanny! Nanti otot kamu bisa telilit! Ingin aku bergeriak begitu. Tapi terlalu banyak orang,yah biarlah.

Wajah Vanny menatap lama ke arah Leo seperti berkata SERIUS!!?!!?! Aku tidak tau apa yang di katakan lion itu,tapi sepertinya itu cukup menarik. Vanny melihat ke arah kami, cukup lama. Tapi dia tidak fokus pada satu titik, dia seperti sedang meneliti atau mencari sesuatu di antara kami. Aku ,pak Kanan, dan para saksi.

Aku jadi penasaran, apa yang di katakan Lion. Tidak sengaja mata Vanny bertemu mata ku. Kemudian dia tersenyum tipis. Ah, aku tau. Akhirnya aku bisa cepat tidur di kasur empuk ku.

Vanny berjalan kembali ke arah kami. Kembali ke tempatnya tadi dan mengambil amplop coklat yang sempat tertunda saat hendak di buka. Mata kami bertemu lagi, sekarang dia tidak hanya tersentum tipis. Tapi senyum penuh kemenangan yang sudah sering aku lihat.

Pak kanan dan aku sudah sangat sering melihat senyum itu, senyum saat dia mengetahui segalanya. Dan menemukan sang Pembunuh! Akhirnya,...

Vanny membuka amplop coklat itu dan diam sesaat saat membaca isinya. Dia menatap ku lalu mengangguk. Pak kanan yang melihat anggukan itu pun ikut mengangguk.

"Kita akan pergi ke TKP!" Pak kanan yang memang seram terlihat lebih seram sekarang. Aku tau dia tidak suka kasus selesai dengan cepat, dasar gila kerja!

Setelah mengatakannya, pak kanan berjalan lebih dulu ke pintu diikuti para saksi,kevin si tersangka utama, dan lion, lalu aku dan vanny menyusul di belakanng mereka. Aku melirik Vanny di samping ku. Senyum kemenangan itu,tidak sedikitpun hilang dari wajahnya. Membuat ku menarik sudut bibir ku. Wajahnya terlihat sangat cantik dengan senyum itu. Ah,apa yang aku pikirkan?

*-*-*-*

..

Yosh, Full of Ray POV.. semoga tidak memgecewakan,, :)
Need your vote and coment,,
chap depan,udah tau siapa pembunuhnya, keep following this story yah,, :)

Special thanks buat , Lately08 yang udah baik banget jadi fans Leo, dan terus nunggu chap selanjutnya,semoga gak mengecewakan kamu ya :)

You Are Mr.Arrogant (on REMAKE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang