Bagian 7.

68 6 1
                                    

Ray mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh. Jalanan lenggang memberinya sedikit keuntungan agar cepat sampai ke tujuan. Lelaki itu baru saja kembali dari melaksakan tugas yang di berikan Vanny. Di liriknya barang bukti di kursi penumpang di sebelahnya.

Seharusnya dia mencari wanita dalam foto yang ada di tangannya. Tapi sesaat setelah keluar dari toilet, seorang petugas memberikannya kertas dengan beberapa kalimat di sana. Awalnya dia sangat heran kenapa Vanny menyuhnya pergi ke gereja di pinggiran kota. Tapi setelah mengetahui apa maksud Vanny, rasa penasaran Ray benar-benar hilang.

Vanny memintanya pergi ke gereja dan juga mengambil berkas di kantor kepolisian.

Seperti baru mengingat sesuatu, Ray menginjak remnya kuat-kuat. Di pukulnya jidat putih miliknya berkali-kali. Seharusnya dia pergi ke kantor polisi sekarang kenapa dia malah langsung ke klub!

Mobil hitam itu berbalik dengan kecepatan yang mengejutkan. Ray merutuki kebodohannya sendiri. Sepertinya dia akan datang terlambat ke klub. Semoga tidak ada apapun yang terjadi, karna sejak tadi firasatnya sungguh tidak enak.

○●○

Toilet

Well, Vanny tidak menyangka akan jadi begini. Bagaimana dia tidak berpikir kalau kemungkinan seperti ini akan terjadi? Dengan bodonhya dia tertangkap dengan mudah dan di jadikan sandera. Kalau tau begini dia tidak perlu bicara panjang lebar seperti tadi. Huff, dan kemana perginya Ray sialan itu kenapa belum kembali juga!

"Menjauh atau aku akan merobek tenggorokan gadis ini."

Jemmie dengan gelisah terus menekan pisau di leher Vanny. Sesekali di kibaskannya pisau itu untuk menjauhkan para polisi, Leo, dan Kevin. Jemmie sudah buntu ide, tidak ada lagi yang bisa dia lakukan selain melakukan hal pengecut seperti ini. Dengan cara ini dia akan keluar dari klub dan pergi menghilang tanpa meninggalkan jejak sedikitpun.

"Tenang Jemmie! Tenang!"

Pak Kanan berusaha menenangkan Jemmie, menyuruh kedua petugas yang lain menurunkan senjata api mereka agar Jemmie tidak merasa terancam.

"TENANG! BAGAIMANA AKU BISA TENANG KALAU AKU SUDAH KETAHUAN HAH!"

Jemmie berteriak dengan penuh emosi, setitik dua titik air matanya mulai jatuh. Rasa takut, terluka, marah, semua emosi dalam dirinya bercampur aduk tidak menentu. Pisau di leher Vanny semakin terasa menusuk dan Vanny tidak suka ini, kalau sampai ayahnya pulang dan melihat Vanny terluka bisa - bisa sang Ayah akan melarang Ray mangajak Vanny menyelesaikan kasus lagi.

"Katakan Jemmie, kenapa kau membunuh kekasihmu sendiri?"

Jemmie melirik Vanny yang berbisik padanya. Bagaimana gadis ini tau Jemmie dan Serafina memiliki hubungan khusus hanya dalam hitungan jam? Sedangkan mereka berdua sudah bertahun - tahun menyembunyikannga tanpa ada seorangpun yang tau.

"Katakan Jemmie! Katakan alasan mu membunuhnya!"

Vanny kini bicara dengan keras agar semua orang mendengarnya karna lama menunggu respon dari Jemmie.

"HA.. HAHA HAHAHAH" Tawa Jemmie terdengar nyaring memenuhi keheningan toilet.

"IYA! AKU MEMBUNUH SERA! AKU MEMBUNUHNYA! AKU MEMBUNUH KEKASIH KU KARNA KAU LIDYA!" Jemmie menatap Marah pada Lidya, wanita itu membulatkan matanya terkejut.

"Apa kau pikir aku tidak tau HAH! Hubungan kalian bukan hanya sekedar teman! Kalian. . KALIAN PERNAH TIDUR SERANJANG! DASAR LESBI! HAHAHA... KARNA KAU DIA MENINGGALKAN KU! KAMI AKAN MENIKAH DASAR PELACUR! HANYA BEBERAPA BULAN LAGI KAMI AKAN MENIKAH DAN KAU MEMBUATNYA MENINGGALKAN AKU! Hahhhhh.."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

You Are Mr.Arrogant (on REMAKE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang