Bagian 5. Pembunuhnya Adalah Kau!

399 23 11
                                    

04.16

Ray PoV

Ruangan toilet terasa penuh. Apalagi dengan banyaknya manusia di sini. 12 orang: Enam saksi,tiga polisi, kevin dan lion dan aku. Apa kalian bertanya di mana Vanny? Aku juga ingin tau hal itu!

Sebelum masuk ke toilet,dia bilang akan pergi ke suatu tempat. Hanya sebentar! Dan sekarang sudah hampir setengah dari setengah jam! Ehm,seperempat yah. Tapi ini membuat ku kesal,aku kira bisa cepat tidur di kasur empukku. Dan ternyata malah terjebak di toilet pengap dengan suara bisikan para saksi. Sepertinya itu bukan bisikan,karna aku bisa dengan jelas mendengar mereka.

Kevin dan Lion ada di ujung toilet,sepertinya mereka sedang bicara serius. Aku tidak perduli apa yang mereka bicarakan. Para saksi berada di tengah toilet dan tiga polisi termasuk pak kanan berada di sekitar mereka. Sedangkan aku,bersandar di dinding samping pintu dengan perasaan tidak sabar. Tidak sabar menanti Vanny.

Apa vanny pergi keluar club? Sendirian? Vanny kan tidak bisa naik mobil. Atau mungkin naik taxi? Anak itu selalu saja begitu. Membuat ku gusar. Kalau terjadi apa apa dengannya gimana?aku bisa di gantung dan cincang oleh ayahnya. Atau mungkin vanny pingsan di suatu tempat dan..

Krieek..

Aku melihat Vanny melongokkan kepalanya kedalam. Untunglah itu Vanny. Hampir saja aku berpikir yang tidak tidak. Wajahnya sudah datar lagi seperti biasanya. Aku segera berdiri tegak. Melihatnya dengan pandangan kesal. Aku marah sih sebenarnya. Tapi dia tidak terlihat peduli.

Dia tersenyum tipis sambil mengangkat amplop coklat di tangan kanannya. Apa itu bukti dari semuanya? Akhirnya aku bisa benar benar pulang.

Vanny melangkah masuk ke dalam toilet. Berdiri tepat di depan TKP.Membuat perhatian setiap orang terarah untuknya. Sebenarnya aku juga detektif, tapi kenapa aku tidak melakukan apapun? Aku merasa tidak berguna.

*-*-*-

Author POV

Beberapa saat sebelum Vanny masuk ke dalam toilet.

"Leo,apa wartawan sudah berdatangan? Apa menurutmu ayah tau tentang ini?" Kevin merasa agak gelisah. Dia berjalan mondar mandir di hadapan Leo.

"Tenang saja,Aku sudah menyuruh bawahan Mama mengurus semuanya. Aku juga bertemu Rehan di luar dan menyuruhnya memastikan Paman tidak mendengar apapun tentang ini" Leo sedang bersandar di dinding pojok toilet. Karna pusing melihat Kevin yang mondar-mandir tidak jelas. Leo menarik lengan kevin agar dia berhenti.

"Sudahlah vin, percaya saja pada nona detektif itu."

"Hmm,.aku tidak yakin. Bagaimana kalau dia cuma detektif amatir? Nyawa ku ada di tangannya Leo. Argh" kevin mengusap rambutnya kasar. Frustasi karna belum tau siapa sebenarnya pembunuh itu. Hatinya merasa tidak tenang.

"Ah iya.Leo, menurutmu detektif itu percaya dengan perkataanmu tadi?"

Leo hanya mengangkat bahu dan tersenyum tipis.

"Kurasa dia bukan detektif amatir seperti dugaanmu" kevin mengangkat alisnya tidak mengerti.

Krieett....

Leo dan kevin menolehkan pandangan mereka ke arah pintu. Yang pertama mereka lihat adalah rambut panjang tergerai indah dan bergoyang mengikuti langkah si empunya.

Leo merasa gadis itu menarik, bukan karna sifatnya yg cuek dan jutek. Tapi karna pandangan matanya yang tegas dan tajam.

Kevin merasa gadis itu misterius. Terlalu jutek dan itu bukan tipenya. Apalagi saat pandangan mereka bertemu,tidak ada rasa takut sama sekali. Membuatnya kesal.

You Are Mr.Arrogant (on REMAKE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang