Tiga bulan sebelum kasus pembunuhan Serafina Vilva
"Sudah ku bilang! Aku gak bisa!"
"Tapi.. dulu kamu pernah janji Sera"
"Janji apa maksud mu? Aku tidak mengerti. Sudahlah jem, lupakan saja semuanya"
"Tapi Sera. . "
Wanita berdress merah terang itu melangkah pergi, sebelum sang pria melanjutkan kata-katanya.
"Sera! Apa ini karna 'dia'?" Wanita itu menghentikan langkahnya tiba-tiba.
"Jadi, kamu sudah tau. . ." pernyataan itu membuat jantung si laki-laki berdegup kencang. Wanita itu bicara tanpa membalikkan badannya atau bahkan menoleh sedikitpun.
"Hahh, baguslah kalau kau sudah tau. Dan apa yang akan kau laukan setelah mengetahui semuanya? Kau membuat ku muak." Wanita itu kembali melangkah, kali ini lebih cepat dari sebelumnya.
Lelaki itu yang masih diam mematung, tak percaya dengan jawaban yang dia dapatkan dari wanita yang ia cintai. Jawaban yang membuat seluruh tubuhnya mati rasa.
"Ha..ha..ha" Bukan air mata yang keluar dari matanya. Tapi seringaian mengerikan yang di tampilkannya.
"Kau ingin tau apa yang akan ku lakukan? Lihat saja nanti. Akan ku buat kau menyesal!"
Kata si lelaki penuh tekad sambil mengeratkan kepalan tangannya. Kepalan yang menyimpan benda kecil di sana. Benda lonjong kecil berwarna merah. Lipstik.
~~~
Sekarang
"Kaulah pembunuh Serafina Vilva...Jemmie"
Terkejut ,syok, penasaran,tidak percaya semua itu berada dalam pikiran semua orang di dalam toilet. Jemmie si bertender Club,adalah pembunuh Serafina? Tapi kenapa? Dan bagaimana caranya?
"Tunggu dulu, ku rasa Jemmie tidak ada hubungan apapun dengan Serafina. Mereka bahkan tidak saling mengenal."
Silla menatap bingung ke arah Stevanny yang masih menunjuk tepat ke wajah Jemmie.Ray menurunkan telunjuk Vanny, "Gadis ini mengatakan Jemmie adalah pelakunya. Dia tidak akan asal menuduh tanpa bukti, benar bukan Stevanny?"
Vanny menarik sudut bibirnya, lalu membuka amplop coklat yang dia bawa, membuat beberapa orang tidak percaya dengan penglihatan mereka.
"Tentu saja aku punya bukti, bukti yang sangat kuat, benda ini ku dapat dari seorang pelanggan maniak yang sangat teropsesi pada Sera, butuh waktu memang untuk mendapatkannya. Apa kau bisa mengatakan sesuatu pada kami tuan bertender, Jemmie?"
Pak Kanan mengambil isi amplop itu dan mencocokkan dengan orang bersangkutan di hadapannya, Jemmie. Isi amplop itu adalah foto yang di ambil secara diam-diam oleh seorang fotografer.
Di foto itu, Jemmie sedang berdebat dengan seorang wanita yang pakaiannya sama persis dengan mayat Sera. Barisan mobil yang terparkir rapi menjadi latarnya. Pasti lokasi saat itu di parkiran. Dan menurut waktu di foto itu, gambar mereka diambil pukul 13.15 itu artinya siang tadi.
"I-itu tidak membuktikan apapun, wanita di foto bukan Sera. Banyak wanita di klub mengenakan pakaian seperti itu. Aku tidak membunuhnya!" Jemmie terlihat gugup sambil mengedipkan matanya berkali-kali. Keringat dingin mulai memenuhi dahi putihnya. Vanny menarik sudut bibirnya sekilas.
"Lalu, bisakah kau katakan pada kami siapa wanita ini? sepertinya dia sangat dekat dengan mu," Vanny mendekati Jemmie memasang foto itu tepat di depan wajah Jemmie.
"Vanny, kalau gadis itu memang benar ada. Dia pasti masih ada di klub ini. Aku akan mencarinya."
Ray mengambil foto di tangan vanny dan berjalan pergi. Bahkan belum ada jawaban apapun dari gadis itu. Dasar si Ray. Sepeninggal Ray, semua orang disana terdiam. Terhenyak dalam pikiran mereka masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Mr.Arrogant (on REMAKE)
RomanceNEW COVER FROM @team_wtf #Book1-Pertemuan Sebuah kasus yang mempertemukan mereka. . . Vanny tak menyangka rahasia yang dia simpan dengan mudahnya terbongkar hanya karna sebuah tamparan, mungkin bukan sekedar tamparan. karna yang dia tampar adalah Ke...